Program Nyamuk Wolbachia Sama Saja dengan Mempermainkan Alam

"Strategi program untuk mengganti nyamuk jahat dengan nyamuk baik juga mempunyai beberapa kelemahan. Kapan pun kita mempermainkan alam, kita perlu mengkhawatirkan konsekuensinya…”

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
3 Min Read
Nyamuk Wolbachia, Senjata Baru Melawan Demam Berdarah
Nyamuk Wolbachia, Senjata Baru Melawan Demam Berdarah

jfid – Nyamuk adalah salah satu hewan yang paling dibenci manusia karena bisa menyebarkan berbagai penyakit mematikan seperti demam berdarah, malaria, Zika, dan chikungunya.

Namun, nyamuk juga memiliki peran penting dalam ekosistem, seperti sebagai sumber makanan bagi banyak hewan lain, sebagai penyerbuk bunga, dan sebagai pengurai limbah biologis.

Lalu, bagaimana jika kita bisa mengubah nyamuk jahat menjadi nyamuk baik?

Itulah yang coba dilakukan oleh World Mosquito Program (WMP), sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang kesehatan global.

Ad image

WMP telah mengembangkan sebuah teknologi yang disebut Wolbachia, yaitu sebuah bakteri yang bisa menginfeksi nyamuk Aedes aegypti, spesies nyamuk yang paling bertanggung jawab atas penularan penyakit-penyakit di atas.

Wolbachia bisa mengurangi kemampuan nyamuk untuk menyebarkan virus, dan juga bisa membuat nyamuk terinfeksi lebih mudah berkembang biak daripada nyamuk normal.

WMP telah melakukan pelepasan nyamuk terinfeksi Wolbachia di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Di Yogyakarta, WMP bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk melaksanakan program Wolbachia sejak 2017.

Tujuannya adalah untuk menggantikan populasi nyamuk lokal dengan nyamuk terinfeksi Wolbachia, sehingga bisa menurunkan angka kejadian demam berdarah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program ini berhasil menekan penularan demam berdarah hingga 77%. Namun, program Wolbachia ini juga memiliki beberapa kelemahan dan risiko.

Pertama, program ini membutuhkan biaya yang cukup besar, terutama untuk pelepasan nyamuk secara massal dan pemantauan jangka panjang.

Menurut sebuah studi, biaya program Wolbachia di Yogyakarta mencapai sekitar $1,5 juta per tahun. Kedua, program ini belum terbukti efektif untuk mengendalikan penyakit selain demam berdarah, seperti Zika dan chikungunya, yang juga ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

Ketiga, program ini berpotensi menimbulkan dampak negatif pada ekosistem, seperti perubahan pola makan dan perilaku nyamuk, gangguan pada rantai makanan, dan kemungkinan munculnya resistensi atau mutasi virus.

Oleh karena itu, program Wolbachia ini perlu dilakukan dengan hati-hati dan tanggung jawab. Sebagai manusia, kita tidak bisa seenaknya bermain Tuhan dengan alam, karena kita tidak tahu apa akibatnya di masa depan.

Nyamuk mungkin terlihat sebagai makhluk yang tidak berguna, tapi Tuhan menciptakan mereka dengan alasan yang pasti.

Setiap ciptaan selalu seimbang dan pasti memiliki manfaat. Mungkin nyamuk hanya perlu diberi kesempatan untuk menunjukkan sisi baiknya.

Share This Article