Jfid,BANGKALAN – Lantunan doa dan isak haru mewarnai GEdung Ratoh Ebuh, saat Wisuda Institut Agama Islam (IAI) Syaichona Mohammad Cholil Bangkalan, Selasa (16/09/2025).
Sebanyak 130 mahasiswa resmi dikukuhkan sebagai sarjana, menandai momen bersejarah, wisuda perdana sejak kampus ini resmi berstatus institut.
Para wisudawan berasal dari dua fakultas dengan empat program studi: Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Ekonomi Syariah (ES), dan Hukum Pidana Islam (HPI).
Rektor IAI Syaichona Mohammad Cholil, Dr. Fera Andriani Djakfar Musthafa, Lc., M.Pd., menegaskan bahwa wisuda bukan sekadar akhir perjalanan kuliah, melainkan awal pengabdian.
“Selebrasi ini hanya sesaat. Tantangan sejati justru bagaimana ilmu yang diperoleh benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat,” ucapnya penuh penekanan.
Fera menambahkan, lulusan kampus ini memiliki ciri khas yang membedakan mereka dari lulusan perguruan tinggi lain, yaitu jiwa santri.
“Di era kompetisi global, yang akan bertahan bukan hanya yang cerdas, tapi mereka yang amanah, berintegritas, pekerja keras, dan tak berhenti belajar. Nilai-nilai pesantren inilah yang kami wariskan,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, kampus juga memberikan penghargaan kepada mahasiswa dan dosen berprestasi. Fera mengingatkan bahwa peluang kerja kini semakin luas, bahkan profesi baru seperti konten kreator bisa menjadi ladang pengabdian—asal tetap berlandaskan nilai moral dan integritas.
Senada dengan itu, Ketua Senat IAI Syaichona Mohammad Cholil, KH. Nasih Aschal, menyebut wisuda kali ini sebagai panggung prestasi. Mahasiswa terbukti mampu mengukir capaian hingga level nasional.
“Wisuda ini bukan hanya seremoni, tetapi bukti nyata kualitas akademik dan mentalitas santri yang siap bersaing,” ujarnya.
Ke depan, IAI Syaichona Mohammad Cholil bersiap menambah program studi baru serta mempercepat transformasi menuju universitas.
“Secara SDM kami siap. Proses pembukaan prodi baru sedang berjalan. Tantangannya berat, tapi kami yakin bisa,” pungkas Nasih yang juga anggota DPRD Provinsi Jawa Timur itu.
Penulis: Syahril
editor: Fiah


