Negara Tetangga yang Bedebah

Rasyiqi
By Rasyiqi
9 Min Read
Gambar Ilustrasi: Boosman
Gambar Ilustrasi: Boosman

jfID – Berapa kali kita mengatakan, Tiongkok itu ditiru jangan turuti maunya! Ngerti ditiru? Kalau ditiru maka hal yang baik dan cocok untuk kita bernegara kita tiru dan dikerjakan juga di Indonesia.

Kalau “dituruti” itu artinya, ya mengikuti maunya Tiongkok.

Misalnya, membangun proyek-proyek yang semuanya dibangun dengan barang China, uang China, tenaga kerja China, teknologi China. Hanya ketika jadi, kita bayar, bayarnya dolar ke China. Itu adalah strategi China mengumpulkan dolar, atau yang dikenal dengan istilah Eksport Debt.

Perlu dijelaskan lagi dengan bahasa lain lagi setelah video konawe, coba kita urai panjang masih belum faham ya?
Negara Tiongkok diawalnya ada banyak proyek yang membangunnya dengan menggunakan uang dolar atau pinjaman dolar.

Ketika tahun 2017 awal perang dagang dengan Amerika, Tiongkok menyadari ada hal yang berbahaya. Yaitu: besarnya hutang luar negeri mereka. Karena secara teknis setelah perang dagang, maka pasti akan perang currency.

Kalau perang currency terjadi, misalnya seperti Indonesia di jaman 98 yang menggulingkan pemerintahan Suharto currency rupiah dibanting minus 500%.

Maka, mereka melakukan strategi. Tiongkok melakukan yang namanya EXPORT DEBT atau mengirim hutang keluar negeri. Tiongkok itu bukan jago export bahan produksi saja, namun mengekport hutang juga mereka bisa.

Caranya?

Cari negara-negara yang merasa dirinya miskin yang merasa tidak punya uang, yang membangun memerlukan “direct investment” atau investasi asing.

Di infiltrasi dulu idenya kepenguasa bahwa investasi asing itu penting untuk masuk ke negara yang tidak punya uang, padahal itu hanya ide saja, kalau pejabatnya ngak ngerti perlu uang asing dolar misalnya atau perlu invetasi asing untuk membangun, nah, masuk tuh barang.

Ketika sudah percaya bahwa satu-satunya cara membangun adalah dengan investasi maka masuklah satu paket barang Tiongkok tadi.

Mesin tadi yang berhutang dengan negara Amerika atau negara asing di Tiongkok, mesin-nya dibongkar, dipreteli, direkondisi supaya terlihat baru lalu dikirim ke negara yang mau di invest dengan nilai harga baru.

Masuk ke negara yang mau di invest tadi, tidak ada uang sepeserpun, mereka keluarkan modal, barang tadi dari China masuk, dibangun oleh mereka, dipasang, dikendalikan oleh mereka, dioperasikan oleh mereka di negara lain.

Lalu negara yang di invest tadi senang karena tidak pakai modal. Dimana Tiongkok dikesankan negara komunis yang baik sekali. Mau membantu ekonomi negara tersebut.

Lalu negara yang tidak mengeluarkan modal sedikitpun itu mulai menyicil investasi Tiongkok asing tadi. Dan dibayarnya pakai dollar.

Disini Tiongkok dapat dua hal. Negera yang di invest menanggung hutang mereka dan nyicili hutang Tiongkok. Bahkan, selain melunasi hutang Tiongkok, juga memberi lebihan luar biasa besar uang dolar sebagai cadangan Devisa Tiongkok karena untung nya gede banget dari mesin bekas, dihargai mesin baru!

Untungnya geopolitik dan geoekonomi para pejabat di Indonesia jago-jago. Pejabatnya tidak segeblek negara yang terpedaya dengan langkah kolonialisasi 5.0 ala Tiongkok tersebut dengan strategi export debt tadi.

Bayangkan kalau pejabatnya ngak ngerti, seperti negara Papua Nugini yang berhasil dikerjai Tiongkok misalnya, wah bisa anak cucu bangsa tersebut bisa menghujat sampai akhir jaman kepada pejabat yang berkuasa yang bisa dikadali sama komunis Tiongkok.

Bener deh, kita harus tiru cara tersebut, bukan mengikuti maunya Tiongkok, misalnya menarget mengambil bahan baku alam sebuah negara. Karena aslinya Tiongkok itu tidak punya bahan baku mineral negaranya.

Kalaupun punya, itu bukan dari tambang di Tiongkok. Tetapi tambang di Afrika, di Asia Barat, dimana mereka membeli bahan baku mentah YANG TERMURAH, dibuang sedikit pengotor lalu semuanya di angkut.

Sehingga logam tanah jarang, rare earth yang mengandung 17 unsur seperti skandium, itrium 15 unsur lantanida seperti lantanum, samarium, europium, serium, terbium dan selanjutanya.

Semua mineral di sebuah negara kalau perlu yang ada di daftar periodik diambil mereka.

Kita semua tahu logam tanah jarang itu adalah MINERAL IKUTAN, jadi negara penghasil mineral seperti dibanyak negara afrika, pejabatnya dibeli oleh Tiongkok, undang-undang negara penghasil mineral tersebut di ubah, di yakinkan hanya bayar mineral utama yang termurah. Dan Tiongkok selalu berhasil menipu daya negara-negara Afrika tersebut.

Banyak negara sudah berhasil Tiongkok kadali, sekali lagi untung negara Indonesia pejabatnya dan anggota parlemennya pinter-pinter dan nasionalis, nggak segoblok pejabat dan politikus negara Afrika yang suka duit murah dengan menjual tanah air mereka sehinga usaha seperti yang Tiongkok lakukan di Indonesia, TIDAK BERHASIL!

Alhamdulillah, amien ya robal alamin, amin ya Allah. Engkau limpahi Bangsa Indonesia dengan pemimpi (n) yang perduli, yang mendahului rakyatnya dari pada kepentingan partainya, bahkan DARIPADA KELUARGANYA pejabat Indonesia ternyata lebih mementingkan rakyatnya. Amin ya Allah.

Juga ada yang penting lagi yang wajib ditiru dari Tiongkok adalah bagaimana keluarga pejabat di bawa mengunjungi penjara koruptor, disana keluarga pejabat tersebut, sengaja diperlihatkan pejabat koruptor, diletakkan di penjara yang sangat miris sekali melihatnya sehingga badan mereka kurus kering sambil menunggu hukuman mati.

Efek keluarga, anak, istri, ayah ibu, di bawa ke penjara koruptor tadi, ternyata berhasil membuat keluarga pejabat menghentikan niatnya aji mumpung memanfaatkan fasilitas negara untuk kepetingan sendiri atau kelompoknya.

Dengan demikian, pejabat tidak akan berani korupsi. Kalau sekarang di Indonesia bagaimana? Asudalah, kalian yang jawab. Road trip perjalanan keluarga pejabat ke penjara para koruptor bisakah dijalankan?

Iya, ini adalah salah satu cara membasmi korupsi dan saya yakin pejabat sekarang pasti akan menjalankan contoh baik yang dilakukan oleh Tiongkok itu dalam waktu segera.

Berikutnya adalah bagaimana menghentikan korupsi crossborder country. Yaitu proyek yang transaksinya terjadi diluar negari. Dimana korupsi dan kick back atau apapun fee karena tidak bisa terdata jadi mengerti kalau banyak pejabat di Tiongkok melakukan proyek di luar negeri adalah untuk bagi-bagi kueh jabatan.

Jadi kalau ada proyek Tiongkok di Papua Nugini, pejabat China ngantongin duit dari Papua Nugini, pejabat Papua Nugini ngantongin duit dari proyek Tiongkok. Yang Tiongkok korupsi duit Tiongkok di luar negerinya, pejabat Papua Nugini korupsi duit negara nya di luar negeri.

Disinilah mengapa pejabat banyak negara senang dengan investasi asing di sebuah negara, karena masing-masing pihak bisa “CROSS DATA” cross transaksi di luar negara masing masing yang sulit dibaca oleh PPATK negara masing-masing.

Jadi, tidak ada peluang korupsi di dalam Tiongkok diubah menjadi korupsi di luar Tiongkok.

Disisi ini, kita mengingatkan, yang di dalam Tiongkok kita tiru dengan keluarganya di bawa ROAD TRIP kedalam penjara koruptor. Nanti terlihat dengan jelas betapa sarana penjahat koruptor itu.

Lalu masih bisa main ya di luar negeri ternyata, lalu bagaimana menyetopnya sementara cara bernegaranya adalah mengajak investasi asing masuk? Kok jadi serba salah begini ya bernegaranya? Sekali lagi, untung itu semua terjadi bukan di negara kita tercinta ini, tetapi di negara tetangga yang bedebah itu. #peace ***

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article