jfid – Tak banyak yang tau, siapa Mat Ruji, ia adalah Maestro Ukir yang hidup di sebuah desa kecil (desa Aengbaja Raja) kecamatan Bluto, kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Di tangan dinginnya, banyak mahakarya ukir yang tercipta.
Jika anda menginap di sebuah Villa dan duduk di kursi dengan ukiran indah, atau rumah-rumah mewah dengan Joglo dan Gasebo dari balok-balok kayu. Maka, itulah maha karya sang maestro.
Mat Ruji, 40 tahun lebih menekuni dunia ukir. Ia bukanlah sarjana seni dari institut atau universitas ternama di Indonesia. Namun, karya-karyanya tak kalah mengejutkan sebagaimana Made Ada sang Maestro ukir asal Bali.
Mat Ruji tak hanya mengukir dan memahat dari bahan dasar kayu, keterampilannya mengukir juga dengan bahan dasar Tulang dan Gading Gajah (untuk handel keris dan golok).
Kayu, tulang dan gading Gajah dengan sentuhan tangannya menjadi bernilai puluhan juta dengan ukiran yang halus.
Ketekunan Mat Ruji dalam dunia ukir dan memahat menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dari hidupnya. Sejak muda, Mat Ruji terampil membuat meja dan kursi dengan ukiran indah. Sebuah kebanggaan tersendiri baginya, saat kursi yang dipahatnya diduduki oleh ulama ternama Indonesia, Kyai Maimun Zubeir (mbah Maimun, Rembang).
“Kursi yang pernah saya buat. Diduduki kyai Maimun Zubair,” tukas Mat Ruji dengan sumringah. Kamis (19/4/2021).
Mat Ruji, selain mengukir dan memahat, ia juga kreator Joglo. Dari tangannya, joglo-joglo dengan kayu berdiameter besar terbangun di rumah-rumah orang berduit.
Tidak hanya menjadi spesialis Joglo dan Gasebo, ditangan Mat Ruji, bahan kayu rongsokan menjadi mahakarya seni bernilai jutaan.
Kini, ditengah kesibukannya berkarya, Mat Ruji menjadi mediator para pecinta barang antik. Setiap Minggu, di Joglo milik Mat Ruji menjadi pasar barang antik.
Berikut gambar Joglo dan Mahakarya Mat Ruji:
