jfid – Menyambut bulan Ramadan, sebagian besar umat Islam merasa antusias dengan kehadiran bulan suci ini.
Namun, bersamaan dengan kebahagiaan menyambut Ramadan, datang pula tantangan baru dalam menjalani ibadah puasa.
Salah satunya adalah rasa kantuk yang kerap menghampiri di siang hari.
Dehidrasi dan perut yang kosong menjadi dalang utama di balik kelelahan yang dirasakan.
Namun, jangan khawatir, ada solusi sederhana yang bisa membantu mengatasi masalah tersebut: tidur siang.
Namun, perlu diingat, ada seni dan ilmu dalam tidur siang yang efektif.
Mencari Waktu yang Tepat untuk Tidur Siang
Seperti mencari harta karun, menemukan waktu yang tepat untuk tidur siang adalah krusial.
Saat tubuh mulai terasa lelah setelah menunaikan shalat Dzuhur, itulah saat yang tepat untuk bersantai sejenak dengan tidur siang.
Pada saat ini, tubuh sudah melewati setengah hari dan energi mulai menurun, sehingga tidur siang dapat memberikan penyegaran yang dibutuhkan.
Namun, perlu dihindari untuk tidur setelah makan sahur, karena bisa mengganggu pencernaan dan membuat tidur siang tidak nyenyak.
Menentukan Durasi yang Ideal
Tidur siang sebaiknya tidak terlalu pendek atau terlalu panjang. Durasi idealnya adalah sekitar 20-30 menit.
Ini seperti petualangan singkat di negeri ngantuk yang mampu mengembalikan energi tanpa membuat kita terlalu lelah untuk tidur di malam hari.
Tidur selama kurang dari 20 menit mungkin tidak memberikan cukup waktu untuk mencapai tahap tidur yang dalam, sementara tidur lebih dari 30 menit bisa membuat Anda merasa lebih lelah saat bangun dan sulit tidur di malam hari.
Menciptakan Suasana yang Nyaman
Suasana yang tenang dan nyaman di sekitar tempat tidur sangat penting untuk tidur siang yang berkualitas.
Matikan lampu, redupkan suara, dan jauhkan diri dari gangguan.
Gunakan penutup mata dan earplug jika perlu, untuk menciptakan ‘oasis’ kecil di dalam kamar yang memungkinkan Anda untuk bersantai sepenuhnya.
