jfid – Konflik antara Israel dan Palestina kembali memanas setelah Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023. Serangan tersebut menewaskan lebih dari 1.100 orang dan menyebabkan Israel menyatakan perang. Di tengah situasi yang genting, Presiden China Xi Jinping angkat bicara dan menyerukan gencatan senjata segera mungkin.
China: Solusi Dua Negara
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri China, Xi Jinping menegaskan kembali dukungannya untuk pembentukan negara Palestina yang merdeka sebagai jalan keluar mendasar dari konflik ini. “Terulangnya kembali konflik ini menunjukkan sekali lagi bahwa proses perdamaian yang berlarut-larut tidak dapat diteruskan,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China.
China juga mengajak komunitas internasional untuk bertindak dengan urgensi yang lebih besar dalam masalah Palestina dan memfasilitasi dimulainya kembali perundingan perdamaian antara Palestina dan Israel. “China akan terus bekerja tanpa henti dengan komunitas internasional untuk mencapai tujuan tersebut,” tambahnya.
China: Korban dan Solidaritas
China tidak hanya bersikap diplomatis, tetapi juga merasakan dampak langsung dari konflik ini. Seorang wanita China-Israel termasuk di antara mereka yang telah diculik oleh Hamas, menurut kedutaan Israel di Beijing. Selain itu, seorang pekerja asal China di Israel selatan dirawat di rumah sakit setelah terkena peluru nyasar.
Kedutaan Besar Israel di Beijing mengatakan bahwa mereka “berterima kasih” kepada semua negara yang mendukung Israel dan berharap China dapat menunjukkan solidaritas dan dukungan kepada Israel pada saat yang sulit ini. Namun, China juga mengutuk semua kekerasan dan serangan terhadap warga sipil, baik dari pihak Israel maupun Palestina.
China: Peran Aktif
China bukanlah pemain baru dalam isu Timur Tengah. Pada Juni 2023, Xi Jinping mengusulkan konferensi perdamaian internasional tentang konflik Israel-Palestina dan mengatakan bahwa dia bersedia untuk “memainkan peran aktif” dalam memfasilitasi perundingan perdamaian. Hal itu terjadi lantaran Xi Jinping berusaha untuk meningkatkan citranya sebagai mediator di Timur Tengah.
China juga memiliki kepentingan ekonomi dan strategis di kawasan tersebut. China adalah mitra dagang terbesar Israel dan Palestina, serta negara importir minyak terbesar di dunia. China juga ingin memperluas pengaruhnya melalui inisiatif Belt and Road, yang melibatkan sejumlah negara Timur Tengah.
Dengan sikap tegasnya terhadap konflik Israel-Palestina, China menunjukkan bahwa dia tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pemain penting dalam mencari solusi perdamaian.