Ahli Geologi Ungkap Semburan Minyak Bercampur Lumpur, Begini Katanya

Syahril Abdillah
3 Min Read
Sumber foto (Antara/istimewa)

Surabaya,Jurnalfaktual.Id – Belum lama ini, lubang di kawasan perumahan warga di Surabaya, Jawa Timur, mengeluarkan semburan lumpur.

Belakangan, semburan mengeuarkan minyak dan gas. Lantas bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Jawa Timur Handoko Teguh Wibowo menjelaskan sejarah lapangan minyak di Surabaya.

Menurut dia, minyak dan gas dari lapangan Kuti atau Blok Kuti dieksploitasi oleh Belanda sejak 1888.

“Belanda melakukan pengeboran sedalam sekitar 200 meter. Dulu belum ada seismik, sehingga dilakukan secara tradisional,” kata Handoko kepada Kompas.com, Rabu (9/10/2019).

Dari bekas pengeboran, ditemukan 80 bekas lubang pengeboran yang berada di wilayah Blok Kuti.

Salah satunya di sekitar lokasi semburan di pekarangan rumah di Jalan Kutisari Utara III Surabaya.

Dari informasi yang dihimpun pihaknya, bekas sumur juga terdapat di dekat pos satpam perumahan.

“Bekas pengeboran sebagian masih bisa ditemukan berupa kepala pipa yang di antaranya di lokasi kebun bibit dan kampus Universitas Dr Soetomo Surabaya,” kata Handoko.

Dari aktivitas pengeboran di Blok Kuti, material perut bumi itu dikirim ke kilang minyak di wilayah Wonokromo Surabaya, yang dekat dengan Sungai Brantas.

Bahkan, Handoko menyebut, kilang minyak di Wonokromo tersebut adalah yang pertama di Indonesia.

“Blok minyak di Surabaya konon yang terbesar di wilayah timur dan tengah di pulau Jawa, di utara ada di Blok Cepu,” kata Handoko.

Handoko menduga, semburan yang berisi minyak, gas dan air yang keluar dari rumah Nomor 19 di Jalan Kutisari Utara III, Surabaya, adalah salah satu dari 80 titik sumur bekas pengeboran zaman dulu.

Badan Geologi beberapa hari terakhir sedang melacak sumur pusat semburan dan sumur-sumur yang ada di sekitar wilayah Kutisari.

Dalam waktu dekat, Badan Geologi akan memberikan laporannya secara resmi.

Pada Senin (23/9/2019) siang, semburan lumpur bercampur cairan menyerupai minyak berwarna coklat muncul di halaman rumah dinas perusahaan yang ditempati Setiawan dan Lisawati tersebut.

Semburan itu diduga sebagai dampak meningkatnya aktivitas sumur tua di bawah pemukiman warga.

Menurut Kepala Dinas Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Jawa Timur Setiajid, di Surabaya ada 120 sumur tua.

Sebanyak 34 di antaranya ada di Blok Kuti, di atas komplek pemukiman Kutisari yang menjadi lokasi munculnya semburan lumpur dan minyak saat ini.

Saat ini, material semburan lumpur berubah menjadi air, minyak dan gas.

Sumber: Kompas.com

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article