Jurnal Faktual
  • News
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
    • Birokrasi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Profil
  • OpiniHot
No Result
View All Result
Kirimkan
Jurnal Faktual
  • News
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
    • Birokrasi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Profil
  • OpiniHot
Kirimkan
  • Login
  • Register
New & Opini
Home Opini

Menguak Struktur Jaringan Radikalisme dan Terorisme Kontemporer di Indonesia

by Heru Harjo Hutomo
6 bulan ago
in Opini
Reading Time: 5min read
0
Gambar ilustrasi: "Pecah Ndasmu," 40x50 cm, media campur di atas kertas, Heru Harjo Hutomo, 2014

Gambar ilustrasi: "Pecah Ndasmu," 40x50 cm, media campur di atas kertas, Heru Harjo Hutomo, 2014

Share on FacebookShare on Twitter

jfID – Dalam diskursus radikalisme dan terorisme terdapat dua macam bentuk aksi lapangannya: tunggal dan komplotan. Dalam hal ini saya ingin mengupas pola dan mekanisme radikalisme dan terorisme yang berkomplot. Mengingat pengutamaan program pencegahan daripada penindakan yang dicanangkan pemerintah dan beberapa bukti terkait dengan corak radikalisme dan terorisme kontemporer yang tak lagi lekat dengan citra agama, bahkan terkesan politis, saya kira menjadi penting untuk dikupas pola dan mekanisme mereka (Radikalisme dan Terorisme Sebagai Fenomena Ideologis, Bukan Agamis, Heru Harjo Hutomo, https://jalandamai.org).

Radikalisme dan terorisme kontemporer di Indonesia, dari berbagai catatan yang ada selama ini, khususnya yang berafiliasi dengan IS (Islamic State), tak lagi memiliki karakteristik dan pola perekrutan serta aksi lapangan sebagaimana yang selama ini ditunjukkan oleh Al-Qaeda maupun JI. Di samping adanya pemilahan antara kafir harbi dan kafir dzimi yang sama-sama berhak untuk dizalimi, mereka terkesan hanya memakai agama sebagai kemasan belaka. Sehingga, dari berbagai pelakunya yang dapat dibekuk, sangat tampak bahwa mereka bukan berasal dari kalangan yang latar-belakang agama yang kuat (Hikayat Binatang Agama dan “Bertolak Dari yang Ada”, Heru Harjo Hutomo, https://jalandamai.org ). Pun, pendekatan mereka lebih menggunakan pendekatan terorisme purba, dengan merekrut para mantan “preman” dengan segala tabiat dan modus operandi khas mereka di lapangan, yang sama sekali jauh dari permasalahan ideologi sehingga tampak bahwa mereka seperti halnya para pelaku kriminal biasa (Mengakrabkan Diskursus Kontra Radikalisme-Terorisme Pada Anak-anak, Heru HarjoHutomo, https://jurnalfaktual.id).

Dengan melihat struktur organisasi IS di Marawi, setidaknya mereka memiliki dua organ utama yang saya sebut sebagai organ “wani wirang” dan organ “masturbasif.” Organ “wani wirang” biasanya terdiri dari kalangan kelas menengah ke atas atau the have. Mereka umumnya para “public figure” yang memiliki status sosial dan posisi yang strategis di masyarakat. Omanta Maute adalah salah satu buktinya dimana IS Marawi mendapatkan sokongan finansial darinya. Ia merupakan seorang senator di kotanya. Sementara organ “masturbasif” merupakan para peracik strategi sekaligus eksekutor di lapangan. Saya sebut “masturbasif” karena organ ini sebagian besar memang karib dengan kekerasan seperti halnya para preman dengan segala karakteristiknya: perebutan dan penguasaan wilayah, penggunaan cara-cara yang menyimpang dari hukum ataupun tata perundangan yang ada, absolutisme “kebenaran”, dan watak untuk tak mau berbagi ruang.

Secara sekilas, mereka memang tampak laiknya jaringan mafia dengan kedok agama maupun ideologi tertentu, yang seolah sangat gampang untuk ditundukkan sebagaimana jaringan preman biasa. Padahal, dalam kenyataannya, jaringan terorisme kontemporer tersebut bersifat patah tumbuh hilang berganti dengan modus operandi yang tak jauh berbeda: bersenjatakan pisau, parang, gunting, dst., serta aksi yang tampak nekat sehingga dengan secepat kilat dapat dibekuk. Tapi mengingat banyaknya aksi yang serupa selama ini membuktikan bahwa kunci militansi mereka tak lagi terletak pada ideologi dan ideologisasi maupun kecerdikan aksi-aksi lapangannya, mereka hidup dengan cara menyusup pada gerakan ataupun organisasi tertentu dan lihai dalam menggandakan diri serta pola (Maling Teriak Maling: Analisis Diskursif Tentang Kemunbgkinan Maraknya Kejahatan, Radikalisme dan Terorisme di Tengah Wabah Corona, Heru Harjo Hutomo, https://jalandamai.org). Satu hal lagi, mereka sangat cakap dalam membuat kebingungan dan kekacauan informasi di masyarakat, terutama di kalangan akar rumput—dan biasanya ketika banyak orang telah bingung, tiba-tiba aksi yang terbilang radikal dan teroristik terjadi laiknya sebentuk spontanitas dan kriminalitas biasa. Padahal, sendainya diseksamai, kesan “biasa”, karena mampu menjadi sebuah “kebiasaan”, adalah sebuah “keluarbiasaan”.

(Heru Harjo Hutomo: penulis, peneliti lepas, pemerhati radikalisme dan terosime, menggambar dan bermain musik)

BACAJUGA

Radikalisme, Konsep dan Transformasi Diri dalam Tasawuf

ShareTweetSendShare

Related Posts

Dunia Riset dalam Jerat Pancasila

2 hari ago
Soeharto, Presiden kedua Republik Indonesia

Mencegah Pak Harto 3 Periode

3 minggu ago
"Kelam Zaman Masyarakat Tontonan," 60x100 cm, Heru Harjo Hutomo, 2020

Kinerja Tubuh Manusia dalam Anime: “Hataraku Saibō”

1 bulan ago
Ilustrasi Over Fishing Lobster (foto: Inews)

Regulasi Larang Ekspor Benih Lobster Tidak Jelas, Alias Statemen Doang

1 bulan ago
Agus Harimurti Yudhoyono (foto: istimewa)

Ujian Sang Mayor

1 bulan ago
Ilustrasi keberingasan Kapitaslime

Kapitalisme Lahir Karena Indonesia

1 bulan ago
Load More
Next Post
Pantauan Kabag SDA Pemerintah Kabupaten Sumenep di lokasi (foto: Redaksi)

Fenomena Lumpur dan Gas Menyembur, kembali Terjadi di Sumenep

Discussion about this post

POPULER

  • Baca
  • Opini
  • Berita
Foto : Mayat bayi terbungkus kardus yang ditemukan berjenis laki-laki yang menggegerkan Warga Gang Nurul Yaqin Batu Mandiri, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela Kota Mataram.
Berita

Ditemukan Mayat Bayi Terbungkus Kardus di Jempong Baru

15/04/2021
Foto : Sejumlah saksi dan korban dalam kasus dugaan pencabulan yang melibatkan terduga oknum Sekretaris Desa Karampi, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, saat memberikan keterangan kepada Penyidik Polres Bima Kota.
Berita

Polisi Periksa Saksi dan Korban Dugaan Pencabulan Sekdes Kerampi

15/04/2021
Satresnarkoba Polrestabes Medan gelar pemusnahan barang bukti Narkotika yang sekaligus buka puasa bersama dihadiri Walikota Medan Boby Nasution
Hukum dan Kriminal

Satresnarkoba Polrestabes Medan Gelar Pemusnahan Barang Bukti Narkotika Dan Buka Puasa Bersama

15/04/2021
Kapolda Sumut Irjen Pol Drs RZ Panca Putra Simanjuntak saat pengungkapan dan pemusnahan narkoba di depan aula Tribrata Mapolda Sumut yang dilanjutkan dengan bukq puasa bersama,Rabu sore (14/4/21)
Hukum dan Kriminal

Ditresnarkoba Polda Sumut Gelar Pemusnahan Barang Bukti Narkotika Dan Buka Puasa Bersama

15/04/2021
Jurnal Faktual

© 2020

Informasi

  • Pedoman
  • Redaksi
  • Periklanan
  • Privacy Policy
  • Tentang
  • Rilis Berita
  • Saran Translate

Terhubung

No Result
View All Result
  • Opini
  • News
    • Birokrasi
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Wisata
    • Profil
    • Polling
  • Kirim Tulisan
  • Login
  • Sign Up

© 2020

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.