Jurnal Faktual
  • News
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
    • Birokrasi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Profil
  • OpiniHot
No Result
View All Result
Kirimkan
Jurnal Faktual
  • News
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
    • Birokrasi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Profil
  • OpiniHot
Kirimkan
  • Login
  • Register
New & Opini
Home Opini

Tentang NU

by bramadapp
10 bulan ago
in Opini
Reading Time: 4min read
0
Foto: Ilustrasi

Foto: Ilustrasi

Share on FacebookShare on Twitter

jfID – Tulisan ini hanya kesimpulan yang kemungkinan besar salah. Namun, tulisan ini bukan sekedar tulisan, tetapi rangkuman dari cerita-cerita pendek masyarakat di kampung halaman. 

 
Kepercayaan masyarakat terhadap organisasi NU, bervariasi. Bagi yang mengerti, mereka berharap dianggap santri oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’arie. Sebagian yang lain, karena mengikuti keyakinan guru ngajinya yang ada di kampung.

 
Masalah yang terjadi saat ini, secara menyeluruh adalah menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap NU. Sebagai warga NU, saya hanya mendengarkan dari mereka. Mulai dari keluh kesah, sampai yang ekstrim menuduh NU dengan tuduhan yang tidak pantas.

 
Pertama, ada anggapan bahwa warga NU hanyalah komoditi politik yang layak diperdagangkan dengan nilai tinggi. Terbukti, sekalipun secara langsung NU tidak berpolitik praktis, tapi keterlibatan NU secara struktural sering terjadi di tingkat pemilihan, mulai dari Kepala Daerah sampai Presiden.
 

Kedua, masyarakat merasa berbuat banyak terhadap kepentingan NU, tapi tidak memperoleh apa pun dari NU. Terbukti, mereka paham tentang akidah, justru dari Kiai kampung yang tidak berkepentingan apa-apa, bahkan tidak dipedulikan sama sekali oleh NU struktural.
 

BACAJUGA

No Content Available

Ketiga, masyarakat menilai jajaran yang berada di struktural NU, dianggap tidak mewakili harapan dan aspirasi warga NU. Seolah sebuah jabatan yang menguntungkan, mereka sering mengambil sikap-sikap yang tidak populis. Akibatnya, masyarakat kecewa, merasa kepentingannya terabaikan oleh kepentingan tingkat tinggi.
 

Keempat, warga NU bukanlah segelintir orang yang berada di struktur kepengurusan, termasuk pengurus di banom-banom NU. Kesan yang dirasakan, mereka terlihat arogan seolah memiliki kekuatan yang tidak membutuhkan masyarakat luas sebagai warga. Perbedaan pandangan saja, bisa menjadi persoalan besar, seperti bunyi genderang perang melawan NU kultural. Mereka lupa, jumlah besar di dalam NU, adalah jumlah besar warganya yang saat ini diabaikan begitu saja oleh jajaran orang-orang berbatik dan berjas hijau.
 

Kelima, lahirnya FPI dan ormas-ormas lain yang berakidah Ahlussunnah wal Jamaah, cukup menjadi cermin kegagalan dan keangkuhan yang kerap dilakukan oleh oknum pewaris yang salah. Akhirnya, NU kalah populis di masyarakat perkotaan. Kenapa demikian? Bayangkan saja, seorang yang dikenal dengan Abu Janda saja bisa terlihat penting di salah satu Banom NU.

Masih banyak lagi persoalan berat yag tidak dirasakan berat oleh orang-orang penting di NU, justru dianggap masalah yang tidak lebih besar dari masalah lain yang tidak terkait dengan akidah dan pemahaman NU.

 
Tulisan ini jelas akan menuai teguran keras dari sebagian orang, dengan dasar-dasar yang tidak rasional. Kecuali, bila pembacanya adalah orang bijak yang memahami makna kritik sebagai tanda cinta.


Mohon maaf, ini murni sebuah kesimpulan yang dijamin 100% tidak ditunggangi kepentingan politik dan kepentingan di luar NU.

Share85TweetSendShare

Related Posts

Kapasitas sesak penjara (foto: bbc)

Hukum Sebagai Penyembah Problem Sosial

13 jam ago

90% Warteg akan Terpukul Tutup di Tahun 2021, UKM Lainnya Bagaimana?

4 hari ago

Kendala Madura tak Segera jadi Provinsi

7 hari ago
Gambar ilustrasi (produksi: Mardigu Wowiek)

Perang Yuk dengan Tiongkok dan Amerika

1 minggu ago

Perdagangan Komoditas Kelautan – Perikanan Teluk Saleh

1 minggu ago
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat sidak Gudang Pupuk di Indramayu

Syahrul Yasin Limpo Jabat Menteri Pertanian, Kelangkaan Pupuk tak Selesai

2 minggu ago
Load More
Next Post

Pelabuhan Kesepian: Arus Ekspor Impor Anjlok

Discussion about this post

POPULER

  • Baca
  • Opini
  • Berita
Kapasitas sesak penjara (foto: bbc)
Fokus

Hukum Sebagai Penyembah Problem Sosial

26/01/2021
Foto : Direktur Nusa Tenggara Development Institute (NDI) Abdul Majid, S.Hi., bersama Ketua Mataram Care Society (MCS), Taufik Hidayat
Berita

NDI dan MCS Pertanyakan Posisi Direktur RSUP NTB yang Lowong

25/01/2021
Opini

90% Warteg akan Terpukul Tutup di Tahun 2021, UKM Lainnya Bagaimana?

22/01/2021
Foto : ketua Dekranasda Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah
Berita

Dekranasda NTB Dukung Kerajinan Tenun Ikat

22/01/2021
Jurnal Faktual

© 2020

Informasi

  • Pedoman
  • Redaksi
  • Periklanan
  • Privacy Policy
  • Tentang
  • Rilis Berita
  • Saran Translate

Terhubung

No Result
View All Result
  • Opini
  • News
    • Birokrasi
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Wisata
    • Profil
    • Polling
  • Kirim Tulisan
  • Login
  • Sign Up

© 2020

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.