Postingan tersebut mendapat lebih dari 15 ribu retweet dan 20 ribu like, serta ribuan komentar yang mengecam Zara.
Banyak yang menyerukan boikot terhadap merek tersebut, termasuk pejabat Palestina yang mengeluarkan fatwa untuk melarang pembelian produk Zara di seluruh dunia.
Zara sendiri telah menghapus postingan kampanye tersebut dari akun media sosialnya, tetapi belum memberikan pernyataan resmi atau permintaan maaf.
Beberapa netizen mengatakan bahwa Zara telah menghapus komentar-komentar negatif dari postingannya sebelum menghapusnya.
Menurut sumber yang tidak mau disebutkan namanya, kampanye tersebut sebenarnya bertujuan untuk menunjukkan “keindahan dalam kehancuran” dan tidak ada hubungannya dengan konflik Israel-Palestina.
Namun, sumber tersebut mengakui bahwa kampanye tersebut kurang sensitif dan tidak mempertimbangkan dampak sosial dan politiknya.
Zara bukanlah merek pertama yang terlibat dalam kontroversi terkait Palestina. Sebelumnya, merek sepatu Vans juga mendapat protes karena menolak desain sepatu yang menampilkan bendera Palestina dalam kompetisi desain online. Selain itu, merek kosmetik MAC juga dikritik karena menghapus nama Palestina dari situs webnya.