FTX Jual Aset Kripto, Inflasi AS Melonjak, Pasar Kripto Ambruk Total

ZAJ By ZAJ
4 Min Read

jfid – Pasar kripto mengalami kejatuhan besar-besaran pada Selasa (12/9/2023) setelah dua faktor utama memicu aksi jual massal di antara para pelaku pasar.

Faktor pertama adalah kemungkinan FTX, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, akan menjual aset kripto senilai US$3,4 miliar setelah mendapatkan persetujuan dari pengadilan Singapura.

Faktor kedua adalah kenaikan inflasi di Amerika Serikat (AS) yang mencapai 3,6% secara tahunan pada bulan Agustus, melebihi ekspektasi pasar.

FTX adalah bursa kripto yang didirikan oleh Sam Bankman-Fried, seorang miliarder dan filantropis yang dikenal sebagai pendukung kripto.

FTX terlibat dalam sengketa hukum dengan seorang investor bernama Zhang Jian, yang mengklaim bahwa FTX telah menipunya dengan menggunakan informasi rahasia dan melakukan manipulasi pasar.

Zhang mengajukan gugatan di pengadilan Singapura pada tahun 2021 dan meminta FTX untuk membayar ganti rugi sebesar US$3,4 miliar.

Pada Senin (11/9/2023), pengadilan Singapura mengeluarkan putusan sementara yang mengizinkan FTX untuk menjual aset kripto yang dimilikinya sebagai jaminan untuk membayar ganti rugi jika Zhang menang dalam perkara tersebut.

Putusan ini membuat pelaku pasar khawatir bahwa FTX akan segera menjual aset kripto dalam jumlah besar, yang dapat menurunkan harga pasar secara drastis.

Salah satu aset kripto yang paling terpukul oleh kabar ini adalah Solana, sebuah platform blockchain yang bersaing dengan Ethereum.

FTX diketahui memiliki Solana senilai US$1,16 miliar, yang hampir 16% dari pasokan yang beredar. Solana anjlok 3,02% dalam 24 jam terakhir dan 8,60% dalam sepekan.

Selain Solana, aset kripto lainnya juga mengalami penurunan tajam. Bitcoin turun 2,01% ke US$25.160,73 dan Ethereum terdepresiasi 3,40% ke US$1.552,23.

XRP, BNB, Cardano, dan Dogecoin juga merosot lebih dari 2%¹. Kapitalisasi pasar total kripto turun 2,58% menjadi US$1,06 triliun.

Faktor lain yang menekan pasar kripto adalah kenaikan inflasi di AS yang melebihi ekspektasi.

Data yang dirilis pada Selasa (12/9/2023) menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) naik 0,4% secara bulanan dan 3,6% secara tahunan pada bulan Agustus.

Angka ini lebih tinggi dari perkiraan pasar yang sebesar 0,3% secara bulanan dan 3,5% secara tahunan.

Kenaikan inflasi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa bank sentral AS (Federal Reserve) akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan untuk menjinakkan tekanan harga.

Suku bunga yang lebih tinggi dapat mengurangi daya tarik aset berisiko seperti kripto, yang tidak memberikan imbal hasil tetap.

Selain itu, suku bunga yang lebih tinggi juga dapat menguatkan dolar AS, yang merupakan mata uang utama untuk perdagangan kripto.

Pasar kripto telah mengalami gejolak sepanjang bulan September, yang merupakan bulan yang secara historis buruk untuk aset digital.

Sejak awal bulan, Bitcoin telah turun lebih dari 10% dan Ethereum telah melemah lebih dari 12%. Indeks Fear & Greed yang mengukur sentimen pasar kripto menunjukkan angka 32 pada Selasa (12/9/2023), yang berarti pasar masih bersikap takut atau pesimis.

Beberapa analis mengatakan bahwa pasar kripto masih memiliki potensi untuk pulih jika ada faktor positif yang mendorong permintaan.

Misalnya, adanya adopsi kripto yang lebih luas oleh negara-negara, perusahaan, atau individu, atau adanya inovasi teknologi yang meningkatkan kinerja dan keamanan platform kripto.

Namun, analis juga mengingatkan bahwa pasar kripto tetap berisiko tinggi dan volatil, sehingga investor harus berhati-hati dan melakukan riset sebelum berinvestasi.

Share This Article