Ad image

Serangan Hacker Warnai Konflik Israel-Palestina

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
4 Min Read
Serangan Hacker Warnai Konflik Israel Palestina
Serangan Hacker Warnai Konflik Israel Palestina
- Advertisement -

jfid – Konflik antara Israel dan Palestina yang memanas di Jalur Gaza tidak hanya terjadi di medan perang, tetapi juga di dunia maya. Sejumlah kelompok hacker dari berbagai negara turut ambil bagian dalam perang siber yang menargetkan situs-situs pemerintah, media, dan infrastruktur kedua belah pihak.

Hacker Palestina Lumpuhkan Situs Pemerintah Israel

Salah satu serangan siber yang menarik perhatian adalah aksi hacktivism yang dilakukan oleh hacker Palestina dan simpatisannya. Mereka berhasil melumpuhkan sekitar 60 situs pemerintah Israel, termasuk layanan situs penduduk, lembaga keuangan, perusahaan telekomunikasi, hingga perusahaan energi.

Serangan ini dilakukan sebagai bentuk protes atas pernyataan perang yang dilontarkan oleh Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. Netanyahu bersumpah akan melakukan balas dendam atas serangan yang dilakukan militan Hamas di Jalur Gaza.

Tidak hanya situs pemerintah, media Israel juga menjadi korban serangan siber. Kantor berita The Jerusalem Post sempat mengalami gangguan dan harus menangguhkan aktivitas operasionalnya selama beberapa hari. Dalam akun Twitter/X-nya, The Jerusalem Post mengaku telah menjadi target sejumlah serangan siber.

Peneliti keamanan siber dari Equinix Threat Analysis Center, Will Thomas, mengatakan bahwa serangan siber ini berasal dari server hacker Palestina, Bangladesh, dan Maroko. Mereka menggunakan metode distributed denial-of-service (DDoS) untuk membanjiri situs-situs Israel dengan permintaan akses (query) yang berlebihan.

“Mengejutkan hacktivism ini adalah ulah hacker grup internasional seperti dari Bangladesh, Pakistan, Maroko dan lainnya, mereka semua menyasar Israel untuk mendukung Palestina. Kami juga menyaksikan banyak pelaku lama yang muncul lagi, yang sebelumnya melakukan serangan dan mempublikasi aksi mereka lewat hashtag #OpIsrael selama bertahun-tahun,” kata Thomas.

Hacker Israel Balas Serang Situs Palestina

Sementara itu, hacker Israel dan sekutunya juga tidak tinggal diam. Mereka melancarkan serangan balasan ke situs-situs Palestina, terutama yang terkait dengan Hamas. Salah satu kelompok hacker yang pro-Israel adalah Indian Cyber Force. Mereka mengklaim telah meretas situs Bank Nasional Palestina dan situs Hamas hingga tumbang.

Serangan ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap Israel yang sedang berperang melawan Hamas. Indian Cyber Force mengatakan bahwa mereka mendukung Israel sebagai negara demokrasi dan melawan terorisme yang dilakukan oleh Hamas.

Selain itu, kelompok hacker lainnya bernama Killnet juga ikut menyerang sistem milik pemerintah Israel. Killnet merupakan kelompok hacker relawan asal Rusia yang menyalahkan Israel atas konflik di Jalur Gaza. Mereka juga menuduh pemerintah Israel mendukung Ukraina dan NATO.

Killnet mengumumkan akan menyerang semua sistem milik pemerintah Israel dengan metode DDoS. Mereka mengklaim telah berhasil melumpuhkan situs pemerintah Israel dan situs badan keamanan Israel Shin Bet pada Minggu lalu.

Serangan Siber Belum Berdampak Besar

Meski serangan siber antara hacker Israel dan Palestina terus berlangsung, belum ada dampak besar yang ditimbulkan. Direktur Keamanan Siber di Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), Rob Joyce, mengatakan bahwa belum ada serangan siber berskala besar yang ditemukan.

“Sejauh ini NSA baru melihat serangan DDoS dan perusakan website dalam skala kecil. Mungkin akan ada peristiwa penting, lebih banyak hacktivist, lebih banyak orang yang menggunakan senjata siber untuk membela tujuan mereka,” kata Joyce saat berbicara di konferensi keamanan siber pada Senin lalu.

“(Serangan) itu tidak akan canggih di awal. Terkadang Anda tidak perlu menjadi canggih untuk menimbulkan dampak,” sambungnya.

Konflik Israel dan Palestina masih berlangsung hingga saat ini. Kedua belah pihak saling menyerang dengan rudal dan roket. Korban jiwa terus bertambah, terutama di pihak Palestina. Dunia internasional terus berupaya untuk mendorong gencatan senjata, namun belum ada tanda-tanda penyelesaian

- Advertisement -
TAGGED:
Share This Article