BKKBN Bangun Kesadaran Remaja Madura dalam Mencegah Stunting

Deni Puja Pranata
3 Min Read

jfid – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN RI) edukasi remaja Madura dalam mencegah stunting. Sebagaimana yang diungkapkan Inspektur Utama (Irtama), Ari Dwikora Tono Ak., M.Ec. Jika ada 150 juta balita stunting di dunia, termasuk di Indonesia.

“Ada 150 juta balita stunting di dunia, termasuk di Indonesia. Tapi alhamdulillah, sejak 9 tahun terakhir ada tren kemajuan penurunan stunting skala nasional secara konsisten. Jika di Jawa Timur, turun 4, 3 persen. Sebagaimana yang ditargetkan presiden Jokowi di tahun 2024 turun 14 persen dan anak-anak Indonesia merdeka dari stunting,” terang Irtama BKKBN, Ari Dwikora Tono. Saat menjadi narasumber seminar “Merdekakan Anak Indonesia dari Stunting” di Aula Pesantren Uniba (Jumat/21/7/2021). Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Ari Dwikora Tono menjelaskan, jika stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

BKKBN mengajak remaja Madura untuk menjadi generasi berencana. “Pertama, mari kita berprilaku sehat, kedua, terhindar dari triad KRR (Seks, Napza dan HIV/Aids), ketiga pendewasaan usia perkawinan (21-25), keempat, bercita-cita mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera, ” imbuh, Ari Dwikora Tono.

Di lain hal, memerdekakan anak anak Indonesia dari stunting disampaikan kepala perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM, Jika stunting sulit untuk diobati, maka perlu upaya pencegahan.

Pada remaja Madura, Dra. Maria Ernawati menjelaskan, jika Stunting adalah kekurangan gizi pada balita berlangsung lama, pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (Sejak kehamilan hingga bayi berusia 2 tahun). Dan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan balita.

Maria Ernawati mengungkapkan, jika program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) adalah kegiatan penyampaian informasi mengenai program BKKBN dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga dan masyarakat untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

“Kesadaran untuk mencegah stunting jalan utama untuk memerdekakan balita Indonesia. Untuk itu, matangkan usia perkawinan, ” tukas Maria Ernawati.

Acara yang disesaki para pemuda Madura di lantai 3 aula pesantren Uniba, juga dihadiri Ahsanul Qosasi beserta putrinya, dan Dewi Khalifah (wakil bupati Sumenep) sebagai pemantik.

Dewi Khalifah memaparkan, jika pemerintah kabupaten Sumenep menjadikan prioritas pembangunan yang mendukung penurunan angka stunting, utamanya bidang pendidikan dan kesehatan.

“Pembangunan yang mendukung penurunan angka stunting khususnya di bidang kesehatan terkait dengan usia harapan hidup dan derajat kesehatan balita, itu penting, ” tukas Dewi Khalifah.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

Share This Article