Achmad Fauzi dan Kesadaran Pers yang Sublim

Deni Puja Pranata
3 Min Read
Achmad Fauzi, bupati Sumenep terpilih di pilkada 9 Desember 2020 (foto: kabarjatim.com)
Achmad Fauzi, bupati Sumenep terpilih di pilkada 9 Desember 2020 (foto: kabarjatim.com)

Ibarat petinju, Achmad Fauzi seperti Roy Jones, hook dan pukulan-pukulan jepnya sulit terbaca oleh lawan dan bikin KO.

jfId – Jika ada nominasi tokoh atau pemimpin yang memiliki wawasan dan kesadaran Pers yang tinggi. Achmad Fauzi layak menyandang bapak Pers Sumenep (Bupati terpilih masa bhakti 2021-2024). Tentu, ini bukanlah sebuah tulisan yang ingin dipertontonkan secara berlebihan. Namun, sebuah kerangka riset yang nyata.

Penilaian tersebut, bisa menjadi klasterisasi Tokoh publik yang memiliki pemahaman luas tentang dunia Pers. Parameter yang bisa dijadikan sebuah konstruksi nilai, dengan mengukur, sejauh mana dia dikritik dan meresponnya.

Beberapa variabel yang diteliti dengan menggunakan berbagai macam berita maupun tulisan satire. Setidaknya, jurnalfaktual.id mencatat, ada 60 artikel satire ditujukan pada Achmad Fauzi, yang ditulis jurnalfaktual.id. Hal yang sublim justru yang ditunjukkannya.

Wawasan dan kesadaran pers yang tinggi, Achmad Fauzi justru menunjukkan kematangannya sebagai pemimpin.

Kenapa tidak Kyai Busyro Karim yang menjadi utama? Tentu ada alasan, alasan tersebut, mungkin subyektif namun rasional, karena Kyai Busro Karim, memimpin Sumenep selama 10 Tahun, dan secara general, jurnalfaktual.id masih belum mendalami pergulatan sang Kyai dengan Pers selama 10 tahun.

Penulis sangat tidak lancang, jika H. Usman (Almarhum), Deni Abu Said (Alm), Zinal Lenon (Almarhum), Madra’i (Almarhum), Rasyid (Almarhum),  Ahmad Rifa’i, Ibnu Hajar dan Abrori Albisael jika disejajarkan dengan Achmad Fauzi sebagai Bapak Pers Sumenep. Atau setidaknya sebagai tokoh publik yang memiliki pemahaman luas tentang dunia Pers.

jurnalfaktual.id mencatat, ada 60 artikel satire yang ditujukan pada Achmad Fauzi. Sebuah respon dengan Kebesaran jiwa, kelembutan, dan sentuhan-sentuhan moral (saat jabat Wakil Bupati Sumenep) menunjukkan kematangannya dalam bergulat dengan dunia Pers.

Kabupaten Sumenep, masih tergolong sebagai daerah yang tidak rawan dalam tragedi kekerasan pers, dibandingkan, 3 Kabupaten lainnya di Madura. https://jurnalfaktual.id/webdev/opini/data-kekerasan-pers-di-madura/

Iklim Demokrasi di Sumenep cukup baik, dengan ditandainya ratusan media online yang lahir dan tumbuh di kota Keris.

Perlu sekiranya diucapkan. Jika sejarah tercipta sebagaimana orang-orang berkuasa. Sebuah artikel jurnalfaktual.id berjudul “Sejarah Sumenep, Wakil Bupati tak Pernah Jadi Bupati” menjadi tesis yang babak belur dihajar oleh sebuah realitas. Achmad Fauzi dengan kesadaran pers, menembus sejarah dan batas-batas mitos.

Silogisme Achmad Fauzi menjawab Logika Deduktif (umum ke khusus) mengisolasi sebuah fakta transisi kekuasaan. Hal tersebut menjadi sebuah Tesis yang terbantahkan dengan logika induktif (khusus ke umum).

Sungguh, suatu perjalanan hidup, tidaklah menghilangkan sebuah hasil. Dan kesadaran Pers Achmad Fauzi, juga tidak tumbuh secara tiba-tiba.

Jejak digitalnya mencatat, jika sebelum Achmad Fauzi menjabat di pemerintahan, dirinya adalah pimpinan redaksi di salah satu media.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article