Arawinda Kirana Ungkap Kekerasan Seksual Lewat Film Pendek

Noer Huda By Noer Huda - Content Creator
2 Min Read
- Advertisement -

jfid – Arawinda Kirana, baru-baru ini menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen setelah ia meluncurkan sebuah film pendek yang mencerminkan pengalaman kekerasan seksual yang dialaminya pada tahun 2022. Pengungkapan ini disampaikan oleh Arawinda melalui akun Instagram pribadinya.

Film pendek yang berjudul “Diam” ini mengulas tentang sistem hukum negara dan permasalahan terkait pasal karet yang seakan membatasi kebebasan berbicara korban kekerasan seksual. Arawinda menjelaskan bahwa tujuan pembuatan film ini adalah untuk memberikan wadah kepada dirinya untuk berbicara terbuka tentang pengalaman pahit yang pernah ia alami. Ia merasa kesulitan berbicara mengingat adanya pihak yang terlibat dalam merekayasa kasus tersebut.

Namun, setelah merilis film pendeknya, Arawinda menerima banyak komentar negatif. Sebagian netizen masih memandang Arawinda sebagai pelakor, yaitu seorang perebut laki-laki orang lain. Di sisi lain, ada pula yang memberikan dukungan dan apresiasi atas keberanian Arawinda dalam menyuarakan pengalaman pribadinya melalui film pendek ini.

Dalam informasi yang saya temukan, Arawinda Kirana tidak memiliki rencana untuk membuat versi panjang dari film pendeknya yang berjudul “Diam.” Melalui caption di akun Instagramnya, Arawinda dengan tegas menyatakan bahwa film ini tidak akan dirilis dalam versi penuh untuk umum, karena ia tidak melihatnya sebagai komoditas yang akan dijual untuk mencari keuntungan finansial. Film ini sebatas menjadi sarana ekspresi pribadi dan sarana untuk bersuara.

Arawinda Kirana adalah seorang seniman muda yang berbakat dengan banyak penggemar. Namun, ia juga sering menjadi sasaran kritik dan hujatan dari netizen karena sorotan media yang kerap mengenai kehidupan pribadinya. Meskipun begitu, Arawinda tetap kuat dan terus berkarya melalui seni yang ia cintai.

Film pendek “Diam” adalah salah satu karya terbaru Arawinda yang menunjukkan keberanian dan keteguhan hatinya dalam menghadapi masalah pribadi. Melalui film ini, Arawinda ingin menyampaikan pesan bahwa korban kekerasan seksual harus diberikan ruang untuk bersuara dan mencari keadilan.

- Advertisement -
Share This Article