jfid – Sebuah cerita yang mengharukan dan memilukan telah mengguncang hati masyarakat Indonesia.
Seorang anak berusia 13 tahun di Kota Cirebon, Jawa Barat, mengalami depresi berat setelah ponsel yang dibeli dari hasil menabungnya dijual oleh ibunya untuk kebutuhan sehari-hari.
Kisah ini bukan hanya tentang kehilangan sebuah benda, tetapi juga tentang kehilangan mimpi dan masa depan.
Menabung untuk Mimpi, Dijual untuk Bertahan
Anak ini, yang kita sebut ARP, telah menabung dengan susah payah untuk membeli ponsel yang ia impikan.
Namun, ketika ibunya, Siti Anita, terjepit oleh kondisi ekonomi yang sulit, ia terpaksa menjual ponsel tersebut.
Meski Anita telah meminta izin dan berjanji akan menggantinya jika mendapat rezeki, namun ARP ternyata memendam kesedihan yang mendalam.
Depresi hingga Putus Sekolah
Akibat kejadian ini, ARP mengalami depresi berat. Ia sering kali mengamuk, baik di rumah maupun di lingkungannya.
Bahkan, ARP memilih untuk putus sekolah sejak Agustus 2023. Ini adalah contoh tragis dari bagaimana dampak psikologis bisa sangat merusak bagi anak-anak.
Melihat kondisi anaknya, Anita mencoba berbagai cara untuk membantu ARP. Mulai dari meruqyah hingga membawa ARP berobat secara medis.
Namun, kondisi ARP belum juga membaik, terutama karena terbentur masalah ekonomi untuk membawa ARP berobat secara rutin.
Perlunya Dukungan dan Pemahaman
Kisah ARP ini adalah cerminan dari banyak anak di Indonesia yang mungkin mengalami hal serupa.
Dalam situasi sulit, orang tua terkadang harus membuat keputusan yang berat, bahkan jika itu berdampak negatif pada anak-anak mereka.
Namun, kita juga harus memahami bahwa anak-anak memiliki perasaan dan emosi yang sama kuatnya dengan orang dewasa.
Mereka membutuhkan dukungan dan pemahaman, bukan hanya secara material, tetapi juga secara emosional.
Kita semua berharap agar ARP dan anak-anak lainnya yang mengalami hal serupa dapat segera mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Karena setiap anak berhak untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang mendukung dan penuh kasih sayang.