Hasil Survei Terbaru, Prabowo-Gibran Unggul dari Pasangan Lain

Deni Puja Pranata By Deni Puja Pranata
4 Min Read
Hasil Survei Terbaru, Prabowo Gibran Unggul Dari Pasangan Lain
Hasil Survei Terbaru, Prabowo Gibran Unggul Dari Pasangan Lain

jfid – Survei LSI Denny JA dilakukan pada tanggal 2-8 Oktober 2023 dengan menggunakan metode wawancara tatap muka kepada 1.620 responden di seluruh Indonesia.

Survei ini menunjukkan bahwa pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, unggul dari pasangan lainnya yang telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 36 persen, sedangkan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memperoleh 33,1 persen, dan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar memperoleh 23,5 persen.

Survei ini juga menunjukkan bahwa Prabowo unggul dari Ganjar dan Anies dalam head to head, baik dipasangkan dengan Erick Thohir, Khofifah Indar Parawansa, maupun Gibran. 

Ad image

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, mengatakan bahwa Prabowo masih kokoh di urutan teratas dibandingkan Ganjar dan Anies. Selisih elektabilitas Prabowo dengan Ganjar sebesar 1,9 persen, sedangkan selisih elektabilitas Prabowo dengan Anies sebesar 25,3 persen.

Jokowi Do’akan dan Restui Gibran Cawapres Prabowo

Pada tanggal 22 Oktober 2023, Partai Golkar mengumumkan bahwa mereka akan mengusung Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

Keputusan ini diambil setelah Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar yang dihadiri oleh Ketua Umum Airlangga Hartarto, Sekretaris Jenderal Lodewijk Freidrich Paulus, dan sejumlah pengurus lainnya. 

Keputusan Partai Golkar ini mengejutkan banyak pihak, karena Gibran merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), partai yang juga mengusung pasangan calon presiden (capres) dan cawapres lainnya, yaitu Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Gibran sendiri saat ini menjabat sebagai Wali Kota Solo sejak 2021, setelah memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 dengan perolehan suara 86,57 persen. 

Presiden Jokowi, yang juga Ketua Dewan Pembina PDIP, menyatakan bahwa dirinya tidak mencampuri urusan politik anaknya. Ia mengatakan bahwa sebagai orang tua, ia hanya bisa mendoakan dan merestui apapun keputusan Gibran. Ia juga menyerahkan sepenuhnya ranah politik kepada partai-partai pengusung capres dan cawapres. 

Prabowo Subianto, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju, mengaku senang dengan rekomendasi Partai Golkar tersebut. Ia mengatakan bahwa Gibran adalah sosok muda yang cerdas, berprestasi, dan memiliki visi yang sama dengan dirinya untuk memajukan Indonesia. Ia juga mengapresiasi sikap Jokowi yang memberikan kebebasan kepada anaknya untuk berpolitik. 

Dampak

Keputusan Partai Golkar untuk mengusung Gibran sebagai cawapres Prabowo berpotensi memiliki dampak yang signifikan bagi dinamika politik nasional. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah:

Meningkatnya popularitas Gibran. Gibran merupakan salah satu tokoh muda yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Ia dikenal sebagai pengusaha sukses yang memiliki sejumlah bisnis kuliner dan properti. Ia juga dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat dan peduli dengan pembangunan daerah. Dengan menjadi cawapres Prabowo, Gibran memiliki kesempatan untuk menunjukkan kapasitasnya sebagai pemimpin nasional dan meningkatkan elektabilitasnya.

Tantangan

Meskipun memiliki dampak yang positif bagi koalisi Indonesia Maju, keputusan Partai Golkar untuk mengusung Gibran sebagai cawapres Prabowo juga menimbulkan sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi adalah:

Mengatasi perbedaan ideologi dan program. Gibran dan Prabowo berasal dari partai yang berbeda ideologi dan program. Gibran adalah kader PDIP, partai yang berhaluan nasionalis dan berbasis pada Pancasila. Prabowo adalah ketua Gerindra, partai yang berhaluan nasionalis-religius dan berbasis pada Trisakti. Keduanya harus mampu menyelaraskan visi dan misi mereka dalam menyusun platform politik yang dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia.

Share This Article