Jurnal Faktual
  • News
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
    • Birokrasi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Profil
  • OpiniHot
No Result
View All Result
Kirimkan
Jurnal Faktual
  • News
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
    • Birokrasi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Profil
  • OpiniHot
Kirimkan
  • Login
  • Register
New & Opini
Home Headline

Tetap Merdeka, Bung!

by Tjahjono Widarmanto
5 bulan ago
in Headline, Opini
Reading Time: 5min read
0
Ilurtrasi kebebasan (istimewa)

Ilurtrasi kebebasan (istimewa)

Share on FacebookShare on Twitter

jfid – Istilah merdeka berasal dari bahasa Sansekerta, maharddhika. Istilah ini muncul pada kakawin Nitisastra yang dianggit pada titimangsa abad 15. Secara maknawi istilah ini bermakna “bebas dari soal keduniawian”. Jadi pada awalnya istilah merdeka sebenarnya ada dalam ranah filosofi dan spiritualitas yaitu pelepasan diri dari persoalan-persoalan duniawi.

Di masa kebangsaan, istilah merdeka dimaknai sebagai pembebasan terhadap penjajahan atau kolonialisme. Bung Karno lah kali pertama yang memopulerkan istilah merdeka menjadi pekik nasional untuk menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajahan.

Keinginan untuk merdeka dipicu oleh berbagai hal. Dalam novelnya yang tenar Bumi Manusia, Pramudya Ananta Toer, melalui tokoh Nyai Ontosoroh dan Sinyo, keinginan merdeka dipicu oleh pengalaman betapa sakitnya mengalami diskriminasi. Jauh sebelum itu, dalam novelnya Max Havelaar, Multatuli melalui tokoh Saijah terobsesi merdeka karena mengalami penindasan yaitu kerbau kesayangannya direnggut paksa oleh Tuan Demang yang merupakan kepanjangan tangan kaum kolonialis.

Keinginan merdeka ternyata dipicu oleh sebab musabab pengalaman yang menyakitkan karena hidup yang tak merdeka ternyata penuh penindasan, pendiskriminasian, ketakadilan, peminggiran, bahkan pemusnahan. Keinginan merdeka muncul sebagai sebuah gerak yang geram dan gelisah. Merdeka menjadi manifestasi keinginan untuk lepas dari kecemasan dan memperoleh kehidupan yang lebih tentram.

Kemerdekaan bukanlah sebuah ruang kosong yang sudah ada atau ruang yang sudah dipersiapkan. Tidak! Merdeka adalah menyiapkan, membentuk dan menjaga kelangsungan sebuah ruang. Merdeka adalah menciptakan ruang. Ruang itu bisa saja disebut sebagai bangsa, atau bisa pula diistilah sebagai negara. Ruang yang bagaimana yang diinginkan? Angan-angan akan ruang inilah yang diistilahkan oleh Benedicht Enderson sebagai komunitas imajiner atau komunitas terbayang.

BACAJUGA

PWNU NTB Gandeng Kakanwil Kemenag NTB Sosialisasikan LPJ BOP Pondok Pesantren Bantuan Covid-19

DPRD NTB Matangkan Raperda Desa Wisata

Peti Mati Demokrasi

MPP Bangkalan Bakal Ada Posko Pelayanan Kesehatan Terpadu

Bagaimanakah kita membayangkan ruang itu?

Mohamad Yamin membayangkan ruang yang merdeka itu sebagai sebuah ruang baru yang sebenarnya sudah memiliki akar yang kokoh dan perkasa. Akar yang kokoh dan perkasa itu merupakan warisan masa lampau di antaranya adalah kejayaan Majapahit dan Sriwijaya.

Mohamad Yamin membayangkan ruang merdeka yang diimpikannya, pondasi dan sendi-sendinya sudah diwarisi oleh kejayaan masa lalu, tinggal bagaimana kita merajut kembali kejayaan masa lalu tersebut dengan memilihnya dengan masa sekarang.

Apa yang dibayangkan Moh. Yamin tersebut bertolak belakan dengan apa yang dibayangkan oleh Cipto Mangunkusumo dan Sutan Takdir Alisyahbana. Keduanya sepakat mebayangkan bahwa menjadi bangsa yang merdeka tak memiliki tautan dan gayutan dengan masa lalu.

Bagi Cipto Mangunkusumo dan STA kemerdekaan adalah proyek masa depan yang harus dikonstruksikan tanpa harus menyangkut-pautkan dengan masa lalu. Bangsa yang hidup merdeka harus menginstruksikan berbagai landasan yaitu kehendak, imajinasi, keyakinan dan sekaligus ikhtiar.

Kedua tesis di atas memiliki argumen dan pengikut yang sama-sama kuat. Bisa dicari jalan tengah untuk mempertemukan kedua tesis tersebut. Konsep Ernest Renan barangkali bisa menjadi pijakan mempertemukan dua tesis di atas. Renan mengisyaratkan bangsa sebagai suksma yang terdiri dari unsur masa lalu yang berupa kenangan konkret terhadap masa lampau atau hipotek keluhuran masa lampau, sekaligus terdiri dari unsur masa kini.

Unsur masa kini itu dimulai dari keterpukauan akan hasrat hidup bersama dan merdeka yang boleh jadi tak memiliki kaitan apapun dengan masa lalu. Apapun perdebatan mengenai ruang yang merdeka itu, ternyata realitanya merdeka itu tidak gampang! Merdeka itu mengandung risiko-risiko. Saat proklamasi merdeka dibacakan di suatu pagi Minggu yang cerah, eforia merdeka pun membuncah di mana-mana, saat itu tak pernah terbayangkan bahwa merdeka selain memiliki harapan, pun memiliki sisi-sisi sedih, cemas, bahkan buram.

Merdeka memang memiliki risiko-risiko sehingga tidak mudah untuk merdeka, sekalipun kemerdekaan telah digenggam. Apalagi merdeka selalu diikuti oleh hasrat kekerasan. Kemerdekaan selalu diciderai oleh syahwat kekuasaan yang cenderung tiran. Kemerdekaan akan sia-sia bila gagal mengikis habis kesewenang-wenangan.

Kita, sudah terlanjur merdeka, Bung. Sungguh tak mudah untuk menjaga marwah merdeka. Kita tahu itu, Bung. Dan kita tahu itu, tetap merdeka, Bung!

*) Penulis adalah guru dan sastrawan yang tinggal di Ngawi.

ShareTweetSendShare

Related Posts

Dunia Riset dalam Jerat Pancasila

5 hari ago
Soeharto, Presiden kedua Republik Indonesia

Mencegah Pak Harto 3 Periode

4 minggu ago
"Kelam Zaman Masyarakat Tontonan," 60x100 cm, Heru Harjo Hutomo, 2020

Kinerja Tubuh Manusia dalam Anime: “Hataraku Saibō”

1 bulan ago
Ilustrasi Over Fishing Lobster (foto: Inews)

Regulasi Larang Ekspor Benih Lobster Tidak Jelas, Alias Statemen Doang

1 bulan ago
Agus Harimurti Yudhoyono (foto: istimewa)

Ujian Sang Mayor

1 bulan ago
Ilustrasi keberingasan Kapitaslime

Kapitalisme Lahir Karena Indonesia

1 bulan ago
Load More
Next Post
"Karib," 60x100 cm, kapur di atas papan, Heru Harjo Hutomo, 2020

Paman Dhoplang dan Ketelanjangannya Menjelang Pilkada

Discussion about this post

POPULER

  • Baca
  • Opini
  • Berita
Foto : Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., M.H., saat acara Loka Sabha VI yang dilangsungkan di Gedung Rektorat Lantai III IAHN Pudja Mataram.
Advertorial

Pemprov NTB Ajak Peradah Bersinergi Dukung NTB Gemilang

18/04/2021
Foto : Pelaku balap liar dan balap lari yang diamankan Polresta Mataram
Berita

Pelaku Balap Liar dan Balap Lari Diamankan Polresta Mataram

16/04/2021
Foto : Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati saat memberikan penghargaan kepada Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc., yang didampingi Sekda Provinsi NTB, Asisten I, Setda NTB, Kadis Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kasat Pol PP, Kepala DPA2KB Provinsi dan Kabupaten/Kota se-NTB, Ketua MUI, Perwakilan Polda, Danrem 162/Wb, pemerhati anak dan perempuan di NTB.
Berita

Gubernur NTB Raih Penghargaan dari Menteri PPPA Atas Keberhasilan Pengesahan Perda Perkawinan Anak

16/04/2021
Foto : Mayat bayi terbungkus kardus yang ditemukan berjenis laki-laki yang menggegerkan Warga Gang Nurul Yaqin Batu Mandiri, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela Kota Mataram.
Berita

Ditemukan Mayat Bayi Terbungkus Kardus di Jempong Baru

15/04/2021
Jurnal Faktual

© 2020

Informasi

  • Pedoman
  • Redaksi
  • Periklanan
  • Privacy Policy
  • Tentang
  • Rilis Berita
  • Saran Translate

Terhubung

No Result
View All Result
  • Opini
  • News
    • Birokrasi
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Wisata
    • Profil
    • Polling
  • Kirim Tulisan
  • Login
  • Sign Up

© 2020

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.