Ad image

Coki Pardede dan Indah G Roasting Aksi Boikot Israel, Publik Menunggu Tindakan Polisi

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
4 Min Read
Coki Pardede dan Indah G Roasting Aksi Boikot Israel, Publik Menunggu Tindakan Polisi (Ilustrasi)
Coki Pardede dan Indah G Roasting Aksi Boikot Israel, Publik Menunggu Tindakan Polisi (Ilustrasi)
- Advertisement -

jfid – Kontroversi terbaru melibatkan dua selebriti Indonesia, Coki Pardede dan Indah G, yang menghadapi kecaman luas setelah sebuah video podcast mereka viral.

Dalam video tersebut, Coki dan Indah G menertawakan aksi boikot terhadap produk-produk yang berafiliasi dengan Israel, khususnya merek kopi Starbucks, di tengah isu genosida terhadap Palestina.

Coki Pardede mengungkapkan bahwa ia masih menikmati kopi tersebut hampir setiap hari, dan Indah G terlihat tertawa terbahak-bahak mendengar pernyataan tersebut.

Reaksi Netizen dan Publik

Reaksi dari netizen sangat negatif, dengan banyak yang menilai bahwa sikap Coki dan Indah G meremehkan gerakan boikot yang berkaitan dengan isu kemanusiaan yang serius.

Kecaman datang dari berbagai kalangan, termasuk aktivis dan pakar hukum, yang menilai tindakan mereka tidak pantas dan kurang empatik terhadap penderitaan rakyat Palestina.

Hingga saat ini, baik Coki Pardede maupun Indah G belum memberikan klarifikasi atau penyesalan terkait komentar mereka.

Publik terus menunjukkan ketidakpuasan dengan berbagai komentar negatif, menilai sikap mereka sebagai bentuk ketidakpedulian terhadap isu kemanusiaan yang mendalam.

Pandangan Berbeda dalam Komunitas Pendukung Palestina

Di dalam komunitas pendukung Palestina, terdapat berbagai pandangan mengenai aksi boikot terhadap produk-produk berafiliasi dengan Israel.

Salah satu tokoh terkemuka, Dokter Richard Lee, yang meskipun mendukung Palestina, menyatakan bahwa ia tidak ingin terlibat dalam boikot produk.

Menurut Lee, konflik antara Palestina dan Israel lebih merupakan masalah penjajahan daripada konflik agama.

Ia berpendapat bahwa dukungan terhadap Palestina harus difokuskan pada isu penjajahan dan bukan hanya sekadar tindakan boikot.

Di sisi lain, Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) yang dipimpin oleh Omar Barghouti aktif mendorong aksi boikot sebagai bentuk protes terhadap penindasan yang dialami oleh rakyat Palestina.

BDS melihat boikot sebagai langkah penting untuk memberikan tekanan pada perusahaan-perusahaan yang dianggap mendukung tindakan Israel terhadap Palestina.

Namun, ada juga pihak-pihak yang meragukan efektivitas dan dampak dari aksi boikot ini, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Respons dari Gerakan BDS dan Aktivis

Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) Indonesia, yang terdiri dari berbagai individu dan kelompok pendukung Palestina, telah menyuarakan bahwa tindakan Coki dan Indah G menunjukkan kurangnya empati terhadap perjuangan Palestina.

Giri Taufik, seorang pegiat BDS Indonesia, menegaskan bahwa boikot adalah cara untuk memberikan tekanan pada perusahaan-perusahaan yang dianggap berkomplicit dengan tindakan Israel.

Menurutnya, pernyataan Coki dan Indah G dapat merugikan gerakan solidaritas yang sedang berlangsung.

Netizen juga menunjukkan ketidakpuasan mereka di media sosial, dengan beberapa menyerukan agar masyarakat lebih mendukung aksi boikot sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.

Mereka menekankan pentingnya tindakan nyata dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina, termasuk melalui boikot produk yang mendukung Israel, sebagai langkah untuk menekan pemerintah Israel.

Kontroversi yang melibatkan Coki Pardede dan Indah G menunjukkan bagaimana isu-isu global yang kompleks, seperti konflik Palestina-Israel, dapat memicu reaksi luas di tingkat publik dan media sosial.

Meskipun banyak yang mendukung aksi boikot sebagai bentuk solidaritas, terdapat juga tokoh-tokoh yang menentang atau skeptis terhadap pendekatan tersebut, menyoroti kompleksitas isu ini dalam komunitas pendukung Palestina.

Respons publik dan berbagai pandangan dalam komunitas pendukung Palestina mencerminkan betapa rumitnya masalah ini dan betapa pentingnya dialog dan pemahaman yang lebih mendalam dalam menyikapi isu-isu kemanusiaan global.

- Advertisement -
Share This Article