BANGKALAN, JFID – Di tengah dinamika politik nasional yang kian memanas pasca berakhirnya masa jabatan Presiden Joko Widodo, suara dari masyarakat akar rumput kembali mengingatkan pentingnya menjaga persatuan bangsa.
Fairus Yamani, warga Bangkalan, Jawa Timur, menyuarakan keprihatinannya terhadap pergeseran fokus wacana politik yang menurutnya terlalu banyak diwarnai konflik antar elite, tanpa mengindahkan semangat kebangsaan.
“Pertikaian elit seolah tak ada habisnya. Padahal, masa jabatan Pak Jokowi sudah usai. Sekarang yang lebih penting adalah bagaimana kita merawat keutuhan NKRI,” kata Fairus saat ditemui, Selasa (23/4/2025).
Ia juga menyoroti derasnya arus informasi yang menurutnya kerap berisi tuduhan tak berdasar terhadap mantan Presiden Jokowi. Dari isu ijazah palsu hingga tudingan sebagai boneka asing, menurut Fairus, semua hanya opini liar tanpa bukti yang sahih.
“Kalau memang ada kesalahan, tunjukkan datanya. Tapi kalau cuma fitnah, itu hanya akan merusak kepercayaan publik dan memecah belah rakyat,” ujarnya.
Fairus menilai, publik seharusnya bisa menilai secara objektif kiprah pemerintahan Jokowi selama dua periode. Alih-alih terjebak pada narasi kegagalan, ia mengajak masyarakat untuk melihat pencapaian-pencapaian konkret, seperti pembangunan infrastruktur, peningkatan layanan publik, dan penguatan desa.
“Kita harus jujur. Banyak hal positif yang sudah dirasakan masyarakat. Jangan hanya cari-cari celah seolah tak ada keberhasilan sama sekali,” tambahnya.
Pernyataan Fairus mencerminkan kegelisahan masyarakat terhadap arah diskursus politik nasional yang semakin menjauh dari semangat persatuan. Ia berharap semua pihak, khususnya masyarakat, bisa lebih bijak dalam menyikapi informasi dan tidak mudah terprovokasi oleh narasi yang bersifat memecah belah.
“Bangsa ini terlalu besar untuk dipecah belah oleh kepentingan politik sesaat. Mari kita kembali pada nilai-nilai kebangsaan,” pungkasnya. (faiq/jfid)