Semiskin Itukah Negeriku? Refleksi Menghadapi Pandemi Corona

Rasyiqi
By Rasyiqi
3 Min Read
Gambar Ilustrasi: tirto.id
Gambar Ilustrasi: shutterstock

jfID – Pandemi wabah Covid-19 atau yang dikenal dengan sebutan Virus Corona, cukup menggemparkan dunia. Virus yang mematikan dan cepat menular ini, berdasarkan catatan WHO lembaga kesehatan PBB, ada sekitar 100 lebih negara yang terjangkit virus tersebut. Tidak terkecuali Indonesia, negeri kaya raya dengan gelimang dan tumpah ruah sumber daya.

Pertama kali Covid-19 ini muncul di Wuhan, China, pada sekitar November 2019 silam. Ribuan manusia harus mengakhiri hidupnya di Wuhan. Karena terjangkit virus Corona tersebut.

Hal ini, cukup menarik perhatian publik Global. Tidak terkecuali Indonesia. Namun di Indonesia sendiri hal tersebut tidak ditanggapi secara ke-khawatir-an. Justru hanya dijadikan ajang kesempatan dengan cara menimbun Masker, Meme dan lain sebagainya. Bukan dijadikan ajang persiapan keselamatan Bangsa. Sebagai bangsa yang berkemanusiaan yang adil dan beradab. Tidak berpikir “bagaimana jika nanti Tuhan mentakdirkan Covid-19 itu ke Indonesia” sebagai bangsa yang berke-Tuhan-an.

Alhasil, hari ini, Indonesia kita tercinta ini, benar-benar terjangkit Covid-19. Semua menjadi bingung seperti tak tau arah. Karena ketakutan. Semua aktivitas harus ditunda.

Dan yang miris adalah, APD kurang, bahan baku harus impor, produsen berlomba-lomba memproduksi. Sedang kebijakan pysical distancing atau pembatasan sosial skala besar ditetapkan oleh pemerintah. Bagaimana dengan buruh pabrik yang memproduksi APD besar-besaran itu?

Penulis teringat pada analisa salah satu tokoh bangsa yaitu, Daoed Joesoef yang mengatakan, Bangsa kita miskin idealis. Terlalu terpaku pada temporal waktu. Sehingga minim yang berpikir cekatan untuk jangka panjang masa depan. Memprediksi masa depan dengan isu-isu atau fakta-fakta yang terjadi dan berkembang.

Tidak hanya itu, miskin moral, miskin disiplin. Terlihat ketika terjadi penimbunan APD. Memaksa mudik walau hal itu bisa saja berbahaya untuk keluarga.

Pertanyaan sederhana, mengapa harus menunggu terjangkit untuk menghitung Strategi? Sedangkan gejolak Covid-19 itu sudah sejak akhir tahun lalu!.

Mari, untuk saudara-saudaraku, bersama-sama perangi pandemi wabah Covid-19 ini. Untuk keselamatan Bangsa tercinta kita. Ikuti Himbauan dan peraturan yang ada. Saling mendoakan agar pandemi ini segera hilang dari bumi pertiwi kita. Bagi saudara-saudaraku yang muslim, tingkatkan untuk sering mengambil whudu’ dan tingkatkan ibadah setiap harinya, agar terhindar dari terjangkit virus Covid-19 tersebut. Bagi saudara-saudaraku yang non muslim, tingkatkan pula ibadahnya sebagaimana keyakinan masing-masing.

Karena kita adalah bangsa yang berke-Tuhan-an, mari kembalikan pada Tuhan yang maha Esa. Dengan tetap berupaya dan berusaha, dengan mengikuti Himbauan dan peraturan pemerintah untuk pencegahan dan penanggulangan pandemi wabah Covid-19 ini.

Penulis: Abdullah Sahuri, Founder Komunitas Pendekar Literasi.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article