Selain psikologi, mimpi bisa terbang juga bisa dipahami dari sudut pandang fisiologi. Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses tubuh manusia, termasuk otak, saraf, dan otot.
Fisiologi mengatakan bahwa mimpi bisa terbang bisa dipengaruhi oleh kondisi fisik kita saat tidur, seperti tahap tidur, gerakan mata, dan aktivitas otot.
Tahap Tidur
Tidur adalah keadaan di mana tubuh dan pikiran kita beristirahat dan memulihkan diri dari aktivitas sehari-hari. Tidur terdiri dari beberapa tahap yang berbeda, yaitu tahap 1, 2, 3, 4, dan REM (rapid eye movement).
Setiap tahap memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda, dan kita bisa beralih dari satu tahap ke tahap lain selama tidur. Tahap tidur yang paling sering dikaitkan dengan mimpi adalah tahap REM, yaitu tahap di mana mata kita bergerak cepat di bawah kelopak mata, dan otak kita sangat aktif, hampir seperti saat kita bangun.
Fisiologi mengatakan bahwa mimpi bisa terbang bisa terjadi saat kita berada di tahap REM, karena di tahap ini otak kita bisa menghasilkan gambar-gambar yang sangat realistis, detail, dan hidup.
Di tahap ini, otak kita juga bisa mengatur dan mengolah informasi yang kita terima sepanjang hari, sehingga mimpi bisa terbang bisa menjadi refleksi dari pengalaman, pengetahuan, atau emosi kita.
Di tahap ini, otak kita juga bisa mengaktifkan area-area yang berkaitan dengan gerakan, persepsi, dan imajinasi, sehingga mimpi bisa terbang bisa menjadi ekspresi dari kemampuan atau keinginan kita untuk bergerak bebas di udara.
Namun, fisiologi juga mengatakan bahwa mimpi bisa terbang bisa juga terjadi di tahap tidur lainnya, seperti tahap 1, 2, 3, atau 4. Di tahap-tahap ini, otak kita tidak seaktif di tahap REM, tetapi masih bisa menghasilkan gambar-gambar yang kurang jelas, kabur, atau abstrak.
Di tahap-tahap ini, otak kita juga bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti suara, cahaya, atau sentuhan, sehingga mimpi bisa terbang bisa disebabkan oleh rangsangan yang kita terima saat tidur.
Di tahap-tahap ini, otak kita juga bisa mengalami fenomena yang disebut hipnagogik atau hipnopompik, yaitu transisi antara tidur dan bangun, di mana kita bisa merasakan halusinasi atau ilusi yang bisa melibatkan terbang.