LKI: Peran Penting Semua Tokoh Menjaga Kebinekaan dan Keberagaman di NTB

Rasyiqi
By Rasyiqi
4 Min Read

jfID– Dalam situasi covid-19 perlu diberikan semangat penguatan elmen semua tokoh untuk tetap menjaga kebhinekaan dan keberagaman di daerah Nusa Tenggara Barat (NTB).

NTB merupakan daerah yang memiliki keberagaman beragama, suku ras, yang banyak agar terus dijaga oleh emua elemen agar ikut berperan guna menjaga Kondusifitas. Karena penguatan terhadap para tokoh untuk membangkitkan semangat kebhinekaan dan keberagaman ditingkatkan.

“Peran tokoh agama, adat merupakan tonggak penting dalam menjaga Kondusifitas kenyaman didaerah kita. Jangan sampai ada isu-isu yang dapat memecah belah,” ungkap Oji Ketua lombok Kreatif Institut Lombok Tengah di Ponpes Nurul Iman Pusok , Jumat (22/05/2020).

Ditambahkan, bahwa harapan teman-teman LKI dari dialog yang diselenggarakan dapat berperan aktif semua tokoh ditingkatkan dalam segala lini agar kebijakan bersifat pembangunan tidak terjadi gejolak.
 
Ketua Bidang Media dan Jaringan Lembaga Publik Institut NTB Gde Suliyati Jari mengatakan, bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, dan bahasa.

Kemajukan itu terjalin dalam satu ikatan bangsa Indonesia, sebagai satu kesatuan bangsa yang utuh dan berdaulat. Kemajemukan bangsa Indonesia,
tidak hanya terlihat dari beragamnya jenis suku bangsa.

“Tapi terlihat juga dari
beragamnya agama yang di anut penduduk. Keragaman Indonesia adalah kekayaan sekaligus berkah bagi bangsa Indonesia. Pada waktu ideologi Negara Indonesia ini di ramu, para Founding Father kita, bahkan tidak hanya memperhatikan sisi agama dan adat budaya saja, namun juga ideologi politik yang tumbuh di Indonesia,” ungkap Sulyati.

Menurutnya, waktu itu semua kelompok hanya punya cita-cita bersama, yakni membebaskan semua wilayah dari penindasan, meraih kemerdekaan, dan membentuk suatu tatanan bersama dalam sebuah negara yang berdaulat.

“Disini kita bisa mengambil sebuah simpul bahwa keberagaman itu adalah sebuah kekuatan. Dalam perjalanannya, keberagaman itu seringkali menemukan ujiannya. Ini muncul dalam pemahaman tentang seperti apa kehidupan sosial ini bersandar,” tegasnya.

Tumbuhnya perasaan kedaerahan dan kesukuan yang berlebihan dapat mengancam keuntuhan bangsa dan negara. Sehingga perlu adanya kerukunan antar suku pemeluk agama, dan kelompok-kelompok sosial.

“Itu bukan hanya peran pemerintah tapi juga adanya keinginan bangsa Indonesia untuk tetap bersatu mempertahankan kebhinekaan,” tambahnya.

Selanjutnya Ketua GP Ansor Lombok Tengah Wahyu Satriadi menyampaikan bahwa Peran Tokoh dalam Stabilisasi Warga, Setiap orang dan kelompok orang lahir berbeda dan dengan pendapat yang berbeda-beda pula. Jika perbedaan tersebutkan mengeras dalam kehidupan sosial bermasyarakat akan rentan menimbulkan gesekan.
“Kehadiran tokoh agama, pemuda, adat dan tokoh-tokoh lainnya akan sangat penting dalam rangka mengkosolidasi setiap keberbedaan di masyarakat yang dipertentangkan,” tegas Wahyu.

Semua pihak bahkan tokoh masyarakat jangan terlalu mengedepankan egoisme dan keinginan masing-masing. Semuanya harus didudukkan dalam bingkai musyawarah dengan tetap berpegang pada kearifan (Lokal wisdom).

Sementara itu, Ketua yayasan Ponpes Nurul Iman Ustad Alimudin mengatakan bahwa peran penting tokoh agama sangat penting, jangan sampai terjadi perbedaan beragama ditengah masyarakat karena agama rentang dijadikan sebagai isu konflik sosial.

“Karena di negara kita beragaman budaya suku ras, agama, mari dijadikan perbedaan beragama dijadikan hikmah untuk tetap bersilaturrahmi antar sesama tokoh beragama,” kata Alimudin.

Tambahnya, berterimakasih dalam kepada rekan-rekan Lombok Kreatif Instutit Lombok Tengah yang sudah melaksanakan kegiatan semacam ini agar dapat memberikan atau menumbuh kembangkan semangat untuk para tokoh kita yang sudah hadir.

Laporan: Lalu Alban

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

TAGGED:
Share This Article