jfid – Di tengah gempuran aplikasi kencan dan media sosial yang bikin dunia percintaan jadi kayak pasar saham, banyak yang mulai pertanyakan, worth it nggak sih ribet-ribet pacaran?
Khususnya bagi mereka yang lahir di tiga weton tertentu dalam penanggalan Jawa, melajang bisa jadi pilihan yang lebih menenangkan daripada terus-menerus mencari ‘yang satu’.
Kita ulik yuk, apa sih yang bikin mereka lebih milih solo karir di ranah percintaan?
1. Legi – Mereka yang Cari Kedamaian
Weton Legi dikenal dengan kelembutan hatinya, mereka yang lahir di hari ini punya kecenderungan mencari kedamaian dan keharmonisan dalam hidupnya.
Di era kencan yang serba cepat ini, orang-orang Legi sering merasa terbebani dengan ekspektasi untuk segera menemukan pasangan.
Mereka lebih suka menghabiskan waktu untuk introspeksi dan mengembangkan diri ketimbang swipe kanan dan kiri tanpa arti.
Menurut beberapa ahli kebudayaan Jawa, Legi adalah weton yang simbolis dengan air yang tenang.
Di zaman yang serba instant dan penuh tekanan ini, orang-orang Legi mungkin merasa bahwa menjalin hubungan hanya akan menambah beban mental dan emosional mereka.
Mereka memilih untuk melajang, bukan karena takut terhadap komitmen, tetapi lebih karena ingin menjaga kestabilan emosi dan mentalnya.
2. Pahing – Si Independen
Orang yang lahir di hari Pahing dikenal dengan independensinya. Mereka ini biasanya kuat sendiri dan punya banyak target hidup yang ingin dicapai.
Zaman sekarang, di mana relasi sering kali diukur dari seberapa sering kalian posting foto bersama di Instagram, kadang kala membuat orang Pahing merasa cukup dengan dirinya sendiri.
Mereka lebih memilih fokus pada karier atau hobi pribadi daripada harus terjebak dalam drama kencan yang nggak jelas ujung pangkalnya.
Dalam penelitian tentang gaya hidup millenials, ditemukan bahwa orang-orang dengan weton Pahing lebih sering merasa puas dengan pencapaian pribadinya daripada harus bergantung pada status hubungan.
3. Kliwon – Sang Pemikir
Kliwon, weton yang sering dikaitkan dengan kedalaman berpikir dan spiritualitas. Mereka ini cenderung lebih suka menghabiskan waktu untuk merenung dan berpikir mendalam.
Di dunia kencan modern yang serba cepat dan permukaan, tidak heran jika banyak orang Kliwon yang lebih memilih untuk melajang.
Orang Kliwon biasanya mencari konektivitas yang lebih mendalam, bukan sekadar fisik atau kecocokan hobi.
Mereka ingin berdiskusi tentang kehidupan, mimpi, dan keinginan spiritual yang lebih dalam.
Ketika aplikasi kencan lebih banyak menawarkan pertemuan singkat dan seringkali superfisial, orang Kliwon menemukan bahwa menjaga kebebasan pikiran dan emosinya adalah hal yang lebih utama.
Kenapa Zaman Modern Bisa Menjadi Penyebab?
Kencan di zaman modern ini sering kali diibaratkan seperti berjalan di treadmill; banyak bergerak tapi nggak kemana-mana.
Fenomena ghosting, breadcrumbing, dan catfishing adalah beberapa contoh perilaku kencan modern yang bisa bikin siapa saja pusing tujuh keliling.
Ditambah lagi, ekspektasi dari media sosial yang kerap kali memperlihatkan hanya sisi terbaik dari sebuah hubungan, membuat standar kencan menjadi tidak realistis.
Banyak yang akhirnya merasa kecewa ketika kenyataan percintaan tidak sesuai dengan yang dibayangkan.
Pilihan untuk Melajang
Melajang bukan berarti kesepian. Banyak dari mereka yang lahir di weton Legi, Pahing, dan Kliwon ini menemukan kebahagiaan dalam kesendirian mereka.
Mereka belajar untuk mencintai diri sendiri lebih dahulu, mengembangkan hobi, karir, serta kehidupan sosial yang memuaskan tanpa perlu ada campur tangan pasangan.
Pilihan untuk melajang ini bisa jadi lebih sehat secara mental dan emosional, terutama di zaman ketika relasi seringkali dibumbui oleh ketidakpastian dan ketidakstabilan emosional.
Jadi, jika kamu bertemu seseorang dengan weton Legi, Pahing, atau Kliwon yang memilih untuk melajang, jangan buru-buru mengasihani mereka.
Bisa jadi, mereka sedang menikmati perjalanan hidup mereka yang penuh kedamaian dan kebebasan yang belum tentu kamu rasakan dalam labirin kencan modernmu.