Pantai e Kashogi, Tawarkan Sensasi Baru

jfid
By jfid
7 Min Read

jfid – Destinasi wisata di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur memang tak ada habisnya. Usai yang satu, muncul lagi yang baru.

Seperti baru-baru ini, muncul satu objek wisata bernama pantai wisata e Kasoghi. Lokasinya di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi.

Meski belum diketahui filosofi nama e Kasoghi, wisata ini memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri dibandingkan objek wisata yang lain.

e Kasoghi memiliki pantai yang bagus dengan dikelilingi pohon mangrove serta fasilitas ‘jogging track’ yang dibuat melingkar di samping pohon mangrove.

Di lintasan itu, pengunjung bisa merasakan sensasi berjalan di tengah laut dengan iringan deburan ombak di bawahnya. Tentu, juga sambil asyik berswafoto.

Di samping itu, para pengunjung juga bisa menikmati keindahan alam di pinggir pantai sambil duduk tenang di gazebo beratap ilalang.

Akses dan rute ke pantai e Kasoghi pun cukup mudah. Jika dari arah Kota Sumenep, tinggal mengikuti jalan arah Sumenep-Pamekasan. Di perempatan Saronggi belok kiri ke arah timur.

Jarak sekitar 4 km atau tepatnya setelah perbatasan Desa Kebundadap dengan Desa Tanjung, belok kiri mengikuti jalan pelosok sekitar 300 meter.

Kabarnya, pantai baru ini masih akan segera dilaunching, tapi walau belum diresmikan pengunjung sudah bisa datang ke sana. Eits..jangan lupa, datangnya jangan sendiri, biar lebih seru.

Tak habis dijelajahi, kekayaan alam kabupaten berjuluk kuda terbang yang terletak di ujung timur Pulau Madura, Jawa Timur ini selalu hadir dengan destinasi wisata barunya yang menarik perhatian wisatawan Tanah Air.

Terbaru, Pantai e-Kasoghi yang berlokasi di Dusun Nong-Gunong Desa Tanjung Kecamatan Saronggi hadir menawarkan view pantai berpasir dengan rerimbun pohonan bakau (mangrove).

Pantai e-Kasoghi merupakan anonim, atau tepatnya mengisyaratkan bahwa pantai ini terletak ‘di Kecamatan Sarongghi’ yang dalam Bahasa Madura dikatakan: ‘’e Kacamadhân Sarongghi (e-Kasoghi).

“Bisa juga dikatakan, destinasi ini merupakan ekowisata alam mangrove yang terletak di Kecamatan Saronggi,” terang pengelola Pantai e-Kasoghi, Fadel Abu Aufa kepada jurnalfaktual.id, Minggu (15/11/2020), saat ditemui di lokasi.

Menurutnya, waktu paling tepat dan asyik datang ke tempat ini adalah saat hendak terbit matahari, “pagi, atau menjelang sore hari,” katanya.

Di sini kita bisa lari-lari kecil (jogging), keliling menikmati pesona Hutan Mangrove dari atas anjungan bambu yang panjangnya mencapai sekitar 400 meter. Keliling melintasi anjungan bambu atau jogging track itu, kita seolah sedang melintas di Jembatan Suramadu; penghubung antara Kota Surabaya dan Pulau Madura.

Sebab itulah barangkali, sehingga eksotisme destinasi alam ini pun berhasil menyedot perhatian para kaula muda, terutama mereka yang tergabung dalam komunitas pencinta alam (Anak PA).

Kerap kali pengunjung yang datang ke tempat ini tidak hanya bertujuan untuk berswafoto atau sekadar menghilangkan penat. Mereka bahkan banyak yang datang menjelang malam untuk camping semalaman, menikmati sepoi angin pesisir, bakar ikan dan bernyanyi bergembira bersama teman atau sanak keluarga.

“Tiap malem pasti ada yang camping di sini. Itu sekarang dari Kangean dan Sampang,” ungkap Fadel, panggilan akrabnya.

“Kita baru buka shift siang, nanti ada shift siang dan shift malam. Shift siang dari pukul 07.00 pagi sampai pukul 17.00 sore. Toh begitu, ada yang pinter, mereka sebagian malah datang rop-sorop aré (sebelum matahari terbenam, red). Jadi, asal sampai sini sebelum pukul 17.00, mereka kita perkenakan untuk bersantai sampai jam lapan malam,” imbuhnya.

Namun, sambung dia, mereka yang pulang malam mesti rela membayar upah tambahan untuk penjaga parkir, “Tambah Rp 5.000 untuk roda dua, Rp 10.000 untuk roda empat. Mereka biasanya minta nambah segitu kalau jaga sampai malam,” tukasnya.

Fadel, bersama teman-temannya yang terdiri dari para pegiat wisata, mengaku termotivasi untuk terus meningkatkan pelayanan serta menyempurnakan fasilitas yang ada di dalamnya. Sebab, kata Fadel, wisata alam yang digagasnya bersama para pegiat wisata ini tidak pernah sepi pengunjung. “Alhamdulillah tak pernah sepi,” ucapnya.

Jumlah pengunjung sampai saat ini, kata Fadel, setiap hari berkisar di angka 200 hingga 500 lebih. “Kalau Senin sampai Jumat di angka 200-an. Kecuali Sabtu dan Minggu; Sabtu di angka 400, kalau Minggu seperti sekarang ini (jumlah pengunjung mencapai) 500-an lebih,” sebutnya

Dengan biaya tiket masuk sebesar Rp 10.000, pengunjung dapat menikmati sepuas-puasnya seluruh fasilitas yang tersedia di dalam area Pantai e-Kasoghi. Fadel menyebutkan sejumlah fasilitas dan spot swafoto yang terdapat di dalamnya.

“Antara lain itu ada gazebo, sementara ini masih ada 9 plus 4 gazebo apung, tempat bernaung dari panas matahari. Ada jogging track yang panjangnya kurang lebih 400 meter, kantor, musala, toilet, dan tempat duduk sederhana dari potongan kayu, “dan itu café, termasuk nanti akan kita sediakan hasil tangkapan nelayan sekitar, sea food, ya,” ucap Fadel.

“Kemudian speed boat dan perahu karet, tapi khusus ini harus menyesuaikan dengan keadaan pasang surut air laut,” imbuhnya.

Kapan terjadinya pasang surut air laut menurutnya tidak menentu. Terkadang dari pagi pukul 07.00 hingga siang pukul 13.00 air mulai pasang, tapi kadang sebaliknya.

Tempat asyik untuk bersenang-senang bareng teman dan keluarga ini sebenarnya telah dibangun pada awal Agustus tahun 2019 lalu. Akan tetapi, karena masih dalam masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), pantai ini baru dibuka (semi launching) pada akhir Bulan Juni 2020.

“Inisiatif dari teman-teman pegiat wisata. Sebenarnya sudah digagas sejak Agustus 2019 kemarin, namun kita baru buka akhir Juni  kemarin, setelah ada rekomendasi (dari pemerintah) bahwa pintu wisata sudah boleh dibuka dengan syarat (menerapkan) protokol Covid,” ungkapnya.

Lanjut, Fadel mengatakan, pembangunan wisata alam mangrove Ini bahkan masih belum mencapai 50 persen pengerjaan. Terutama akses jalan mulai pintu masuk ke arah pantai. Dari tempat parkir, pengunjung masih harus berjalan sekitar 300 meter untuk sampai di lokasi.

“Nanti di sini akan ada ruang meeting, ruang meeting untuk pertemuan komunitas. Misalkan mau adakan acara, kita persiapkan di sini tempatnya, denga view pantai dan suasana sepoi angin sekitar,” ungkapnya.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article