Misteri Hilangnya Kapal Selam Titan di Dasar Laut

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
4 Min Read
- Advertisement -

Pada tanggal 18 Juni 2023, sebuah kapal selam wisata bernama Titan menghilang kontak saat menyelam ke dasar Samudra Atlantik untuk mengunjungi bangkai kapal Titanic, salah satu kapal pesiar legendaris yang tenggelam pada tahun 1912. Lima orang yang berada di dalam kapal selam itu adalah Stockton Rush, CEO OceanGate Expeditions, perusahaan yang mengoperasikan Titan; Hamish Harding, seorang miliarder dan petualang asal Inggris; Shahzada Dawood, seorang pengusaha Pakistan-Inggris, dan putranya Suleman; serta Paul-Henri Nargeolet, seorang mantan penyelam Angkatan Laut Prancis dan penjelajah terkenal.

Pencarian besar-besaran dilakukan oleh Penjaga Pantai AS, Angkatan Laut AS, dan pihak-pihak lainnya untuk menemukan kapal selam dan para penumpangnya. Namun, setelah beberapa hari tanpa ada tanda-tanda keberadaan Titan, harapan untuk menemukan mereka hidup-hidup semakin menipis. Pasokan oksigen di dalam kapal selam diperkirakan hanya cukup untuk empat hari. Selain itu, kondisi dasar laut di sekitar bangkai Titanic sangat berbahaya dan sulit diakses.

Titan adalah kapal selam berawak swasta satu-satunya di dunia yang mampu menyelam hingga kedalaman 4.000 meter. Kapal selam ini dibuat dari titanium dan serat karbon filamen, dan dikendalikan dengan pengontrol permainan Logitech. Titan juga menggunakan teknologi satelit Starlink milik Elon Musk untuk berkomunikasi dengan permukaan. Tujuan utama dari ekspedisi Titan adalah untuk mengeksplorasi bangkai Titanic dan ekosistem bawah laut sekitarnya, serta untuk mengumpulkan data ilmiah dan dokumenter.

Bangkai Titanic terletak di kedalaman sekitar 3.800 meter, sekitar 690 kilometer selatan-tenggara lepas pantai Newfoundland, Kanada. Bangkai tersebut terbagi menjadi dua bagian utama dengan jarak sekitar 600 meter. Haluan masih dapat dikenali dengan sebagian besar interiornya terpelihara, meskipun degradasi dan kerusakan terus melanda dasar laut. Di sisi lain, buritan hancur total. Bidang puing-puing di sekitar bangkai kapal berisi ratusan ribu barang yang tumpah dari kapal saat tenggelam.

Bangkai Titanic pertama kali ditemukan pada tahun 1985 oleh ekspedisi gabungan Prancis-AS yang dipimpin oleh Jean-Louis Michel dari IFREMER dan Robert Ballard dari Woods Hole Oceanographic Institution. Sejak itu, bangkai kapal tersebut telah menjadi pusat minat yang intens dan telah dikunjungi oleh banyak ekspedisi. Operasi penyelamatan kontroversial juga telah menemukan ribuan barang yang telah diawetkan dan dipajang di depan umum.

Namun, menjelajahi kedalaman laut tidaklah mudah. Sinar matahari tidak dapat menembus lebih dalam dari 1.000 meter dari permukaan laut, sehingga wilayah di bawahnya disebut sebagai zona tengah malam (midnight zone). Di sini, suhu air sangat dingin, tekanan air sangat tinggi, dan penglihatan sangat terbatas. Menavigasi wilayah ini menjadi tantangan karena mudah disorientasi di dasar laut dalam.

Selain itu, ada juga bahaya lain yang mengancam para penyelam, seperti gunung es yang bisa menabrak kapal selam saat naik atau turun; arus laut yang bisa menyapu kapal selam ke arah yang tidak diketahui; atau benda-benda asing yang bisa merusak atau mengganggu sistem kapal selam. Belum lagi kemungkinan adanya kegagalan teknis atau kesalahan manusia yang bisa berakibat fatal.

Hingga saat ini, belum diketahui pasti apa yang menyebabkan hilangnya Titan dan nasib para penumpangnya. Apakah mereka mengalami kecelakaan, tersesat, atau diserang oleh makhluk laut? Apakah mereka masih hidup atau sudah meninggal? Apakah mereka akan ditemukan atau tidak? Misteri ini masih menunggu untuk dipecahkan oleh para penyelidik dan pencari.

- Advertisement -
TAGGED:
Share This Article