Anggota DPRD Jatim Abdullah Muhdi menyapa para guru dari Yayasan Ponpes Dakwatul Khoir, Kertosono, Nganjuk, pada Selasa (25/02) pagi di aula serbaguna Dakwatul Khoir.
Acara tersebut merupakan rentetan Program Serap Aspirasi (Reses) yang bertujuan mengetahui kebutuhan para guru secara langsung.
Alfi Rohmatin Ulya, perwakilan dari guru Madrasah Ibtidaiyyah Dakwatul Khoir mengatakan, salah satu kegundahan guru adalah kurangnya kuota beasiswa PIP untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah.
“Kalau kita ajukan 100 siswa, biasanya diterima sebagian. Sementara di sekolah SD, semua dapat,” ungkap Alfi.
Alfi mengatakan bahwa Madrasah sangat membutuhkan beasiswa, mengingat jumlah siswa juga banyak.
Sementara itu, Izza Rahman, salah satu guru MTs Dakwatul Khoir, menyampaikan aspirasi bahwa kesejahteraan guru honorer perlu diprioritaskan.
“Gurunya pintar, siswanya pintar tapi kalau ekonomi gurunya jauh dari kata cukup, akan terkendala juga,” beber Izza menggambarkan kondisi guru honorer.
Gus Muhdi menanggapi aspirasi tersebut berjanji akan membawa issue ini ke Pemerintah Provinsi.
“Kita akan bawa semua aspirasi guru ini, dan kita kawal,” kata Gus Muhdi.
Sebelumnya, Gus Muhdi menyampaikan bahwa bonus demograsi Indonesia salah satu pelopor keberhasilannya adalah guru.
Jika guru berhasil, maka tercipta Indonesia Emas. Jika gagal mendidik, maka bisa jadi ‘Indonesia Cemas’.
Jadi, lanjut Gus Muhdi, bonus demografi itu seperti dua mata pisau.
“Kalau berhasil luar biasa, kalau gagal namanya jadi ‘Bencana Demografi’,” ujar Gus Muhdi.
Berangkat dari penjelasan tersebut, Gus Muhdi sangat mendukung aspirasi terkait kesejahteraan Guru.
“Kami akan perjuangkan. Kalau dibutuhkan Sarana dan Prasarana untuk kantor juga kita berikan sebagai dukungan,” pungkasnya.
