jfid – Apakah Anda pernah mendengar tentang Avatar: The Last Airbender? Jika belum, Anda mungkin berpikir bahwa ini adalah film live-action yang dibintangi oleh Sam Worthington dan Zoe Saldana, yang menceritakan tentang manusia yang berinteraksi dengan makhluk biru bernama Na’vi di planet Pandora.
Namun, Anda salah besar. Avatar: The Last Airbender adalah serial animasi yang diproduksi oleh Nickelodeon Animation Studio, yang tayang dari tahun 2005 hingga 2008.
Serial ini mengisahkan tentang dunia yang terbagi menjadi empat bangsa, yaitu Air, Tanah, Api, dan Udara, yang masing-masing memiliki kemampuan untuk mengendalikan elemen alam sesuai dengan nama bangsanya, yang disebut sebagai “bending”.
Hanya ada satu orang yang bisa menguasai keempat elemen tersebut, yaitu Avatar, yang bertugas untuk menjaga keseimbangan dan kedamaian di dunia.
Serial ini berfokus pada petualangan Aang, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang merupakan Avatar terakhir dan satu-satunya penyintas dari bangsa Udara, yang dibekukan dalam es selama 100 tahun.
Ketika ia terbangun, ia mengetahui bahwa bangsa Api telah memulai perang yang mengancam keberadaan tiga bangsa lainnya.
Bersama dengan teman-temannya, Katara, Sokka, dan Toph, Aang harus belajar menguasai keempat elemen dan mengalahkan Raja Api Ozai sebelum ia menguasai dunia.
Di sisi lain, ada juga Zuko, putra mahkota bangsa Api yang diasingkan oleh ayahnya karena gagal dalam pertempuran, yang berusaha menangkap Aang untuk mengembalikan kehormatannya, didampingi oleh pamannya yang bijaksana, Iroh.
Avatar: The Last Airbender bukanlah serial animasi biasa yang hanya menampilkan aksi-aksi seru dan lucu.
Serial ini juga memiliki banyak pesan dan nilai yang mendalam, yang jarang ditemukan dalam hiburan anak-anak, seperti perang, genosida, imperialisme, totalitarisme, indoktrinasi, dan pilihan bebas.
Serial ini juga menggabungkan berbagai budaya, sejarah, filsafat, dan seni bela diri dari Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan, Dunia Baru, Siberia, dan Arktik.
Serial ini juga memiliki karakter-karakter yang berkembang dan kompleks, yang memiliki motivasi, konflik, dan emosi yang nyata.
Serial ini juga memiliki arah seni yang indah, pengisi suara yang hebat, musik yang mengesankan, humor yang cerdas, dan tema-tema yang relevan.
Salah satu contoh dari keunggulan serial ini adalah episode “The Puppetmaster”, yang merupakan episode ke-8 dari musim ketiga.
Episode ini menceritakan tentang Katara, seorang bender air yang bertemu dengan seorang wanita tua bernama Hama, yang mengajarkan kepadanya teknik bending air yang terlarang, yaitu bloodbending, yaitu kemampuan untuk mengendalikan darah orang lain.
Katara awalnya menolak untuk menggunakan teknik ini, tetapi kemudian terpaksa melakukannya ketika ia mengetahui bahwa Hama adalah seorang mantan tawanan bangsa Api yang ingin membalas dendam dengan mengendalikan penduduk desa tempat mereka tinggal.
Episode ini menunjukkan betapa mengerikannya perang dan trauma yang dialami oleh para korban, serta betapa sulitnya untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan.
Episode ini juga menampilkan adegan-adegan yang menegangkan dan menyeramkan, yang jarang ditemukan dalam serial animasi anak-anak.
Avatar: The Last Airbender adalah serial animasi yang layak untuk ditonton oleh semua orang, baik anak-anak maupun dewasa, karena serial ini memiliki banyak hal yang bisa dinikmati dan dipelajari.
Serial ini juga telah mendapatkan banyak penghargaan dan pujian dari para kritikus dan penonton, dan dianggap sebagai salah satu serial animasi terbaik sepanjang masa.
Serial ini juga telah melahirkan sekuel, komik, novel, film, permainan, dan adaptasi live-action yang akan segera tayang di Netflix pada 22 Februari 2024. Jadi, jika Anda belum pernah menonton Avatar: The Last Airbender, segera tonton serial ini dan rasakan sendiri keajaiban dan keindahan dunia Avatar.
