Ad image

Gaza, Kota yang Melahirkan Imam Syafi’i

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
3 Min Read
Gaza, Kota Yang Melahirkan Imam Syafi’i
Gaza, Kota Yang Melahirkan Imam Syafi’i
- Advertisement -

jfid – Gaza, sebuah kota yang terletak di tepi Laut Tengah antara Mesir dan Israel, memiliki sejarah yang panjang dan penuh konflik.

Kota ini pernah dikuasai oleh berbagai dinasti, kerajaan, dan bangsa, mulai dari bangsa Kanaan, Mesir kuno, Filistin, Asyur, Yunani, Romawi, Arab, Turki Utsmani, Inggris, hingga Mesir dan Israel modern.

Gaza juga menjadi saksi bisu dari pergolakan politik, militer, dan sosial yang dialami oleh penduduknya sejak berdirinya negara Israel pada tahun 1948 hingga saat ini.

Namun, di balik kisah-kisah penderitaan dan perjuangan itu, Gaza juga menyimpan warisan budaya dan keagamaan yang kaya. Salah satu warisan terbesar Gaza adalah Imam Syafi’i, salah satu ulama Sunni terkemuka yang mendirikan mazhab Syafi’i dalam hukum Islam.

Imam Syafi’i lahir di Gaza pada tahun 767 Masehi atau 150 Hijriah. Ayahnya meninggal saat ia masih kecil, sehingga ibunya membawanya ke Mekkah untuk diasuh oleh keluarganya yang berasal dari Yaman.

Imam Syafi’i menunjukkan bakat intelektualnya sejak usia dini. Pada usia tujuh tahun, ia telah menghafal Al-Qur’an. Pada usia sepuluh tahun, ia telah menghafal Muwatta’ karya Imam Malik. Pada usia lima belas tahun, ia telah diberi wewenang untuk mengeluarkan fatwa.

Ia belajar dari berbagai guru besar di Mekkah, Madinah, Irak, dan Mesir. Ia juga mengembangkan metode ilmiah dalam mempelajari sumber-sumber hukum Islam, yaitu Al-Qur’an, Hadis, Ijma’, dan Qiyas.

Imam Syafi’i menulis lebih dari 100 buku tentang berbagai topik keislaman. Namun, hanya sedikit yang sampai kepada kita. Karya-karyanya yang paling terkenal adalah Ar-Risalah dan Kitab al-Umm.

Dalam karya-karyanya itu, ia menjelaskan prinsip-prinsip yurisprudensi Islam dan menetapkan urutan kepentingan relatif dari berbagai sumber hukumnya. Ia juga memberikan contoh-contoh penerapan hukum Islam dalam berbagai kasus.

Imam Syafi’i meninggal pada tahun 820 Masehi atau 204 Hijriah di Fustat, Mesir. Ia dimakamkan di sebuah kubah yang dibangun oleh Sultan Ayyubiyah al-Kamil pada abad ke-13.

Kuburan Imam Syafi’i menjadi tempat ziarah bagi banyak umat Islam yang menghormati jasanya dalam bidang ilmu pengetahuan dan hukum Islam.

Imam Syafi’i adalah salah satu tokoh Islam yang paling berpengaruh dalam sejarah. Mazhab Syafi’i yang didirikannya menjadi salah satu dari empat mazhab Sunni yang dianut oleh jutaan umat Islam di seluruh dunia.

Ia juga dihormati sebagai seorang mujaddid atau pembaharu agama yang muncul setiap seratus tahun untuk mengajarkan sunnah Nabi Muhammad dan menyingkirkan para pendusta terhadapnya.

Gaza mungkin sering dikaitkan dengan konflik dan kesengsaraan. Namun, Gaza adalah kota yang melahirkan Imam Syafi’i, seorang cendekiawan Muslim yang memberikan sumbangsih besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan hukum Islam. Gaza adalah kota yang patut dibanggakan dan dihargai oleh seluruh umat Islam.

- Advertisement -
Share This Article