Ad image

Seru dan Menginspirasi! 10 Film Biopik Terbaik Sepanjang Masa, Tonton Dimana Aja, Rebahin Ataupun yang Lain, Terserah!

Lukman Sanjaya By Lukman Sanjaya
9 Min Read
Seru dan Menginspirasi! 10 Film Biopik Terbaik Sepanjang Masa, Tonton Dimana Aja, Rebahin Ataupun yang Lain, Terserah! (Ilustrasi)
Seru dan Menginspirasi! 10 Film Biopik Terbaik Sepanjang Masa, Tonton Dimana Aja, Rebahin Ataupun yang Lain, Terserah! (Ilustrasi)
- Advertisement -

jfid – Biopik, atau film biografi, selalu memikat penonton dengan narasi yang menggali kehidupan tokoh-tokoh nyata dengan detail yang kadang lebih dramatis dari fiksi.

Namun, dari sekian banyak film biopik yang beredar, mana yang benar-benar layak disematkan sebagai yang terbaik sepanjang masa? Apakah kita melihat hanya pada akurasi sejarahnya?

Atau mungkin bagaimana film tersebut mampu memengaruhi kita secara emosional, melampaui batas layar perak?

Kali ini, kita akan mengupas tuntas sepuluh film biopik terbaik yang tak hanya sekadar menceritakan kisah hidup tokoh-tokoh terkenal, tetapi juga menantang penontonnya untuk melihat kembali dunia dengan perspektif baru.

Mari kita jelajahi bersama!

1. Schindler’s List (1993)

Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa Schindler’s List adalah mahakarya yang tak lekang oleh waktu.

Disutradarai oleh Steven Spielberg, film ini adalah salah satu gambaran paling brutal dan jujur tentang Holocaust.

Namun, fokus utamanya bukan pada penderitaan tanpa henti, melainkan pada secercah kemanusiaan yang muncul di tengah-tengah kegelapan.

Oskar Schindler, seorang pengusaha Jerman, memulai perjalanannya sebagai seorang oportunis, tetapi akhirnya menjadi penyelamat bagi lebih dari seribu pengungsi Yahudi.

Spielberg tak hanya sekadar merekonstruksi sejarah; dia mengajak penonton untuk merenungkan kompleksitas moral manusia.

Sebuah pertanyaan yang muncul: Apakah setiap orang punya harga diri di tengah ketidakadilan yang begitu masif?

2. Malcolm X (1992)

Spike Lee mengambil tantangan besar saat memutuskan untuk mengangkat kisah hidup Malcolm X ke layar lebar.

Dengan Denzel Washington memerankan tokoh utama, film ini bukan hanya sekadar biografi, tetapi juga sebuah cermin dari konflik rasial yang hingga kini masih relevan di Amerika.

Apa yang membuat film ini begitu kuat adalah kenyataan bahwa Malcolm X bukanlah tokoh yang mudah dikotak-kotakkan.

Dia adalah sosok yang berevolusi, dari seorang kriminal, menjadi seorang pejuang hak-hak sipil yang kontroversial.

Dalam film ini, Lee berhasil menyoroti dinamika perubahan Malcolm X yang tidak hanya signifikan secara politik, tetapi juga secara pribadi.

3. Oppenheimer (2023)

Dalam film Oppenheimer, Christopher Nolan kembali membuktikan kemampuannya sebagai sutradara dengan mengangkat kisah J. Robert Oppenheimer.

Fisikawan ini sering dijuluki sebagai “bapak bom atom”, tetapi Nolan berhasil menyelami dilema etis yang dihadapi Oppenheimer saat menciptakan senjata pemusnah massal tersebut.

Dengan Cillian Murphy memerankan Oppenheimer, film ini menjadi lebih dari sekadar biografi; ini adalah sebuah studi tentang ambisi, penyesalan, dan harga yang harus dibayar oleh mereka yang bermain dengan api.

Film ini tidak hanya menggali dalam konteks sejarah, tetapi juga menghadirkan pertanyaan moral yang hingga kini masih relevan: Seberapa besar kita harus menanggung konsekuensi dari kemajuan sains?

4. Goodfellas (1990)

Jika ada satu film yang bisa merangkum dunia kriminal dengan brutal namun penuh gaya, maka Goodfellas adalah jawabannya.

Disutradarai oleh Martin Scorsese, film ini menyoroti kehidupan Henry Hill, seorang penjahat kelas kakap yang terjerumus dalam kehidupan mafia.

Film ini terkenal karena kecepatan narasi dan cara Scorsese menyajikan dunia bawah tanah yang glamor namun mematikan.

Penonton dibawa dalam roller coaster emosional yang menantang mereka untuk merasa simpati, meskipun hanya sejenak, kepada para karakter yang sebenarnya jauh dari sempurna.

Narasi yang cepat dan sinematik yang memukau membuat Goodfellas lebih dari sekadar film biopik; ini adalah legenda hidup.

5. Napoleon (1927)

Ketika bicara tentang film bisu, Napoleon adalah sebuah karya epik yang masih memukau hingga kini.

Disutradarai oleh Abel Gance, film ini adalah gambaran yang mendalam tentang perjalanan seorang pemimpin yang ambisius dan penuh intrik, Napoleon Bonaparte.

Meskipun hanya berfokus pada kehidupan awal Napoleon, film ini tetap menghadirkan detail yang mengesankan dari berbagai manuver politik dan militer yang menjadikannya salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah.

Sebuah pertanyaan yang selalu muncul: Apakah seorang pemimpin lahir dari ambisi atau dari kebutuhan? Gance dengan cerdas meninggalkan jawaban itu kepada penonton.

6. A Beautiful Mind (2001)

A Beautiful Mind, disutradarai oleh Ron Howard, adalah salah satu film biopik yang menantang batas antara kegeniusan dan kegilaan.

John Nash, seorang matematikawan jenius yang diperankan dengan gemilang oleh Russell Crowe, berjuang melawan skizofrenia, yang mengancam baik karir maupun kehidupan pribadinya.

Film ini berhasil menyajikan kompleksitas kondisi mental dengan cara yang mendalam dan penuh empati.

Lebih dari sekadar biografi, A Beautiful Mind menyoroti bagaimana perjuangan individu melawan penyakit mental tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga pada orang-orang di sekitarnya.

7. The Social Network (2010)

David Fincher membawa kita kembali ke awal mula era media sosial dengan The Social Network, yang mengisahkan perjalanan Mark Zuckerberg dan penciptaan Facebook.

Namun, di balik narasi tentang kemajuan teknologi, film ini lebih berbicara tentang persahabatan, pengkhianatan, dan ambisi tanpa batas.

Melalui film ini, kita diingatkan bahwa inovasi tidak selalu lahir dari niat yang murni.

The Social Network menunjukkan sisi gelap dari kesuksesan, di mana hubungan pribadi seringkali menjadi korban dari pengejaran ambisi.

Seiring berkembangnya teknologi, kita pun semakin dituntut untuk mempertanyakan: Apakah semua kesuksesan layak diperjuangkan?

8. The Wolf of Wall Street (2013)

Martin Scorsese kembali ke daftar ini dengan The Wolf of Wall Street, film yang penuh energi dan provokatif tentang kehidupan Jordan Belfort, seorang pialang saham yang tenggelam dalam korupsi dan hedonisme.

Leonardo DiCaprio memerankan Belfort dengan intensitas yang mengagumkan, membuat penonton terpesona sekaligus ngeri dengan gaya hidup liar sang karakter.

Film ini adalah satir yang kejam terhadap budaya kapitalisme ekstrem, di mana keserakahan dijadikan bahan bakar utama.

Lebih dari sekadar biopik, The Wolf of Wall Street adalah sebuah cermin yang memaksa penonton untuk melihat sisi buruk dari kesuksesan materi tanpa batas.

9. Amadeus (1984)

Dalam Amadeus, Miloš Forman menyajikan kisah hidup Wolfgang Amadeus Mozart dengan cara yang tak lazim.

Daripada menceritakan langsung tentang kejeniusan Mozart, film ini berfokus pada Antonio Salieri, seorang komponis yang hidup di bawah bayang-bayang sang maestro.

Melalui sudut pandang Salieri, kita melihat kecemburuan, ambisi, dan keputusasaan yang melanda seseorang yang sadar bahwa dia tidak akan pernah mencapai kebesaran yang sama dengan Mozart.

Film ini adalah pengingat bahwa kadang-kadang, kegeniusan satu orang bisa menjadi kutukan bagi orang lain.

10. Lincoln (2012)

Steven Spielberg menutup daftar ini dengan Lincoln, sebuah film yang mengangkat hari-hari terakhir Presiden Abraham Lincoln dalam upayanya untuk mengakhiri Perang Saudara Amerika dan menghapus perbudakan.

Daniel Day-Lewis yang memerankan Lincoln, memberikan performa yang tak terlupakan, begitu kuat hingga seolah menghidupkan kembali presiden legendaris ini.

Lincoln bukan hanya sebuah film sejarah; ini adalah sebuah meditasi tentang kepemimpinan, integritas, dan pengorbanan.

Spielberg dengan cermat menggambarkan tekanan yang dihadapi Lincoln, menunjukkan bahwa menjadi pemimpin besar bukanlah tugas yang mudah, tetapi selalu penuh dengan dilema moral yang tak terelakkan.

Film biopik terbaik tidak hanya menceritakan kisah hidup tokoh-tokoh terkenal, tetapi juga menghadirkan narasi yang menantang kita untuk berpikir lebih dalam tentang sejarah, moralitas, dan kemanusiaan.

Setiap film dalam daftar ini menawarkan sesuatu yang unik, baik itu dari segi narasi, performa, atau sinematik, menjadikannya layak untuk ditonton dan direnungkan.

Dalam dunia di mana fiksi sering kali menjadi pelarian, biopik menawarkan kesempatan langka untuk menengok kembali kehidupan nyata dan belajar dari mereka yang telah menjalani kehidupan luar biasa.

Jadi, film mana yang akan Anda tonton malam ini?

- Advertisement -
Share This Article