Kesadaran di Tengah Pandemi Covid-19

Rasyiqi
By Rasyiqi
5 Min Read
landmarkoutreach.org
landmarkoutreach.org

Oleh: Nur Hayati

jfID – Desember lalu, kemunculan virus korona atau covid-19 yang pertama kali terjadi di Wufan China telah membuat dunia geger dengan penyebaran virus yang terbilang cepat dan mematikan. Jika dibandingkan dengan virus sebelumnya seperti SARS dan MERS, wabah covid-19 memiliki tingkat kematian yang sedikit relatif rendah.  

Penetapann status gawat darurat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) seluruh negara menjadi waspada, yang tidak hanya pada penyebarannya namun juga terhadap dampak perekonomian dunia yang akan terjadi. Sebab seperti yang dirasakan Indonesia saat ini. Wabah tersebut telah membuat sebagian besar perekonomian masyarakat Indonesia menurun. 

Di tengah pandemi covid-19 ini, berhutang dipilih pemerintah untuk memperkuat sektor keuangan guna menjaga pertumbuhan ekonomi. Sebab utang dijadikan alternatif karena mencari dana melalui penerbitan surat utang atau surat berharga negara. Karena investor tengah panik menghadapi ketidakpastian pandemi. Meski begitu, hal ini tentu akan menyebabkan penambahan utang pemerintah dengan risiko pelebaran defisit APBN seiring dengan penambahan pembiayaan dan penurunan penerimaan pajak (Utang Bisa Menjadi Alternatf, Kompas, 24 Maret 2020).

Persoalan ini menjadi cukup urgen, mengingat imbas dari virus ini adalah perekonomian negara. Sehingga mengeluarkan kebijakan berupa stimulus ekonomi Jilid I dibidang pariwisata dengan melakukan pelarangan penerbangan dari dan menuju Tiongkok pada pertengahan Februari lalu. Namun dengan adanya kasus WNI yang positif terjangkit virus ini, maka kebijakan tersebut dianggap tidak relevan. Sehingga penetapan aturan baru segera dikeluarkan dengan istilah Stay at Home (di rumah saja), semuanya dikerjakan dirumah, baik dari belajar online, belanja online, ataupun bekerja secara online.

Dalam situasi pandemi global ini, dampak kepada Indonesia akan sangat besar. Baldwin dan Mauro menunjukkan ada tiga hal yang perlu diantisipasi dari kejutan ekonomi (Economic Shock). Pertama, dampak kesehatan (Medical Shock). Kedua, dampak ekonomi terjadi akibat pembatasan, termasuk karantina ataupun Social Distancing. Ketiga, dampak psikologi, yakni akibat ketakutan atau kekhawatiran, orang akan menunda aktivitas ekonominya.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi China. Jika ekonomi China mengalami perlambatan sebesar 1-2%, maka akan berdampak pada menurunnya ekonomi Indonesia sebesar 0,1-0,3% terhadap ekonomi Indonesia. Terlebih negara yang menjadi tuan rumah virus pandemi ini adalah negara China yang sedang berada dijalur untuk menjadi pemain nomer 1 dunia. Yang terus menguntit Amerika Serikat (AS) diposisi 2 dunia, dengan PDB sebesar USD 13,1 triliun (Eka Budiyanti: 2020, 19-24).

Usaha pemerintah dengan mengeluarkan surat edaran berupa intruksi Social Distancing menjadikan perputaran perekonomian semakin tersendat. Sehingga membuat masyarakat takut untuk keluar rumah. Dan hal ini berimbas pada perekonomian masyarakat kecil di daerah pedesaan yang cukup memprihatinkan. 

Dalam konteks ini yang menjadi sangat urgen adalah bagaimana pemerintah dapat menstabilkan kembali perekonomian masyarakat Indoneisa. Bagaimanapun caranya keadaan ini sangat mengganggu, bila melihat dari satu sisi saja pemerintah telah melakukakan  pengeluaran peraturan untuk meminimalisir pandemi penyebaran covid-19 tersebut. Namun dilain sisi banyak ditemukan sebagian masyarakat Indonesia belum menyadari akan gentingnya pandemi ini. Hal ini dapat kita jumpai didaerah pedesaan yang cenderung tidak peduli. 

Maka perlu adanya sebuah kerja sama antara pemerintah dan masyarakat—khususnya pedesaan—untuk mengedepankan peraturan yang telah ditetapkan dan meningkatkan kesadarannya. Sebab penyebaran virus ini sangat cepat, sehingga mereka harus menghindari kerumunan guna meminimalisir kemungkinan penularan. Maka bila kerjasama ini dapat direalisasikan, pandemi covid-19 ini akan juga cepat terselesaikan. Begitu pula sektor ekonomi Indonesia akan kembali membaik. 

Tentang Penulis: Nur Hayati, Anggota Forum Lingkar Pena (FLP) PP. Annuqayah Latee II Ranting Sumenep.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article