jfid – Beijing, China – Dalam upaya untuk mengurangi emisi karbon dan memajukan teknologi penerbangan, China telah memberikan sinyal kuat bahwa era penerbangan listrik mungkin segera tiba.
Sebuah pesawat listrik buatan China berhasil menyelesaikan penerbangan perdananya di sebuah bandara di Provinsi Zhejiang.
Pesawat listrik AG60E yang dikembangkan oleh China Aviation Industry General Aircraft Co. Ltd. ini merupakan versi AG60 yang dimodifikasi secara elektrik.
Pesawat ini memiliki panjang total 6,9 meter, lebar sayap 8,6 meter, dan kecepatan jelajah maksimum 185 km/jam.
Pada 5 Januari 2024, pesawat ini berhasil melakukan penerbangan perdana dari sebuah bandara di Provinsi Zhejiang, China. Ini menandai langkah besar dalam upaya China untuk memimpin dalam teknologi penerbangan listrik.
Selain itu, China juga telah sukses menyelesaikan uji terbang pesawat listrik lainnya di Bandara Internasional Pudong Shanghai pada 13 Mei 2024.
Uji terbang ini dilakukan oleh perusahaan start-up bernama Autoflight, yang berkecimpung di bidang eVTOL (Electric Vertical Takeoff and Landing).
Pesawat yang diuji adalah V2000CG dan telah menerima Sertifikat Tipe dari Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC).
Pesawat seberat 2 ton ini bisa mempersingkat perjalanan dari Bandara Internasional Pudong ke pusat kota menjadi 10 menit.
Padahal jika menggunakan kendaraan darat, perjalanan Bandara Internasional Pudong-Shanghai bisa menempuh waktu 60-90 menit.
Dengan kemajuan ini, China menunjukkan komitmennya untuk memimpin dalam teknologi penerbangan listrik.
Ini menandai awal dari era baru dalam penerbangan, di mana pesawat listrik dapat menjadi norma baru dan membantu mengurangi emisi karbon.
Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi sebelum penerbangan listrik dapat sepenuhnya menggantikan penerbangan konvensional. Masalah seperti jangkauan, kecepatan, dan kapasitas penumpang masih perlu diatasi.
Namun, dengan kemajuan teknologi dan penelitian yang sedang berlangsung, era penerbangan listrik mungkin tidak lagi jauh.
