Hal yang Tersembunyi dari Fattah Jasin, Terbongkar

Syahril Abdillah
6 Min Read
Fattah Jasin atau Gus Acing, Bacalon Bupati Sumenep periode 2020-2025 (Foto: Istimewa)
Fattah Jasin atau Gus Acing, Bacalon Bupati Sumenep periode 2020-2025 (Foto: Istimewa)

Sumenep, Jurnalfaktual.id, | Bukan sebuah mitos, jika pemimpin-pemimpin sejak era Kerajaan Sumenep, secara turun-temurun mempunyai prabon kekuasaan. Contoh: Arya Wiraraja, kala itu sebagai Adipati Sumenep. Bagaimana dengan  Ronggolawe (putranya), tentu buah takkan jatuh dari pohonnya.

Ronggolawe, menjadi Aryawiraraja kedua. Ia menjadi Adipati di Tuban. Darah kepemimpinan Aryawiraraja melekat ditubuh Ronggolawe. Keberanian, kecerdasan, ketangkasan, dari Ksatria Ronggolawe menjadikan namanya kesohor di seantero Jawa.

Lalu bagaimana dengan Fattah Jasin? Siapa Fattah Jasin? Di bab ini, Saya tidak akan membahas soal pengabdiannya selama lebih dari 30 tahun pada masyarakat Jawa Timur. Namun, dari silsilah garis keturunan Fattah Jasin, sungguh ternyata ia adalah keturunan murni Raden Patah (Sultan pertama Demak).

Expedisi jurnalfaktual.id tentang nama Fattah Jasin Bacalon Bupati Sumenep (dari PKB). Berawal dari sanggahan dan protes masyarakat Sumenep pada jurnalfaktual.id, saat menyebut nama Fattah Jasin tidak populer dimasyarakat Sumenep.

Suara pembelaan (Netizen) pada Fattah Jasin berhamburan. Nama Fattah Jasin seolah dilindungi oleh kekuatan-kekuatan magic. Seperti komentar akun Facebook Putra Sumekar, yang mengklaim dirinya sebagai keturunan darah biru. Ia tak terima saat Fattah Jasin disebut orang yang lebih populer dari Nurfitriyana Busyro atau Bacalon lainnya.

“Gus Acing atau bapak Fattah Jasin adalah salah satu figur dan lambang keturunan raja Sumenep. Siapa para Raden Bagus (RB),  Raden (R), yang tidak mengenal beliau. Beliau adalah seorang teladan dari para keturunan kaum Bangsawan di Sumenep,” ujarnya, dengan kalimat tegas.

Dan akun Facebook bernama Slamet, yang mengaku dirinya sebagai juru kunci Asta Tinggi atau penjaga Asta Tinggi. Membenarkan, jika Gus Acing adalah keturunan raja Sumenep, dari Sultan Demak.

“Gus Acing itu orang terhormat, berbudi pekerti tinggi. Gus Acing itu keturunan raja-raja Sumenep. Orang tua Gus Acing ada dipasarean Asta Tinggi, itu jelasnya, jika masyarakat atau siapapun yang kurang jelas, bisa langsung kroscek ke Asta tinggi dan tanya ke Saya,” ujar Slamet, juru kunci Asta Tinggi.

Informasi yang dihimpun dari Netizen, akhirnya jurnalfaktual.id melakukan Observasi ke pemakaman Asta Tinggi dan mencoba menemui bapak Slamet, selaku juru kunci Asta Tinggi. Saat di Asta Tinggi, jurnalfaktual.id bertemu dengan bapak Slamet dan melakukan wawancara eksklusif.

Siapa Fattah Jasin? Siapa orang tua Fattah Jasin? Dari keturunan raja mana? Dan seperti apa silsilah keluarga Fattah Jasin? Begitulah pertanyaan jurnalfaktual.id pada sang juru kunci Asta Tinggi.

“Jika ditarik ke atas, Nasab Gus Fattah Jasin, beliau titisan Raden Patah. Raden Patah atau Praba atau Raden Bagus Kasan alias Jin Bun bergelar Senapati Jimbun atau Panembahan Jimbun adalah pendiri dan Raja Demak pertama yang memerintah tahun 1500-1518. Jika ditarik dari orang tua atau leluhur dari Fattah Jasin, itu ke Kanjeng Suradi Benggolo V (Adipati Semarang) yang tidak lain adalah mertua Sultan Abdurrahman (Raja Sumenep),” terangnya pada jurnalfaktual.id, Minggu (24/11/2019).

Kanjeng Suradi Benggolo V (Adipati Semarang) sebagai sosok yang disegani Sultan Abdurrahman. Selain Mertua Sultan Abdurrahman, Kanjeng Suradi Benggolo V, memiliki Kharisma dan dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana.

Kanjeng Suradi Benggolo V mempunyai putri, yaitu Nyai Kanjeng Fatimah. Putri Adipati Benggolo V yang bernama Nyai Kanjeng Fatimah, beliaulah yang dijadikan istri Sultan Abdurrahman.

Bapak Slamet menjelaskan, jika para Raja-raja Sumenep yang memimpin setelah Sultan adalah keturunan permaisuri dari Jawa. Dan Juru kunci Asta Tinggi tersebut, sangat faham silsilah dari Gus Acing.

“Jika ditarik dari Nenek Gus Acing, darah Gus Acing titisan Bindara Ibrahim. Bindara Ibrahim adalah saudara kandung dari Bindara Saod. Bindara Ibrahim adalah seorang Ulama yang tetesan nya menjadi cikal bakal Ulama Sumenep, seperti Kiyai di pesantren Anuqoyah dan Kiyai sepuh Karay,” terangnya.

Bapak Slamet menambahkan, jika Gus Acing Nyalon Bupati Sumenep, pendukung-pendukungnya pasti Banyak dari Guluk-guluk, Ganding, Lenteng. Karena Gus Acing sendiri, memiliki banyak saudara dipesantren-pesantren.

“Batuampar, Pasti pilih Gus Acing semua, disana kan Famili Gus Acing. Para keturunan Bangsawan dan Para Ulama-ulama, pasti dukung Gus Acing,” imbuhnya.

Kembali pada nama Raden Patah (Sultan Demak). Raden Patah Sendiri adalah putra Brawijaya V. Dalam babat tanah Jawa diceritakan, saat Naya Genggong dan Sabdo Palon, Moksa. Kedua punggawa kerajaan Majapahit tersebut diajak masuk Islam oleh Raden Brawijaya V.

Ketika Raden Brawijaya V, memanggil Naya Genggong dan Sabdo Palon. Brawijaya V berkata pada kedua punggawa kerajaan tersebut.

“Paman, mari kita memeluk agama Islam”

Tiba-tiba kedua Punggawa sakti tersebut menolak, dan berkata dengan nada amarah.

“Gusti, Hingga 500 tahun mendatang, Tanah Jawa dan Madura tetap akan dipimpin oleh para keturunan dan darah tuan Gusti. Namun, jika tuan mengajak hamba untuk masuk Islam, hamba tidak Sudi, Tapi hamba berjanji akan menjaga Anak cucu tuan Gusti untuk memimpin tanah Jawa,” ungkap Sabdo Palon dengan amarah. Hingga moksa didepan Raden Brawijaya V.

Laporan: Deni Puja Pranata

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article