jf.id – Gangguan panik adalah kondisi yang ditandai dengan serangan panik atau kecemasan berlebihan secara tiba-tiba. Gangguan ini dapat terjadi berulang kali tanpa alasan yang jelas. Gangguan panik lebih sering dialami oleh wanita daripada laki-laki. Umumnya, kondisi ini terjadi pada orang yang baru menginjak usia dewasa atau pada orang yang sedang dalam tekanan (stres) .
Serangan panik adalah episode singkat dari kecemasan intens yang menyebabkan sensasi fisik ketakutan. Serangan panik bisa terjadi kapan saja, terutama bagi orang yang memang memiliki gangguan kecemasan. Serangan panik biasanya dimulai secara tiba-tiba dan tanpa peringatan. Kondisi ini bisa timbul kapan saja, seperti sedang mengendarai mobil, berjalan-jalan di mal, di tengah-tengah meeting bahkan saat tertidur lelap .
Gejala dan tanda yang muncul akibat gangguan panik meliputi:
- Nyeri dada
- Sensasi tersedak atau tercekik
- Menggigil
- Mual
- Mulut kering
- Sesak napas
- Jantung berdebar
- Berkeringat
- Kesemutan atau mati rasa di tangan atau kaki
- Gemetar
- Pusing, sakit kepala ringan, atau pingsan
- Perasaan tidak nyata
- Rasa malapetaka atau bahaya yang akan datang
- Takut kehilangan kendali atau kematian
Hingga saat ini, penyebab gangguan panik belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi karena ada bagian otak dan sistem saraf yang keliru dalam menerjemahkan gerakan atau sensasi di tubuh. Akibatnya, gerakan atau sensasi tersebut dianggap sebagai suatu ancaman .
Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya gangguan panik, yaitu:
- Memiliki keluarga yang menderita gangguan panik
- Menderita penyakit mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan
- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Mengalami kejadian traumatis, seperti kecelakaan, kekerasan fisik, atau kekerasan seksual
- Mengalami perubahan drastis dalam hidup, seperti perceraian, kehilangan orang tercinta, atau kehilangan pekerjaan
Gangguan panik dapat ditangani dengan psikoterapi atau pemberian obat-obatan. Penanganan tersebut bertujuan untuk meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya .
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi serangan panik adalah:
- Menyadari datangnya serangan panik dan menerimanya sebagai respons alamiah tubuh terhadap situasi yang menimbulkan stres berat. Dengan menyadari kondisi tersebut, penderita akan lebih mudah mengelola ketakutan yang ada dan menyadari bahwa serangan panik hanya bersifat sementara .
- Mengenali pemicu serangan panik dan menghadapinya dengan cara yang tepat. Misalnya, jika serangan panik dipicu oleh beban pekerjaan atau hubungan interpersonal yang kurang baik, penderita bisa mencari solusi untuk mengurangi stres atau memperbaiki komunikasi dengan orang lain .
- Mengatur pernapasan dengan menghirup dan mengembuskan napas secara perlahan dan dalam. Hal ini bisa membantu menenangkan pikiran dan tubuh serta mengurangi gejala fisik seperti jantung berdebar-debar atau sesak napas .
- Mencari dukungan dari orang-orang terdekat seperti keluarga, pasangan, teman, atau profesional kesehatan mental. Dengan berbagi perasaan dan pengalaman dengan orang lain, penderita bisa merasa lebih lega dan didukung. Selain itu, penderita juga bisa belajar dari orang-orang yang pernah mengalami kondisi serupa .
- Melakukan aktivitas fisik secara teratur seperti berjalan, bersepeda, berenang, atau yoga. Aktivitas fisik bisa membantu melepaskan endorfin, yaitu hormon yang bisa meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres .
- Menghindari atau mengurangi konsumsi kafein, alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang yang bisa memicu atau memperparah serangan panik .
Gangguan panik adalah kondisi yang bisa diatasi dengan cara yang tepat. Jika Anda mengalami gejala-gejala gangguan panik, segera periksakan diri ke dokter atau psikolog untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai. Jangan biarkan gangguan panik mengganggu kualitas hidup Anda.