Gaza dalam Bayang-Bayang Nakba: Kisah Pengungsi Palestina yang Tak Pernah Berakhir

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
5 Min Read
Gaza Dalam Bayang Bayang Nakba: Kisah Pengungsi Palestina Yang Tak Pernah Berakhir
Gaza Dalam Bayang Bayang Nakba: Kisah Pengungsi Palestina Yang Tak Pernah Berakhir (AFP/SAID KHATIB)
- Advertisement -

jfid – Gaza, sebuah wilayah sempit yang menjadi rumah bagi sekitar dua juta orang Palestina, kembali menjadi sasaran serangan militer Israel.

Sejak 10 November 2023, ratusan roket dan bom telah menghujani kota-kota di Gaza, menewaskan puluhan warga sipil, termasuk anak-anak, dan menghancurkan infrastruktur dan bangunan.

Israel mengklaim serangan ini sebagai balasan atas peluncuran roket oleh kelompok militan Hamas dari Gaza ke wilayah Israel.

Namun, bagi banyak orang Palestina, serangan Israel ini bukan hanya sekadar konflik militer, melainkan juga simbol dari penindasan dan pengusiran yang telah mereka alami selama puluhan tahun.

Mereka mengingat peristiwa Nakba, yang berarti “malapetaka” dalam bahasa Arab, yang terjadi pada tahun 1948, ketika Israel didirikan di atas tanah Palestina.

Nakba adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pengusiran massal dan hilangnya tanah air bagi sebagian besar penduduk Palestina selama dan setelah perang Arab-Israel pertama pada tahun 1948.

Menurut sejarawan Ilan Pappe, sekitar 800.000 orang Palestina, atau lebih dari separuh populasi saat itu, dipaksa meninggalkan rumah dan tanah mereka oleh pasukan Zionis dan Israel.

Mereka melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Lebanon, Suriah, Yordania, dan Mesir, atau ke wilayah-wilayah yang masih dikuasai oleh Arab, seperti Tepi Barat dan Gaza.

Selama proses pengusiran ini, lebih dari 400 desa dan kota Arab dihancurkan atau dikosongkan oleh Israel, dan banyak kejahatan perang terjadi, seperti pembantaian, pemerkosaan, dan penyiksaan.

Sebagian besar pengungsi Palestina tidak pernah bisa kembali ke tanah mereka, dan hidup dalam kemiskinan, diskriminasi, dan ketidakpastian di kamp-kamp pengungsian yang padat dan kumuh.

Mereka juga harus menghadapi ancaman konstan dari Israel, yang terus memperluas wilayahnya dengan menduduki dan menetapkan permukiman ilegal di Tepi Barat dan Gaza.

Hari Nakba diperingati setiap tanggal 15 Mei oleh orang-orang Palestina di seluruh dunia, sebagai bentuk perlawanan dan ingatan terhadap tragedi yang dialami oleh nenek moyang mereka.

Namun, banyak aktivis dan ahli yang mengatakan bahwa Nakba bukan hanya peristiwa sejarah, melainkan juga realitas yang masih berlangsung hingga hari ini.

Mereka menunjukkan bahwa orang-orang Palestina masih mengalami pelanggaran hak asasi manusia, penghinaan, dan pengabaian oleh Israel dan komunitas internasional.

Salah satu contohnya adalah krisis kemanusiaan yang dialami oleh penduduk Gaza, yang telah mengalami tiga perang besar dengan Israel sejak tahun 2008, dan juga blokade ekonomi dan politik yang membatasi akses mereka ke sumber daya dasar, seperti air, listrik, makanan, dan obat-obatan.

Selain itu, mereka juga harus menghadapi diskriminasi dan kekerasan dari pihak berwenang Israel, yang sering kali menangkap, menembak, atau membunuh warga sipil tanpa alasan yang jelas.

Dalam situasi yang penuh ketakutan dan kesedihan ini, banyak warga Gaza yang merasa bahwa mereka sedang mengalami Nakba baru, atau setidaknya mengulangi pengalaman traumatis nenek moyang mereka.

Mereka khawatir bahwa mereka akan kehilangan rumah, keluarga, dan nyawa mereka dalam serangan-serangan Israel yang semakin brutal dan sewenang-wenang.

Mereka juga merasa tidak berdaya dan tidak berharap, karena mereka tidak mendapatkan dukungan atau perlindungan dari dunia luar.

Namun, di tengah keterpurukan ini, ada juga semangat perlawanan dan solidaritas yang muncul dari orang-orang Palestina, baik di Gaza maupun di tempat lain.

Mereka mengekspresikan kemarahan dan kesedihan mereka melalui protes, unjuk rasa, seni, media sosial, dan cara-cara lain yang kreatif dan damai.

Mereka juga menunjukkan dukungan dan simpati mereka kepada sesama korban serangan Israel, dengan memberikan bantuan, pertolongan, dan doa.

Mereka menegaskan bahwa mereka tidak akan menyerah atau melupakan hak dan martabat mereka sebagai manusia dan sebagai bangsa.

Gaza dalam bayang-bayang Nakba adalah kisah pengungsi Palestina yang tak pernah berakhir. Ini adalah kisah tentang penderitaan, penindasan, dan pengusiran yang dialami oleh jutaan orang selama lebih dari tujuh dekade.

Tapi ini juga adalah kisah tentang perjuangan, ketahanan, dan harapan yang terus hidup di hati dan pikiran orang-orang Palestina. Ini adalah kisah yang layak didengar dan dihormati oleh dunia.

- Advertisement -
Share This Article