Politisi Gerindra Sumenep Ingatkan Pesan Filosofis Kyai tentang Kekayaan Fosfat

Deni Puja Pranata
2 Min Read
Nurussalam atau Oyok, politisi Gerindra Sumenep (foto: istimewa)
Nurussalam atau Oyok, politisi Gerindra Sumenep (foto: istimewa)

jfid – Nurussalam (Oyok, sapaan lekatnya) Politisi Gerindra yang duduk di Komisi I DPRD Sumenep, ingatkan pesan filosofis Kyai Sumenep tentang kekayaan alam di Madura.

Diawali dari kontroversi penambahan porsi penambangan fosfat. Dalam Peraturan Daerah Sumenep Nomor 12/2013 tentang RTRW Sumenep 2013–2033, ada delapan titik potensi tambang fosfat yaitu di Kecamatan Batuputih, Ganding, Manding, Lenteng, Guluk-guluk, Gapura, Bluto, dan Arjasa. Delapan titik ini akan bertambah dengan perubahan Perda RTRW Sumenep.

Nusrussalam menyampaikan, jika seorang Kyai dalam tembang yang diabadikan dalam khosidah, mengingatkan tentang kekayaan alam di Madura.

“Kita kaji makna filosofis yang dilantunkan keluarga kyai Hammad Karay. “E bebena bumi Madure benyak se tak ekatawo e” (di bawah bumi Madura, banyak yang tak diketahui),” tukas Legislator Gerindra Sumenep.

Lanjut Nurussalam, jika para Kyai sepuh pendahulu, melalui mata batin, telah menyiratkan kekayaan bumi di Madura.

Sebagaimana diketahui, dari Data Badan Geologi Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur, di Madura ada sumber fosfat di tiga kabupaten, yakni Sumenep sekitar 827.500 m3, Pamekasan sekitar 23.400.

Dilain hal, Nurussalam juga menyebut cadangan minyak dan gas di Jawa Timur, 70% bergantung pada Sumber daya Alam Madura.

“Kita kaji dan pelajari pesan tersirat para Kyai, untuk itu, agar kita tetap berpegang pada apa yang diwariskan oleh para Kyai-kyai,” pesan Nurussalam.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article