SUMENEP Jf.id – Capaian program Outbreak Response Immunization (ORI) campak di Kabupaten Sumenep terus menunjukkan perkembangan positif. Berdasarkan data Dinas Kesehatan P2KB, hingga Selasa (2/9/2025), sebanyak 36.404 anak atau 49,2 persen dari total sasaran telah mendapatkan imunisasi, dengan tambahan harian mencapai 5.032 anak.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama dari berbagai pihak, mulai pemerintah daerah, tenaga kesehatan, hingga tokoh masyarakat yang aktif mengedukasi warga.
“Insyaallah kita terus bergerak untuk mengimunisasi masyarakat, karena ini menyangkut kepentingan bersama. Dukungan tokoh masyarakat sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada warga tentang pentingnya imunisasi,” ujar Fauzi, Kamis (4/9/2025).
Meski capaian hampir menyentuh setengah dari target, tantangan masih ada, terutama masyarakat yang masih ragu atau enggan mengimunisasi anaknya. Untuk itu, peran tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat dibutuhkan agar keraguan tersebut dapat teratasi.
Bupati Fauzi menegaskan, ORI tidak hanya ditujukan untuk merespons Kejadian Luar Biasa (KLB) campak, tetapi juga sebagai langkah jangka panjang meningkatkan cakupan imunisasi di Sumenep. Dengan begitu, anak-anak diharapkan tumbuh sehat dengan daya tahan tubuh yang lebih kuat terhadap penyakit menular.
“Target kita bukan hanya menangani KLB campak, tetapi juga memastikan cakupan imunisasi secara menyeluruh meningkat. Dengan begitu, generasi muda kita akan lebih terlindungi, baik saat ini maupun di masa depan,” tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Sumenep sendiri terus mengoptimalkan distribusi tenaga kesehatan hingga pelosok desa. Strategi jemput bola juga dilakukan agar tidak ada anak yang terlewat, khususnya di daerah terpencil.
Fauzi optimistis capaian imunisasi akan terus meningkat dengan adanya sinergi semua pihak. Ia juga mengajak masyarakat untuk aktif mendukung program ORI sebagai bentuk tanggung jawab bersama menjaga kesehatan anak-anak.
“Kesuksesan imunisasi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama. Jika semua bergerak, insyaallah anak-anak kita terlindungi dari ancaman penyakit,” pungkasnya.