Tantangan E-Warung yang Menjadi Pahlawan Bagi KPM

Rasyiqi
By Rasyiqi
4 Min Read
Para KPM yang antri hingga larut malam di E-warung Semoga Jaya di desa Gadu Timur (foto:redaksi)
Para KPM yang antri hingga larut malam di E-warung Semoga Jaya di desa Gadu Timur (foto:redaksi)

jfID – Tantangan E-warung yang selalu menjadi pilihan utama bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dan oleh KPM setempat disebut-sebut sebagai Pahlawan. Berbagai tudinganpun datang dari pihak-pihak yang mengaku petugas.

Sebagaimana peristiwa beberapa hari yang lalu. Sudahri mengaku, jika didatangi segerombolan orang yang mengaku petugas dengan nada kasar dan menghardiknya.

E-warung itu bernama Semoga Jaya, terletak di Desa Gadu Timur, kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. E-warung tersebut selalu disesaki oleh KPM dengan alasan murah dan memberikan kwalitas sembako super.

Sudahri, rumahnya menjadi tempat penampungan sembako yang dipersiapkan untuk KPM. Kediamannya seringkali didatangi orang yang mengaku petugas. Datang mengintrogasi dan bernada kasar.

“Beberapa hari yang lalu, datang segerombolan yang mengaku petugas. Berjumlah 6 orang. Mengintrogasi saya, dengan nada kasar dan menuding E-warung Semoga Jaya dengan fitnahan yang kejam,” terang Sudahri. Sabtu (10/10/2020).

Jurnalfaktual.id mencoba mendalami apa yang terjadi dengan E-warung tersebut dan menanyakan secara langsung pada beberapa KPM yang membelanjakan haknya ke E-warung Semoga Jaya. Sudahri, memberikan pengakuan yang mengejutkan.

“Datang 6 orang dengan nada sinis, salah satu orang yang mengaku petugas, menyoal dengan nada kasar. Kenapa telurnya bisa 22 butir yang diberikan pada KPM? Kenapa E-warung lain telurnya hanya 8 butir? Kok bisa selisih jauh dengan E-warung lain? Ada empat laporan yang kami terima, E-warung ini ramai karena KPM diarahkan oleh para perangkat desa,” terang Sudahri, menumpahkan keluh-kesahnya, sebagaimana menirukan tudingan orang yang mengaku petugas.

Munawar, KPM dari dusun Polai Timur saat dikonfirmasi jurnalfaktual.id soal harga di E-warung Semoga Jaya, dirinya mengaku sangat puas membelanjakan haknya.

“Saya sangat senang dengan E-warung semoga Jaya. Kwalitas berasnya bagus dan telurnya dapat 22 butir,” terang Munawar.

Sama halnya dengan pengakuan Sumina, warga dusun Polai Barat. Dirinya sangat diuntungkan dengan berbelanja di E-warung Semoga Jaya.

“Enak pak, di E-warung Semoga Jaya. Belanja 200 ribu dapat beras super dan telur yang biasanya dapat 17 butir sekarang 22 butir,” ungkap Sumina, KPM dari Polai Barat.

Dilain Hal, Niwan, sebagai perangkat desa tidak terima dengan tuduhan yang memojokkan perangkat desa. Mewakili perangkat desa Gadu Timur, Niwan angkat bicara.

“Jangan bawa nama perangkat desa apalagi memfitnah perangkat desa. Perangkat desa adalah tokoh masyarakat, pengayom masyarakat,  perangkat desa mengabdi pada desa, perangkat adalah sesepuh desa dan jika memfitnah perangkat desa sama halnya mengotori desa,” ungkap Niwan dengan geram.

Keterangan dari Suhartatik yang juga KPM, warga dusun Banangger, menyampaikan, jika haknya sebesar 200 ribu sangat memuaskan jika dibelanjakan di E-warung Semoga Jaya.

“Berasnya selip super sebanyak 15 kilogram, 22 butir telur, dan 3 potong tempe. Ini luar biasa memuaskan,” terang Suhartatik.

Pantauan jurnafaktual.id di lokasi E-warung Semoga Jaya, para KPM ber-antrian hingga larut malam untuk membelanjakan haknya.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article