Sumenep Menunggu “Bantuan” Lima Tahunan

Rasyiqi
By Rasyiqi
3 Min Read
Ainul Anwar: ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Batuputih Sumenep
Ainul Anwar: ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Batuputih Sumenep

jfid – Siapapun pemenang pilkada Sumenep 2020, tak akan ada perbedaan sama sekali. Masyarakat tetap harus bekerja keras agar tidak miskin.

Jika bukan PKB ya PDIP. Itu mengulang dua periode kepemimpinan bupati dan wakil bupati sebelumnya.

Warga kepulauan yang biasa merantau ke luar negeri pasti enggan menetap di pulau meski pemimpin berganti. Masyarakat yang memiliki usaha di Jakarta, Kalimantan dan kota lain juga telanjur sejahtera secara mandiri.

Petani, nelayan, tukang becak, dan lainnya tentu kembali ke aktivitas semula usai pilkada, sambil meratapi penghasilan yang fluktuatif. Para sarjana juga harus pontang-panting melamar kerja sendiri-sendiri. Apalagi pengangguran.

Mereka tidak tahu dan sebagian tidak mau tahu tentang kebijakan yang akan dilakukan bupati dan wakil bupati terpilih. Masyarakat pelosok tidak akan menyimak berita tentang pengisian jabatan di instansi pemerintah, BUMD dan lainnya yang dilakukan pemimpin baru.

Pemerintah tidak peduli masyarakat? Peduli sih ada. Tapi sebatas menjalankan program guna menyerap anggaran. Mereka tidak benar-benar memperhatikan output dari realisasi sebuah program.

Buktinya, Kabupaten Sumenep tetap meraih predikat runner up daerah termiskin di Jawa timur. Kabupaten kita tetap memiliki ribuan masyarakat yang merantau secara mandiri di luar daerah bahkan luar negeri.

Warga kepulauan masih harus telaten mencari ikan di laut, karena hasil migas offshore lebih banyak diambil oleh “nelayan” dari pusat. Kita hanya dapat sedekah CSR yang nominalnya tidak seberapa.

Hampir semua tanah pesisir sudah dikuasai investor (alasannya) untuk tambak udang. Lahan-lahan pertanian masyarakat “dipaksa” tidak produktif. Meski tanah gembur, percuma ditanami palawija ketika pupuk langka. Harga tembakau selalu murah, harga garam nyaris sama. Harga diri?

Tapi masyarakat Sumenep sudah bersyukur setiap lima tahun sekali dapat rezeki uang Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu dari calon bupati. Bahkan kakek saya masih menggunakan kaos pemberian salah satu pasangan calon bupati Sumenep 2010 setiap mencari rumput untuk pakan sapi.

Ainul Anwar: ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Batuputih Sumenep

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article