Warga Israel Injak-Injak Bantuan Indomie dari Indonesia: Kemenlu Buka Suara

khosnol
By khosnol
3 Min Read
Warga Israel Injak-Injak Bantuan Indomie dari Indonesia: Kemenlu Buka Suara
Warga Israel Injak-Injak Bantuan Indomie dari Indonesia: Kemenlu Buka Suara
- Advertisement -

jfid – Kasus penginjakan bantuan makanan dari Indonesia oleh warga Israel menjadi sorotan internasional baru-baru ini.

Peristiwa ini semakin memanaskan ketegangan di wilayah Gaza, yang selama ini dikenal sebagai daerah konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.

Kementerian Luar Negeri Indonesia turut angkat bicara terkait insiden ini, mengutuk keras tindakan yang dilakukan oleh sekelompok warga Israel yang menghalangi distribusi bantuan kemanusiaan.

Kecaman Keras dari Pemerintah Indonesia

Melalui akun resmi di media sosial X (dahulu Twitter), Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (@Kemlu_RI) menyatakan sikap tegas mereka terhadap tindakan tersebut.

Ad imageAd image

“Pembiaran yang dilakukan oleh aparat keamanan Israel membuktikan posisi Israel yang terus mencoba menghalangi dengan berbagai cara penyaluran bantuan kemanusiaan bagi rakyat Gaza. Tindakan tersebut seharusnya ditindak dengan tegas dan dipastikan tidak terulang lagi,” tulis Kemenlu pada Kamis, 16 Mei 2024.

Pemerintah Indonesia menganggap tindakan tersebut sebagai bukti nyata dari sikap represif Israel terhadap warga Gaza.

Menurut pernyataan resmi, tindakan penghalangan dan penginjakan bantuan ini menunjukkan bahwa Israel tidak memiliki niat baik dalam upaya perdamaian dan pemulihan kondisi kemanusiaan di Gaza.

Kejadian ini bermula ketika sejumlah warga Israel memblokir truk bantuan yang sedang menuju Gaza.

Bantuan tersebut terdiri dari berbagai macam kebutuhan pokok, termasuk mie instan Indomie yang sangat populer dan diakui secara luas sebagai produk Indonesia.

Dalam sebuah video yang menjadi viral di media sosial, terlihat dengan jelas bagaimana warga Israel melempar dan menginjak-injak paket bantuan tersebut hingga berserakan di tanah.

Dilansir dari Reuters, aksi protes ini diorganisir oleh sebuah kelompok bernama Order of 9. Kelompok ini mengklaim bahwa bantuan yang dikirimkan tersebut pada akhirnya akan jatuh ke tangan Hamas, kelompok yang dianggap oleh Israel sebagai organisasi teroris.

Mereka berpendapat bahwa selama Hamas masih mengendalikan distribusi bantuan di Gaza, kelompok tersebut tidak akan tertarik pada kesepakatan untuk membebaskan lebih dari 100 sandera yang masih ditahan.

Para demonstran menyatakan bahwa penyaluran bantuan ini hanya akan memperkuat posisi Hamas di Gaza.

Oleh karena itu, mereka merasa perlu untuk menghentikan pengiriman bantuan ini, meskipun tindakan tersebut dianggap tidak manusiawi oleh banyak pihak.

Insiden ini juga diikuti dengan tindakan keamanan yang tegas dari pihak berwenang Israel.

Sedikitnya empat pengunjuk rasa, termasuk seorang anak di bawah umur, ditangkap di pos pemeriksaan Tarqumiya, yang terletak di sebelah barat Hebron di Tepi Barat yang diduduki Israel. Pekan lalu, empat orang lainnya juga ditahan dalam protes serupa.

Penangkapan ini dilakukan sebagai upaya untuk meredam aksi protes yang semakin meluas dan mengancam kestabilan keamanan di wilayah tersebut.

Namun, tindakan penangkapan ini juga menuai kritik dari berbagai kalangan yang menganggap bahwa hal tersebut tidak menyelesaikan akar masalah kemanusiaan di Gaza.

- Advertisement -
Share This Article