Trump Belum Kalah

Rasyiqi
By Rasyiqi
6 Min Read
Donald Trump (shutterstock)
Donald Trump (shutterstock)

jfid – Kita sangat faham dunia globalist yang saat ini berkuasa hampir di semua negara. Namun, bagi yang memahami bernegara secara sederhana, hanya seakan partai pemenang di sebuah negara adalah penguasa pemenang pemilu. Jiaah, kalau pemahaman begini ada di mayoritas penduduk gawat nih bernegara. Makanya kita harus belajar banyak lagi tentang bernegara dalam 7 tahun terakhir ini.

Sebel ya kalimat bossman sok tahu, ya memang, biar aja. Cape kita jadi bangsa cemen, hanya nganalisa dari media umum. Ngak pernah baca lainnya, termasuk para akademisi kita tantang. Belajar belajar belajar lagi!

Kita jelaskan ya pelajaran bernegara nya, semua ini dimulai sebelum Trump menjadi presiden 2016, jaman Obama, jaman Xi Jing Ping masih merencanakan OBOR dengan Belt road nya, jauh sebelum Bidelberg rapat di Swiss. Sejak 10 tahun terakhir, peta dunia akan di design ulang.

Awalnya masih merupakan barisan terputus-putus, maka globalis sudah punya the real grand plan.

Kita semua tahu, covid 19 adalah grand design lama untuk panen akbar dan tahun 2019 akhir di luncurkan, kemudian November 2020 kemarin berakhir dengan perubahan drastis atas kekayaan para globalis naik ribuan kali di seluruh dunia.

Sayangnya yang dilihat hanya media mainstream, media globalis yang terkoneksi rapi, yang tertata jauh sebelum nya sudah tahu apa yang akan di dapat dari pikiran manusia yang membaca, melihat TV dan internet.

Semua media globalis itu merupakan propaganda jangka panjang dengan pre design “understanding”.

Jadi “kaya” itu di design di kepala kita, mereka adalah harus masuk di forbes, jadi sukses itu negara ikut IMF dan world bank, jadi pemenang pemilu itu kendalikan sesuai mata rantai produksi globalis mau nya apa.

Aslinya enggak, aslinya ratusan orang kaya tak terbaca kenaikan kekayaannya yaitu para globalis cabal aslinya. Yang kita lihat hanya SHADOW ciptaan.

Wallstreet dan bursa jadi ukuran naiknya index kemakmuran, perangkat globalis seperti internet, digital, sosmed, naik ribuan persen tidak ada yang perhatikan, termasuk bagaimana anda dibaca artificial intelijennya.

Sementara otak kuno orang-orang, data itu masih email, nomor telpon, alamat sosmed, yang di kejar-kejar oleh para digital marketing dan penjual online reseller, serta marketplace yang sudah ketinggalan 15 tahun cara berfikir seperti itu.

Ketika dunia globalis mulai menunjukan taringnya sejak jaman Obama dan Xi Jing Ping berkuasa, kita Indonesia lebih cemen lagi. Hanya pengen jadi pemenang pemilu dan kelola negara, BUKAN MEMAJUKAN BANGSA NEGARA.

Paling enak agen-agen di pakai, agen globalis dan oligarki, karena sudah lengkap terpasang lama di Indonesia.

Jadi, ketika kelompok patriotis di bawah beberapa jendral pentagon rapat di vancouver 2 tahun sebelum Trump di jago kan, membuat dunia menjadi punya permainan baru.

Trump is just a piont!!!

American nation mendadak punya 3 kubu besar. Partai demokrat, partai republik dan patriotik konstituonal. Kelompok patriotik konstitusional bukan partai, mereka anti globalis!!!

Ketika partai demokrat berhasil menerobos undang-undang pemilu yang kita semua tahu demokrat partainya penguasa kongres mulai melakukan “rencana besar” yaitu menyetujui perhitungan menggunakan email, surat post paska pemilu, maka semua tahu bakal terjadi perang bukan di suara pemilih tetapi permainan di kotak suara.

Ini ciri globalis banget.

Bukti. Semua mesin hitung software dan hardware yang di pakai di mana KPU Amerika di kuasai globalis memakai struktur perusahaan yang sama di seluruh dunia, election voting machine namanya. Perusahaan nya kalau di sambung-sambung nanti ketahuan kok, tapi jadi ngak enak bisa buka kemana-mana rahasianya termasuk…ah sudah lah, sudah lewat.

Globalis main cantik, 7 tahun terakhir. Mahal ini informasi.

Ingat beberapa kali dalam “quick count” ada salah hitung lalu di katakan salah operator, dan itu juga terjadi dimana-mana yang pakai mesin election voting machine, termasuk di Amerika kemarin.


Jadi kita lompat sebentar, biar ngak muter-muter, Trump belum kalah, Rudi Guilani (lawyer) punya data banyak dan ini didukung pentagon.

Joint staff Mailey baru aja menyatakan mendukung Konstitusi. Ini kode keras bahwa demokrat tidak konstitusional dan KPU Amerika belum menyatakan siapa pemenang pemilu.

Sudah lah, jangan gampang percaya berita mainstream, semua di engineering. Sabar dan detaillah berinfromasi.

Masih kurang puas data nyeleneh bossman, cek BBC.

Siaran BBC tentang kemenangan angka Biden versi MEDIA yang di tengah siaran, baru jalan 15 menit beberapa hari lalu, mendadak mati total kemudian BBC menayangkan TEKNICAL PROBLEM, ternyata pemerintah Amerika meminta pemerintah UK untuk memghentikan siaran tersebut.

Ini mengingatkan satu hal, perang antara globalis versus patriotik konstitusional belum selesai. Permainan panjang masih, jadi, yuk kita belajar, jangan ngurusin lonte aja bisanya. #peace

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article