jfid – Dalam dunia yang semakin kompleks ini, kita sering kali menemui berbagai peristiwa yang memicu kontroversi.
Salah satunya adalah kasus yang melibatkan NU Madura Raya, Dai Madura, serta kiai dan ulama Madura yang tergabung dalam Aliansi Ulama Madura (AUMA) yang melaporkan Akeloy Production.
Mereka menuduh Akeloy Production telah memproduksi video yang bermuatan asusila. Namun, apakah tuduhan ini benar? Ataukah ini hanya upaya untuk mencari panggung?
Akeloy Production: Seni atau Pornografi?
Akeloy Production adalah sebuah kanal YouTube yang membuat film pendek berjudul “Guru Tugas 2” yang diduga bermuatan asusila. Film ini menimbulkan keresahan di kalangan pesantren di Madura.
Namun, jika kita melihat lebih dalam, kita mungkin akan menemukan bahwa film ini sebenarnya adalah sebuah karya seni yang tidak masuk dalam unsur-unsur pornografi.
Menurut beberapa sumber, unsur-unsur pornografi dalam tayangan televisi, YouTube dan film 18+ lainnya meliputi menayangkan ketelanjangan dan/atau penampakan alat kelamin, menampilkan adegan yang menggambarkan aktivitas seks dan/atau persenggamaan, menayangkan kekerasan seksual, dan menampilkan suara yang menggambarkan berlangsungnya aktivitas seks dan/atau persenggamaan.
Jika kita bandingkan dengan film “Guru Tugas 2”, apakah film ini memenuhi kriteria tersebut?
Pesantren dan Kritik
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang memiliki peran penting dalam masyarakat.
Namun, seperti halnya lembaga lain, pesantren juga harus siap menerima kritik. Kritik adalah bagian penting dari proses belajar dan berkembang.
Tanpa kritik, kita mungkin tidak akan pernah melihat kesalahan kita dan belajar dari mereka.
Namun, dalam kasus ini, tampaknya pesantren di Madura tidak menerima kritik dengan baik. Mereka melaporkan Akeloy Production atas tuduhan membuat video bermuatan asusila.
Padahal, jika kita melihat lebih dalam, kita mungkin akan menemukan bahwa video tersebut sebenarnya adalah sebuah karya seni yang tidak masuk dalam unsur-unsur pornografi.
LSM dan Ulama
Dalam kasus ini, ada kemungkinan bahwa orang-orang yang mencari panggung. Dalam kasus ini, tampaknya ada pihak yang menggunakan pesantren sebagai alat untuk mencari panggung.
Mereka melaporkan Akeloy Production atas tuduhan membuat video bermuatan asusila, padahal video tersebut sebenarnya adalah sebuah karya seni yang tidak masuk dalam unsur-unsur pornografi.
Kesimpulan
Dalam kasus ini, tampaknya ada banyak hal yang perlu kita pertanyakan. Yang jelas, kita perlu melihat lebih dalam dan berpikir kritis sebelum membuat kesimpulan.
Kita perlu mempertanyakan apa yang kita lihat dan dengar, dan tidak hanya menerima segala sesuatu begitu saja. Karena, seperti yang sering kita dengar, tidak semua yang berkilau itu emas.