Pola bahasa yang digunakan oleh Anies Baswedan dalam debat Pilpres 2024 tidak sepenuhnya baru dan orisinal.
Sebelumnya, ada beberapa tokoh politik yang pernah menggunakan pola bahasa yang serupa dalam debat-debat sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
- Joko Widodo, presiden Indonesia periode 2014-2019 dan 2019-2024, yang juga merupakan mantan gubernur DKI Jakarta periode 2012-2014.
Joko Widodo dikenal sebagai sosok yang sederhana, merakyat, dan dekat dengan masyarakat.
Dalam debat Pilpres 2014 dan 2019, Joko Widodo menggunakan pola bahasa yang menekankan pada kinerja, program, dan solusi yang konkret dan realistis.
Ia juga menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan sesuai dengan konteks dan situasi yang dihadapi.
Misalnya, ia menggunakan istilah “mental revolution”, “kerja nyata”, “gotong royong”, dan “nawacita” untuk menyampaikan visi dan misinya sebagai calon presiden.
- Barack Obama, presiden Amerika Serikat periode 2009-2013 dan 2013-2017, yang juga merupakan presiden kulit hitam pertama di negara tersebut.
Barack Obama dikenal sebagai sosok yang karismatik, inspiratif, dan berwawasan global. Dalam debat Pilpres 2008 dan 2012, Barack Obama menggunakan pola bahasa yang menunjukkan optimisme, harapan, dan perubahan yang positif.
Ia juga menggunakan bahasa yang menggugah dan memotivasi pendengarnya untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam pembangunan negara.
Misalnya, ia menggunakan slogan “Yes, we can”, “Change we can believe in”, “Hope and change”, dan “Forward” untuk menyampaikan visi dan misinya sebagai calon presiden.