Meta Hapus Ribuan Akun Palsu Berbasis Tiongkok

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
6 Min Read
Meta Dituduh Sensor Ucapan Palestina Di Media Sosial
Meta Dituduh Sensor Ucapan Palestina Di Media Sosial

jfidMeta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah menghapus ribuan akun palsu yang diduga terlibat dalam kampanye disinformasi besar-besaran yang terkait dengan Tiongkok.

Kampanye ini disebut sebagai jaringan disinformasi lintas platform tersembunyi terbesar di dunia, yang menyebarkan konten positif tentang Tiongkok dan negatif tentang Amerika Serikat, Barat, dan kritikus Tiongkok.

Latar Belakang

Meta mengatakan bahwa mereka telah melakukan penyelidikan selama lebih dari setahun untuk mengungkap jaringan disinformasi ini, yang juga aktif di platform lain seperti Reddit, YouTube, TikTok, X (dulunya Twitter), Pinterest, dan belasan platform media sosial lainnya.

Menurut Ben Nimmo, Global Threat Intelligence Lead di Meta, jaringan ini memiliki lebih dari 500 ribu pengikut, sebagian besar bukan akun asli dan berasal dari Bangladesh, Brasil, dan Vietnam.

Ad image

Nimmo menjelaskan bahwa jaringan ini menggunakan teknik yang disebut “spamouflage”, yaitu menyembunyikan konten propaganda di antara konten yang tidak berbahaya, seperti video hewan, olahraga, atau musik. Tujuannya adalah untuk menghindari deteksi dan meningkatkan kredibilitas akun.

Konten propaganda tersebut meliputi postingan dan komentar yang memuji Tiongkok, mempromosikan kebijakan luar negeri Tiongkok, mengecam Amerika Serikat dan sekutunya, dan menyebarkan disinformasi tentang asal-usul COVID-19.

Meta mengatakan bahwa mereka menemukan bukti yang menghubungkan sebagian dari akun palsu ini dengan individu yang terkait dengan badan penegak hukum Tiongkok.

Namun, mereka tidak dapat menentukan apakah jaringan ini didukung atau disponsori oleh pemerintah Tiongkok.

Dampak

Meta mengklaim bahwa mereka telah menghapus 7.704 akun Facebook, 954 laman, 15 grup, dan 15 akun Instagram yang terkait dengan jaringan disinformasi ini.

Namun, mereka mengakui bahwa jaringan ini masih beroperasi di platform lain, dan mungkin akan mencoba membuat akun baru di Meta.

Oleh karena itu, mereka mengimbau pengguna untuk berhati-hati dan kritis terhadap konten yang mereka lihat di media sosial.

Meta juga memperingatkan bahwa kampanye disinformasi semacam ini akan terus bermunculan dari Tiongkok dan Rusia, terutama menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2024.

Mereka mengatakan bahwa mereka akan terus bekerja sama dengan mitra dan otoritas untuk mengidentifikasi dan menghapus jaringan disinformasi yang mengancam integritas demokrasi dan keamanan siber.

Tanggapan

Jaringan disinformasi yang dihapus Meta ini telah menimbulkan berbagai tanggapan dari berbagai pihak. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Pemerintah Tiongkok: Pemerintah Tiongkok belum memberikan tanggapan resmi terkait penghapusan jaringan disinformasi ini. Namun, sebelumnya mereka telah membantah keterlibatan mereka dalam kampanye disinformasi di media sosial, dan menuduh Amerika Serikat dan Barat sebagai pelaku utama disinformasi global.
  • Pemerintah Amerika Serikat: Pemerintah Amerika Serikat juga belum memberikan tanggapan resmi terkait penghapusan jaringan disinformasi ini. Namun, sebelumnya mereka telah mengecam Tiongkok sebagai ancaman terbesar bagi kebebasan dan demokrasi di dunia, dan menuduh Tiongkok melakukan operasi pengaruh dan spionase di media sosial.
  • Pengamat media sosial: Beberapa pengamat media sosial mengapresiasi langkah Meta untuk menghapus jaringan disinformasi ini, dan menganggapnya sebagai bukti bahwa Meta serius dalam menangani masalah disinformasi di platform mereka.
    Namun, mereka juga mengkritik Meta karena lambat dan kurang transparan dalam proses penyelidikan dan penghapusan jaringan disinformasi ini, dan menyarankan Meta untuk lebih meningkatkan kerja sama dengan platform lain dan masyarakat sipil.
  • Pengguna media sosial: Reaksi pengguna media sosial terhadap penghapusan jaringan disinformasi ini bervariasi, tergantung pada pandangan politik dan preferensi media sosial mereka.
    Beberapa pengguna mengucapkan terima kasih kepada Meta atas upayanya untuk membersihkan platform mereka dari konten palsu dan menyesatkan.
    Beberapa pengguna lain meragukan kebenaran dan motif Meta dalam menghapus jaringan disinformasi ini, dan menganggapnya sebagai bentuk sensor dan campur tangan terhadap kebebasan berpendapat.
    Beberapa pengguna lagi mengaku tidak peduli atau tidak terpengaruh oleh konten disinformasi ini, dan lebih memilih untuk mengabaikannya atau mencari sumber informasi lain.

Kesimpulan

Meta telah menghapus ribuan akun palsu yang diduga terlibat dalam kampanye disinformasi besar-besaran yang terkait dengan Tiongkok.

Kampanye ini disebut sebagai jaringan disinformasi lintas platform tersembunyi terbesar di dunia, yang menyebarkan konten positif tentang Tiongkok dan negatif tentang Amerika Serikat, Barat, dan kritikus Tiongkok.

Meta mengatakan bahwa mereka menemukan bukti yang menghubungkan sebagian dari akun palsu ini dengan individu yang terkait dengan badan penegak hukum Tiongkok, namun tidak dapat menentukan apakah jaringan ini didukung atau disponsori oleh pemerintah Tiongkok.

Meta juga memperingatkan bahwa kampanye disinformasi semacam ini akan terus bermunculan dari Tiongkok dan Rusia, terutama menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2024.

Penghapusan jaringan disinformasi ini telah menimbulkan berbagai tanggapan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, pengamat, hingga pengguna media sosial.

Share This Article