Rusdianto dan Ecraft Center Mendorong Industrialisasi UMKM Marente

Rasyiqi
By Rasyiqi
6 Min Read

jfid – Roadshow Rusdianto bersama tim pendiri Ecraft Center ke Marente memberi dukungan. Kedatangannya mendadak tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Menemui owner Kopi Marente. Disana bincang-bincang dalam waktu lama.

Selain, kegiatan Roadshow dilakukan. Rusdianto Center juga sedang sosialisasi program pemasangan meteran listrik gratis di Marente yang akan dipasang dalam waktu dekat dimulai Januari 2022 nanti.

Desa Marente adalah desa kelahiran Gubernur NTB, Zulkieflimansyah – jaraknya tiga kilometer dari kota Kecamatan Alas atau 76 kilometer selatan dari kota Sumbawa Besar. Marente singkatan dari Maras Rena Nyaman Ate artinya asyik dan menyenangkan hati. Sejak 2014, Marente telah menjadi desa wisata. Lalu ditetapkan jadi desa wisata bersama 90 desa lainnya oleh Gubernur NTB Zulkieflimansyah, pada 2018 lalu.

Perbincangan seputar sejarah Kopi Agal Marente. Selain madu, Marente Kabupaten Sumbawa terkenal produksi hasil kopi. Selain itu, Kopi terdapat juga di tepal, Baturotok, dan Lawin. Masyarakat Sumbawa harus memulai dari dasar-dasar nasionalisme lokal. Siapa lagi kalau bukan kita untuk mencintai produk – produk lokal sebagai peran penting dalam pembangunan ekonomi rakyat melalui kecintaan kita untuk kembangkan UMKM Kopi, seperti Kopi Marente.

Kopi Marente lahir dari ide dan tindakan kreatif sang owner Mas Banu. Peracikan kopi Marente asli dalam produk kemasan keren sekali. Dari sisi harga sangat terjangkau dan pendistribusian untuk pasar – pasar lokal dan nasional. Sebelumnya, Kopi Marente dikenal dengan nama Agal. Penyematan nama ini sesuai nama tempat Air Terjun Marente. Petani yang menanam sejak tahun 1988 yang dilakukan oleh masyarakat Marente.

Di sela – sela perbincangan, Rusdianto tegaskan bahwa “bagi masyarakat, memberi harapan untuk tetap hidup pembangunan ekonomi. Kopi Marente titik tolak pengembangan, pemberdayaan dan industrialisasi Kopi Marente sehingga tumbuh kembang basis pendapatan ekonomi rakyat.” ucap Rusdianto yang sedang berancang – ancang menjadi Caleg DPRRI pada tahun 2024 mendatang.

Menariknya, Desa Marente menjadi desa wisata berawal dari maraknya penebangan hutan ilegal di dekat mata air. Lalu, pemuda setempat menggagas pembentukan desa wisata agar penebang ilegal menjauh dari desanya.” jelas Banu Owner Kopi Marente dirumahnya saat bincang-bincang bersama.

Pemerintah sejatinya, lanjutnya, harus memperhatikan lebih jauh dan detail kebutuhan aspek industrialisasi pengolahan melalui skema penyiapan mesin – mesin produksi sehingga dapat menyuplai kebutuhan kopi Marente. Apalagi sebaran namanya dikenal Kopi Marente. Dengan demikian, hadirnya industrialisasi Kopi Marente mendorong lajunya distribusi penjualan biji kopi. Tentu upaya tersebut, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.” tambah Rusdianto yang juga pendiri Ecraft Center ini.

Pemerintah harus mendorong pasar – pasar lokal dan regional untuk tetap menggunakan kopi-kopi lokal. Apalagi, kalau pemerintah menyiapkan skema kebijakan dalam menumbuhkan sektor – sektor Caffe – Caffe (sektor industri kopi skala kecil dan menengah) sehingga produksi meningkat.

Rusdianto sendiri mengingatkan pemerintah dan masyarakat bahwa “mayoritas masyarakat masih konsumsi kopi Serek padu (kopi instan) yang berdampak pada kesehatan dan tidak terjaganya kondisi tubuh. Karena masyarakat berfikir instan dan gampang. Maka, kedepan pemerintah juga perlu memikirkan skema kebijakan permudah izin, industri kemasan, dan pasar – pasar maupun permodalan yang menunjang kegiatan produksi kopi.” kata Rusdianto

Memang kopi lokal Sumbawa harus dikembangkan sesuai zaman. Sekarang, manusia bergerak sangat terikat dengan perkembangan teknologi yang sudah serba maju. Potensi kopi di seluruh wilayah Sumbawa memberikan pendapatan yang meningkat untuk kesejahteraan masyarakat. Potensi Kopi berpotensi menjadi Economics Solution bagi masyarakat yang berpendapatan rendah melalui skema pengembangan UMKM. Apalagi, ditambah potensi wisata yang sangat bersejarah, tentu kopi Marente akan menjadi meningkat.

Desa Marente saja, kata Rusdianto, “memiliki Air Terjun Agal yang memikat dan terdapatnya situs sejarah Majapahit dahulu kala. Berarti
Desa Marente mempunyai aspek wisata bersejarah yang memiliki panorama air terjun yang indah. Sehingga menuntut kita untuk melindungi dan melestarikan.” tutur Rusdianto pendiri Ecraft Center ini dengan penuh harapan untuk dikembangkan.

Rusdianto menyebutkan, Sumbawa yang diketahui panas dan gersang ternyata memiliki Desa Marente yang sejuk, “Memiliki potensi kopi dan air terjun yang konon tertinggi di Indonesia,” kata Rusdianto kepada media, pada Kamis, 5 Maret 2020 petang.

Potensi ekonomi yang bisa dikelola UMKM dari Desa Marente, berupa pepes ikan sidat, pecel budak dari pucuk rotan, soto blunak yang mirip talas — yang lokasi tumbuhnya hanya ada di sekitar air terjun yang ada di Desa Marente.

Juga ada kue lepat yang isinya nasi dibakar atau direbus dibungkus daun, lalu janda bernang yang terbuat dari tepung beras dicampur pisang atau roti. Kue sanggar ai, berupa pisang dibaluti terigu, kemudian direbus. Lalu di atasnya ditaburi parutan kelapa.

Minumannya, selain kopi adalah teh dari Lonto Kebo Karong — sejenis kayu bajaka di Kalimantan — yang di Marente dipercaya bisa menyembuhkan obat sakit pinggang, nyeri badan. Kayu kebo direbus ditambahi jahe, hingga warnanya merah, lalu diminum.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article