jfid – Di Tanjung Harapan, Cape Town, Afrika Selatan, terhampar lebih dari 20 kramat atau mazaars, tempat suci umat Islam yang melambangkan tempat peristirahatan para tokoh agama Islam.
Terdapat sekitar tiga Kramat yang tersebar di distrik terpencil Faure, Caledon, Rawsonville, dan Bains Kloof.
Awal mula sejarah Kramats terkait dengan invasi Belanda ke daerah-daerah seperti India, Ceylon (Sri Lanka), dan Jawa (Nusantara/ Indonesia).
Pemimpin-pemimpin lokal dibuang ke Afrika Selatan sebagai dampak dari penjajahan. Pada saat yang bersamaan, warga keturunan Melayu, India, Jawa, Benggala, dan Arab dijadikan budak oleh bangsa Eropa.
Para budak dan juga sultan (ulama, bangsawan, dan raja dari Nusantara) ini memulai komunitas Muslim pertama di Tanjung Harapan, Afrika Selatan.
Makam Syekh Abdurrahman Matebe Syah di pintu gerbang ke Klein Constantia dan Sayed Mahmud di Constantia, mungkin adalah situs peninggalan umat Islam tertua di Afrika Selatan.
Kedua ulama bangsawan ini diketahui berasal dari Sumatera, Indonesia.
Syekh Yusuf, yang lahir pada tahun 1626, dikebumikan di Faure, Cape Town, Afrika Selatan.
Nama lahirnya, Abadin Tadia Tjoessoep, diberikan oleh Sultan Penguasa Kerajaan Gowa yang beragama Islam, yang juga merupakan kerabat ibunya Syekh Yusuf.
Makam Syekh Yusuf mungkin menjadi Makam paling terkenal di Afrika Selatan.
Belum lama ini, South African Heritage Resources Agency menetapkan makam Sayed Abdul Malik sebagai warisan budaya nasional di Afrika Selatan.
Sayed Abdul Malik, seorang ulama keturunan Nusantara, berperan aktif dalam penyebaran agama Islam di Afrika Selatan.
Perannya juga sangat signifikan dalam pembentukan budaya Afrika Selatan, khususnya di bidang spiritualitas.
Penetapan makam Sayed Abdul Malik sebagai warisan budaya nasional Afrika Selatan melalui proses yang panjang, dimulai sejak 1980-an.
Harapannya, kerjasama bilateral antara Indonesia dan Afrika Selatan semakin memperkuat dengan penetapan makam Sayed Abdul Malik sebagai warisan nasional Afrika Selatan.
Makam-makam ini tidak hanya menjadi lambang penghormatan bagi ulama yang berperan dalam penyebaran Agama Islam, tetapi juga merupakan bukti nyata sejarah dan warisan budaya yang tersebar di bumi Nusantara maupun Afrika.
Mereka semua adalah pengingat akan perjuangan penyebaran Agama Islam di Afrika, serta bagaimana mereka telah membentuk sejarah dan budaya Afrika Selatan.