Jurnal Faktual
  • News
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
    • Birokrasi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Profil
  • OpiniHot
No Result
View All Result
Kirimkan
Jurnal Faktual
  • News
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
    • Birokrasi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Profil
  • OpiniHot
Kirimkan
  • Login
  • Register
New & Opini
Home Opini

Pemahaman Agama yang tak Seirama Menghadapi Covid 19

by M. Rizwan
1 tahun ago
in Opini, Pendidikan
Reading Time: 5min read
0
Pemahaman Agama yang tak Seirama Menghadapi Covid 19
Share on FacebookShare on Twitter

jfID – Menghadapi pandemi global Covid 19 memuculkan sentilan sentilun, takut dan tidak takut, ikhtiar dan pasrah, sehingga mengaburkan perbedaan antara fakta dan rekayasa keyakinan.

Kalimat “aku tak takut covid 19, aku hanya takut kepada tuhan”. Secara keyakinan, kalimat ini ada betulnya juga, akan tetapi sering dilupakan bahwa dibalik kata tersebut ada hal yang dilupakan yakni ikhtiar “Tuhan tidak akan merubah nasip suatu kaum, jika tidak merubahnya dengan sendirinya”.

Memang, pada dasarnya hidup dan mati hanya Tuhan yang mengatur. Kalimat tersebut, jika disandingkan persis seperti faham penganut jabariah dalam berakidah, serta terlalu sombong dalam beragama (beragama over dosis).

Sebagai antitesa, Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda bahwasanya “larilah engkau dari penyakit lepra, sebagaimana larinya engkau dari kejaran singa” (H.R. Bukhari). Artinya bahwa jika terdapat suatu wabah yang berbahaya, dianjurkan untuk menjauhinya sebagai ikhtiar sebelum diserahkan semuanya kepada ketentuan dan ketetapan Tuhan.

Dal hadist lain disebutkan bahwa “janganlah kalian mencampurkan antara yang sakit dengan yang sehat”, (HR. Bukhori), dengan hadist ini, tak mengherankan jika pemerintah memberlakukan sistem karantina, untuk memisahkan antara yang sakit dengan yang sehat, mengingat Virus Covid 19 menurut para ahli virus, bahwa Covid 19 sifatnya sangat mudah tersebar dan mempunyai masa inkubasi yang panjang yakni selama 14 hari.

BACAJUGA

No Content Available

Fenomena perbedaan faham dalam menghadapi pandemi global Covid 19 dengan kalimat seperti diatas merupakan bentuk padangan yang mendegradasi otoritas keilmuan yang tidak lagi dihargai, baik ilmu agama dan ilmu sains, akan tetapi ironisnya, menghadapi Virus Covid 19 masih dilakukan dengan bungkusan “agama”. Padahal Tuhan sendiri telah berfirman dalam Al-Qur’an ” tanyakanlah kepada ahli ilmu jika engkau tidak mengetahui”.

Selain itu, ulama tidak mungkin berfatwa untuk menghentikan sementara kegiatan agama yang mengundang keramaian tanpa pemahaman yang kuat, seperti fatwa tentang shalat jum’at dan lainnya.

Mereka (para ulama) berfatwa dengan dalil Al-Qur’an, hafalan ratusan bahkan ribuan hadist, faham hukum agama (fiqih dan unsurnya). Sebagai panduan, Nabi bersabda ” jika suatu perkara diserahkan kepada ahlinya, nantikanlah kebinasaan yang akan datang (Shohih Bukhori)”.

Sehingga, merasa aman dengan ancaman pandemi global Covid 19 karena merasa dekat dengan tuhan, menurut saya adalah pemahaman agama yang keliru, sebab, Nabi SAW sendiri yang paling dekat dengan sang pencipta bersembunyi di gua Tsur dari kejaran kafir quraisy, bukan karena beliau takut terhadap mereka, melainkan risalah agama yang disembannya harus sampai ke generasi kita (maslahat murshalat).

Nabi Musa A.s, adalah salah satu Nabi dan Rasul ulul azmi, menghindari kejaran Fir’aun laknatullah dengan membelah laut merah, bukan karena beliau pengecut, akan tetapi memang agama mengajarkan ummatnya untuk tidak “mati konyol”.

Nabi Ibrahim A.s, pernah berlari dari kejaran raja Namrudz, karena mengalah untuk menang memberantas kekufuran.

Khalifah Umar R.A pernah menghindari kampung yang terkena wabah “tha’un” karena pendapat beliau bahwa berlarilah dari takdir buruk ke takdir yang baik.

Ketahuilah, kita bukan nabi, bukan rasul, bukan para sahabat, kita hanya ummat maka, kita perlu berkaca dari kejadian para anbiya’ dan sahabat Nabi SAW dalam menyikapi sesuatu yang sekiranya membahayakan diri kita.

Jangan sesekali menentang wabah, dengan berkata “saya tidak takut dengan Covid 19, saya hanya takut kepada tuhan”. Catat! Jangan kita semua sombong dan jahil terhadap diri dan ilmu yang dimiliki. Ambillah mana perbuatan yang besar manfaatnya daripada mudhoratnya.

ShareTweetSendShare

Related Posts

Dunia Riset dalam Jerat Pancasila

6 hari ago
Soeharto, Presiden kedua Republik Indonesia

Mencegah Pak Harto 3 Periode

4 minggu ago
"Kelam Zaman Masyarakat Tontonan," 60x100 cm, Heru Harjo Hutomo, 2020

Kinerja Tubuh Manusia dalam Anime: “Hataraku Saibō”

1 bulan ago
Ilustrasi Over Fishing Lobster (foto: Inews)

Regulasi Larang Ekspor Benih Lobster Tidak Jelas, Alias Statemen Doang

1 bulan ago
Agus Harimurti Yudhoyono (foto: istimewa)

Ujian Sang Mayor

1 bulan ago
Ilustrasi keberingasan Kapitaslime

Kapitalisme Lahir Karena Indonesia

2 bulan ago
Load More
Next Post
Pulang Dari Gowa Sulawesi, Tim Satgas Covid 19 Pratim Jemput Jamaah Tabligh

Pulang Dari Gowa Sulawesi, Tim Satgas Covid 19 Pratim Jemput Jamaah Tabligh

Discussion about this post

POPULER

  • Baca
  • Opini
  • Berita
Foto : Personel Polsek Pujut Polres Lombok Tengah bersama warga yang menemukan satu unit kendaraan Pick Up Mitsubishi Colt dengan nopol DR 9602 DA, terparkir di Jalan tani Desa Marong Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah.
Berita

Di Desa Marong, Satu Unit Mobil Pick Up Ditemukan Tanpa Pemilik

19/04/2021
Foto : Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., M.H., saat acara Loka Sabha VI yang dilangsungkan di Gedung Rektorat Lantai III IAHN Pudja Mataram.
Advertorial

Pemprov NTB Ajak Peradah Bersinergi Dukung NTB Gemilang

18/04/2021
Foto : Pelaku balap liar dan balap lari yang diamankan Polresta Mataram
Berita

Pelaku Balap Liar dan Balap Lari Diamankan Polresta Mataram

16/04/2021
Foto : Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati saat memberikan penghargaan kepada Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc., yang didampingi Sekda Provinsi NTB, Asisten I, Setda NTB, Kadis Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kasat Pol PP, Kepala DPA2KB Provinsi dan Kabupaten/Kota se-NTB, Ketua MUI, Perwakilan Polda, Danrem 162/Wb, pemerhati anak dan perempuan di NTB.
Berita

Gubernur NTB Raih Penghargaan dari Menteri PPPA Atas Keberhasilan Pengesahan Perda Perkawinan Anak

16/04/2021
Jurnal Faktual

© 2020

Informasi

  • Pedoman
  • Redaksi
  • Periklanan
  • Privacy Policy
  • Tentang
  • Rilis Berita
  • Saran Translate

Terhubung

No Result
View All Result
  • Opini
  • News
    • Birokrasi
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Wisata
    • Profil
    • Polling
  • Kirim Tulisan
  • Login
  • Sign Up

© 2020

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.