KTK Pujut Tuding Camat Pujut Keliru Soal Pemahaman Pelibatan Pemuda

Rasyiqi
By Rasyiqi
5 Min Read
Anom Putra Sanjaya saat Kritik Camat Pujut (Foto: Redaksi)
Anom Putra Sanjaya saat Kritik Camat Pujut (Foto: Redaksi)

Lombok Tengah, Pembangunan besar-besaran sedang di gencarkan oleh pemerintah pusat di Lombok Tengah, terutama di Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Mandalika seperti sirkuit Motto GP dengan segala akses dan fasilitas pendukungnya seperti jalan besar BIL-KEK, Rumah Sakit Internasional, dan Fasilitas lainnya.

Sementara dalam hal ini, masyarakat menilai pemerintah daerah masih enggan mempersiapkan Sumber Daya Manusianya terutama terhadap pemudanya.

Namun terkait ini, Camat Pujut L Sungkul justru menyentil pemuda di dalam simposium mengenai peranan kepemudaan dalam pembangunan di Lombok Tengah yang dilaksanakan di D’Max hari sabtu 14/1219. lalu di depan para bakal calon Bupati Lombok Tengah.

“pemuda jangan sampai hanya sebagai objek pembangunan, tetapi harus menjadi subjek,” sentil Lalu Sungkul.

Subjek pembangunan oleh pemuda yang dimaksud oleh Lalu Sungkul adalah pelibatan pemuda dalam sektor pembangunan di Lombok Tengah.

“yang kami maksud dengan pelibatan pemuda disini adalah pemuda-pemuda kita hanya ingin di libatkan akan tetapi tidak melibatkan diri dalam agenda-agenda pembangunan di Lombok Tengah, bahasa di libatkan itu objek, bukan subjek,” sesalnya Lalu Sungkul.

Menanggapi sentilan, camat Pujut L Sungkul tersebut, Ketua Karang Taruna Kecamatan Pujut, Sri Anom Putra Sanjaya, angkat bicara, bahkan menilai jika pemahaman pemerintah selama ini, soal pelibatan atau pemberdayaan masyarakat sebatas itu, maka cukup berbahaya bagi pembangunan di Lombok Tengah, karena Anom sendiri, meyakini sampai kiamat pun pemuda tidak akan bisa terlibat di dalam pembangunan kawasan ekonomi khusus KEK-Mandalika atau Lombok Tengah umumnya, justru mereka akan sebagai penonton di halaman sendiri ibarat tikus yang mati kelaparan di dalam lumbung padi.

“Bagaimana bisa kita melibatkan diri sementara informasi saja kita tidak dapat, bagaimana mungkin kita masuk sementara pintunya di tutup rapat, mandset pemerintah harus di rubah mereka harusnya memberikan ruang kepada kami kalau perlu kawal kami karena itu juga tugas pemerintah untuk mengintervensi pemuda ke hal-hal positif. Ini 2021 tinggal sebentar lagi sementara kita sebagai pemuda belum tahu bentuk pembangunan atau master plan di KEK Mandalika seperti apa dan skil apa saja yang harus kami persiapkan, itu katanya malah sudah mau rekrut tenaga kerja, kami kuatir ujung-ujungnya diisi oleh orang asing dengan alasan masyarakat Pujut belum memiliki skil,” ungkap ketua Karantaruna Pujut. Anom Putra Sanjaya.

Selama ini ia mengakui informasi-informasi terkait pembangunan KEK-Mandalika mereka dapatkan hanya melalui media sosial, yang tentu saja kevalidannnya belum tentu terjamin. Sehingga tidak bisa di jadikan referensi bagi pemuda dalam menyambut kesiapan beroperasinya KEK-Mandalika.

Anom, mencotohkan saat ini pemuda-pemudanya memang terlibat di KEK-Mandalika namun mayoritas sebagai satpam sementara di dalam yang menempati tempat-tempat strategis dia tidak mengenalinya sama sekali.

“Hal semacam itulah yang kami kuatirkan kedepan, pemuda kami memang akan terlibat namun pada posisi paling setrategis satpam atau tukang kebun sementara posisi-posisi menarik di isi oleh orang luar, ini bisa saja terjadi jika orang luar tersebut sudah disiapkan dari sekarang karena ia mendapatkan informasi skil apa saja yang di butuhkan esok,” tegas Anom Putra Sanjaya.

Anom, mengharapkan pemerintah segera merubah mandsetnya terkait pelibatan atau keterlibatan yang menjadi perdebatan beberapa hari lalu yang tentu saja bukan esensinya. Pemerintah harus segera membangun sumber daya manusianya di samping membangun fisik infrastruktur.

“Pemerintah harus segera terbuka dan mensosialisasikan master plan KEK-Mandalika, kami sudah memiliki wadah yang cukup siap seperti Karang Taruna Kecamatan Pujut serta karang taruna desa di masing-masing desa, sekali lagi pemerintah harus segera mengintervensi pemuda sesuai kebutuhan kedepan harus di arahkan ke hal-hal positif, kini malah masih marak peredaran narkoba di wilayah KEK-Mandalika itu sendiri kami yakin bukan itu yang di butuhkan termasuk kedepan” Sesalnya.

Laporan: Lalu Albanuddin

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article