Jakarta, Jurnalfaktual.id – Pola asuh otoriter yang keras dari orang tua dapat meninggalkan luka batin pada anak hingga mereka dewasa. Namun, apakah luka batin ini akan berlanjut dan memengaruhi cara mereka membesarkan anak-anak mereka kelak? Menurut Psikolog Klinis, Ratih Ibrahim M.M., meskipun pengalaman masa lalu tidak dapat dihapus, setiap individu memiliki kendali penuh dalam memilih pola asuh yang lebih sehat untuk generasi berikutnya.
Ratih menjelaskan dalam acara Cussons Baby Peluncuran Kemasan Baru (21/8/2025) bahwa, luka batin tidak secara otomatis diwariskan kepada anak. Orang tua memiliki kesempatan untuk belajar dari pengalaman masa lalu mereka dan memilih pola asuh yang lebih positif. Kunci untuk memutus rantai ini adalah dengan membatasi ingatan buruk yang dapat memengaruhi kehidupan saat ini. Sadari bahwa Anda pantas menikmati hari ini dan hari-hari selanjutnya, dan lawan pikiran-pikiran negatif yang muncul.
Selain itu, terus-menerus mengingat kenangan buruk tentang pola asuh di masa kecil justru dapat memperdalam luka dan menghambat proses penyembuhan. Salah satu cara untuk menghindari terjebak dalam trauma masa lalu adalah dengan berlatih untuk lebih mindful atau sadar dengan kondisi saat ini. Fokuslah pada kehidupan Anda saat ini dan bersyukurlah atas berkat yang Anda miliki. Dengan melatih kesadaran penuh, Anda dapat memutus siklus trauma dan menciptakan lingkungan pengasuhan yang lebih sehat bagi anak-anak Anda.