Jurnal Faktual
  • News
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
    • Birokrasi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Profil
  • OpiniHot
No Result
View All Result
Kirimkan
Jurnal Faktual
  • News
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
    • Birokrasi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Profil
  • OpiniHot
Kirimkan
  • Login
  • Register
New & Opini
Home Opini

Nilai Ekspor Naik: Industri Manufaktur Kelautan dan Perikanan Menyumbang Sepuluh Persen di Tengah Pandemi

by Rusdianto Samawa
7 bulan ago
in Opini
Reading Time: 7min read
0
Share on FacebookShare on Twitter

Menulis dari Bandar Udara Surabaya Menuju Lombok Sumbawa


jfID – “Seorang Purn. Jenderal bertanya via WhatsApp: Mas, Rusdi apa prestasi mas Menteri Edhy Prabowo saat ini ?. Saya menjawab: “izinkan Cantrang beroperasi, membuka keran ekspor kepiting, rajungan, lobster. Selain itu, memaksimalkan produksi rumput laut seluruh Indonesia. Mencabut Peraturan Menteri yang bertentangan dengan sektor Manufaktur yang berasal dari industri olahan: ikan.”

Lalu saya bertanya: “Pak Jenderal adakah yang keberatan?.” Jawaban beliau sang Jenderal itu: “cuma ibu mantan menteri yang keberatan, beliau sekarang kembali jadi aktivis yang lantang dan mengajak organisasi nelayan lain melawan kebijakan mas Menteri Edhy Prabowo.”

Kemudian ia bertanya kembali: “bagaimana logika ekspor manufaktur naik sepuluh persen, kalau Cantrang, Purseine, Trawl Mini dan dilegalkan?. Jawabannya: “Sudah pasti naik ekspor, kalau angka tangkapan ikan naik dan produk olahan juga semakin meningkat.”

Itulah, ilustrasi dialog tersebut, mencerminkan bahwa: mas Menteri Edhy Prabowo berfikir besar tentang keseimbangan antara lingkungan, ekonomi dan kesejahteraan nelayan. Cara berfikir besar itu? Implementasikan kebijakan revisi sejumlah regulasi yang telah melegalkan kembali penangkapan beberapa komoditas kelautan dan perikanan yang sempat dilarang oleh menteri sebelumnya.

BACAJUGA

No Content Available

Dari revisi regulasi tersebut, usaha penangkapan dan budidaya akan meningkat dan secara otomatis. Sehingga industri pengolahan (manufaktur) mampu menunjukkan geliat yang positif. Apalagi saat ini, ditengah tekanan dari dampak pandemi Covid-19 dan New Normal Life merupakan strategi efektif meningkatkan produksi hasil olahan perikanan dan ekspornya.

Kebijakan revisi regulasi itu, ditandai menggeliatnya usaha tangkap dan budidaya. Hal ini tercermin melalui capaian nilai ekspor sepanjang triwulan I tahun 2020, hingga mengalami surplus pada neraca perdagangan. Walaupun, Industri pengolahan mengalami sedikit tekanan mulai Maret 2020 akibat Covid-19, namun data ekspor industri pengolahan manufaktur memberikan optimisme untuk tetap bertahan dan berjalan terus.

Kinerja sektor manufaktur nasional pada tiga bulan pertama tahun ini meningkat 10,11% dibanding periode yang sama tahun lalu (y-o-y). Sepanjang triwulan I-2020, ekspor dari industri pengolahan tembus angka USD32,99 miliar, sedangkan nilai impornya tercatat sekitar USD31,29 miliar. Sehingga terjadi surplus sebesar USD1,7 miliar. Bahkan, ekspor industri pengolahan pada triwulan I-2020 memberikan kontribusi signfikan hingga 78,96% terhadap total ekspor nasional yang mencapai USD41,78 miliar.

Lima sektor sebagai penyumbang terbesar pada nilai ekspor manufaktur nasional selama tiga bulan pertama tahun ini, yaitu industri makanan yang membukukan senilai USD7,17 miliar, diikuti industri logam dasar (USD5,48 miliar), industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (USD2,99 miliar), industri pakaian jadi (USD2,02 miliar), serta industri karet, barang dari karet dan plastik (USD1,78 miliar).

Sementara itu, kinerja pengapalan sektor manufaktur pada Maret 2020, juga mengalami peningkatan sebesar 7,41% dibanding capaian Maret 2019. Ekspor dari industri pengolahan di bulan ketiga tahun ini, tercatat menembus angka USD11,12 miliar, sedangkan nilai impornya sekitar USD10,80 miliar.

Sehingga mengalami surplus pada neraca perdagangan sebesar USD0,32 miliar. Industri pengolahan pada Maret 2020 juga berkontribusi gemilang hingga 78,92% terhadap total nilai ekspor nasional yang mencapai USD14,09 miliar.

Adapun lima sektor yang menjadi champion pada perolehan ekspor manufaktur nasional selama Maret 2020, yakni industri makanan dan minuman yang membukukan nilai ekspor sebesar USD2,47 miliar, diikuti industri logam dasar (USD1,96 miliar), industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (USD1,04 miliar), industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik (USD1,02 miliar), serta industri tekstil dan pakaian jadi (USD0,96 miliar).

Peningkatan terjadi, tentu adanya kompensasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kepada para pelaku usaha untuk lakukan ekspor selama 3 bulan ke depan, misalnya: ekspor kepiting, rajungan hasil olahan diperbolehkan dalam bulan-bulan tertentu, dari tanggal 15 Desember hingga 5 Februari.

Faktor lain yang mendukung tumbuhnya produksi industri olahan manufaktur, sala satunya dispensasi tonase kapal angkut untuk mengangkut ikan sehingga industri pengolahan tetap berjalan. Hal ini berlaku, hasil revisi Peraturan Menteri KP Nomor 32 Tahun 2016 kapal yang digunakan untuk usaha pengangkutan ikan hidup dibatasi paling besar 300 GT (dari hasil penangkapan ikan) dan 500 GT (dari hasil budidaya).

Tentu ini, peluang besar bagi RI untuk meningkatkan ekspor. Meski pandemi virus corona atau Covid-19 dan New Normal diberlakukan hampir seluruh negara pertumbuhan ekonominya negatif. Tetapi, Indonesia sendiri masuk negara yang masih dapat tumbuh positif. Karena share ekonomi Indonesia terhadap salah satu negara penggerak ekonomi utama seperti China tidak terlalu tinggi.

Share dari Chinese global ekspor untuk paling signifikan jadi kalau mereka kena, produksi global pasti terkena. Dampaknya buat Indonesia relatif terbatas. Share dari trade terhadap GDP Indonesia hanya 32 persen. Dibandingkan dengan Singapura yang 216 persen. Singapura growthnya di hit (hajar) lebih jauh ketimbang kita.

Ekonomi Indonesia masih bisa diselamatkan dengan kondisi ekonomi domestik yang lumayan besar. Tentu yang difokuskan pada produksi produk olahan manufaktur dan ekspor semakin tinggi. Ekonomi domestik indonesia masih relatif lumayan. Sementara kalau melihat Singapura, itu rasio dari trade terhadap GDP relatif besar. Itu menjelaskan mengapa pertumbuhan ekonominya Singapura masih jauh lebih lambat ketimbang Indonesia.

Memang penyebaran virus corona terjadi di berbagai bidang, baik di sektor riil, bursa saham. Dan yang paling dirasakan berat terhadap perekonomian secara global di Indonesia, di mana mengalami pelambatan pertumbuhan. Apabila Covid-19 dan penerapan New Normal bisa segera tertangani maka pertumbuhan ekonomi masih di atas 4%. Tetapi pemerintah juga harus bersiap apabila pandemi ini masih bertahan antara 3-6 bulan lagi maka situasi akan lebih memburuk, dimana pertumbuhan ekonomi diperkirakan pada kisaran 2,5% bahkan 0%. Namun, sektor kelautan dan perikanan bisa membackup ekonomi Indonesia, kedepannya.[]

ShareTweetSendShare

Related Posts

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat sidak Gudang Pupuk di Indramayu

Syahrul Yasin Limpo Jabat Menteri Pertanian, Kelangkaan Pupuk tak Selesai

6 hari ago
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping (Foto: AFP)

Pasti di Take Down Lagi Informasi tentang Tiongkok ini (Baca Cepat)

6 hari ago
Rusdianto Samawa, dalam Kongres Nelayan Indonesia

Membedah PNBP KKP, Target Strategis; Mampukah?

2 minggu ago

Sikap Front Nelayan Indonesia (FNI) Soal Drone Ngepet

2 minggu ago
Slamet Ariyadi, anggota DPR-RI komisi IV, fraksi PAN

Slamet Ariyadi DPR-RI, Anak dari Rahim Petani Madura

2 minggu ago

Hamzah Haz

2 minggu ago
Load More
Next Post
Foto dari kiri, Musahwi anggota DPRD Sumenep, Ketua DPD PAN, Slamet Ariyadi, Wasekjen DPP PAN, dan Hairul Anwar, ketua BM PAN Sumenep (foto: Redaksi)

Hairul Anwar: Saya Tidak Ada Urusan dengan PAN

Discussion about this post

POPULER

  • Baca
  • Opini
  • Berita
Surat Publik

Kerinduan Seorang Mahasiswa

17/01/2021
Foto : Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda NTB, Najamuddin Amy.,S.Sos,M.Si saat mewakili Gubernur pada acara Hari Jadi yang ke-4 Media Suara Rinjani di Senggigi.
Berita

Media Diharapkan Terus Membawa Pesan Moral Tangkal Hoaks

17/01/2021
Foto : Suasana pelaksanaan Muswil PKB NTB. PKB NTB menegaskan tetap solid dan kompak pasca Muswil.
Berita

Pasca Muswil, PKB NTB Siapkan Program Kerja Kemenangan Partai 2024

16/01/2021
Foto : Gubernur NTB Dr.H.Zulkieflimansyah bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat meninjau kerajinan di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah (NTB)
Berita

Sandiaga Uno Ingin Kerajinan Tangan Siap Sambut MotoGP

15/01/2021
Jurnal Faktual

© 2020

Informasi

  • Pedoman
  • Redaksi
  • Periklanan
  • Privacy Policy
  • Tentang
  • Rilis Berita
  • Saran Translate

Terhubung

No Result
View All Result
  • Opini
  • News
    • Birokrasi
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Wisata
    • Profil
    • Polling
  • Kirim Tulisan
  • Login
  • Sign Up

© 2020

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.